Usik

2.1K 352 92
                                    






Beberapa jam yang lalu......




Jennie menatap bayangannya di cermin. Hari ini Jennie akan ke kantor polisi,menanyakan perkembangan pencarian Yerim. Ia tidak bisa hanya duduk saja di rumah sedangkan adiknya itu entah di mana.

Jennie melirik ponselnya yang berbunyi di atas meja rias dari nomor yang tidak dikenal. Kedua alisnya tertaut.

"Hallo..."

"...."

"Iya,saya sendiri."

"....."

Mata gadis itu membulat sempurna,menatap ke satu objek. Nafasnya tercekat,tangannya yang memegang ponsel bergetar,mendengar kalimat demi kalimat yang dilontarkan oleh orang di sebrang sana. Tanpa menunggu si penelpon menyelesaikan kalimatnya,Jennie menutup telepon nya sepihak dan berlari menuju rumah sakit yang sudah diberitahukan si penelpon tadi.





Dengan nafas terengah-engah,Jennie berlarian menyusuri setiap koridor rumah sakit. Dari ujung koridor,Jennie bisa melihat ada dua polisi berdiri di depan ruang operasi. Jennie berlari menghampiri keduanya.

"Di mana Yerim?"

Kedua polisi itu saling lirik,kemudian menatap gadis didepannya.

"Kim Jennie?" Jennie mengangguk cepat.

Kedua polisi itu kompak menghela nafas panjang. "Saya yang menghubungi anda tadi__begini Nona,dalam kasus ini murni kecelakaan. Adik anda sendirilah yang menyebabkan kecelakaan ini bisa terjadi. Pertama;Dia melanggar rambu lalu lintas. Kedua;Dia berkendara dalam pengaruh alkohol. Dan yang membuat saya heran,dia dibiarkan mengemudi padahal dia belum memiliki surat izin mengemudi. Ini bisa di proses hukum,Nona" jelas salah satu dari keduanya.

Jennie berbalik memunggungi kedua polisi itu,ia mengusap wajahnya kasar. Ini salahnya,ia terlalu memanjakan Yerim dan menuruti semua kemauan anak itu.

"Kalau begitu saya permisi,Nona" ucapnya lagi. Mereka menunduk sejenak kemudian berlalu pergi meninggalkan Jennie yang meremas rambutnya frustasi.






Tak lama pintu ruang operasi terbuka,menampilkan dokter dengan pakaian hijaunya.

"Bagaimana adikku dokter? Dia baik-baik saja kan? Lukanya tidak parah kan?"

Dokter itu membuka maskernya. "Kondisi pasien jauh dari kata baik-baik saja" ujarnya membuka suara. Bukan maksud untuk membuat keluarga pasien panik,tapi memang begitulah adanya.

"Dari semua luka yang ia miliki,jantungnya lah yang paling mengkhawatirkan. Jantung nya tertusuk kaca dan anda tahu seberapa seriusnya ini? Dia tidak bisa bertahan dengan jantung itu,pasien harus mendapatkan jantung baru untuk tetap hidup."

"Tranplantasi jantung harus dilakukan sebelum 48 jam. Jika tidak,anda harus mempersiapkan diri anda"






**

Rosie duduk melamun di atas ranjangnya. Ucapan Jennie terus berputar di kepala. Rosie harus memberikan hidupnya untuk kelangsungan hidup orang lain.

Lalu bagaimana dengan ku?  -Rosie.












"Tadaaaaa....."

Jisoo tiba-tiba muncul dari balik pintu dengan dua kantong kresek dan ditangannya. Secepat kilat raut wajah Rosie berubah ceria.

Jisoo menyimpan bawaannya di meja yang tersedia. Kemudian ia menghampiri Rosie yang terus memandangi nya sejak ia datang.

Bunga TerakhirWhere stories live. Discover now