Part 29

3.1K 429 36
                                    

Regina melangkahkan kakinya menuju ke toilet dengan perasaan marah luar biasa. Sesampainya di dalam toilet, wanita itu berdiri di depan cermin besar yang terdapat di dalam toilet. Regina menatap dirinya sendiri. Dia cantik dan seksi tetapi kenapa Bima malah dari dulu tidak pernah menyukainya. Padahal Regina benar-benar telah jatuh cinta kepada pria itu.

Dan sekarang dengan matanya sendiri, adik tiri yang begitu dia benci memeluk dan mencium Bima. Regina tahu pasti Renata menggoda Bima sehingga pria itu takluk. Seharusnya dulu Regina tidak menjebak Renata, walau rencana Regina berhasil sehingga membuat Renata di usir dari rumah dan di sekolahkan ke sekolahan asrama, serta membuat Ayah tirinya membenci anaknya, tetapi sekarang rencananya itu membuat Renata menjadi dekat dengan Bima.

Tadi awalnya Regina senang bisa hadir di acara yang begitu besar. Acara di mana para pengusaha dan eksekutif muda berkumpul. Regina juga melihat ayah sahabatnya yang merupakan sugar Daddy-nya datang bersama istrinya. Diam-diam Regina mentertawakan wanita itu karena tidak tahu kalau suaminya itu selingkuh dengan teman anaknya sendiri.

Bahkan Regina harus menahan tertawa ketika Regina ke rumahnya dan wanita itu menyambutnya dengan ramah tanpa tahu kalau suaminya baru saja mengerang nikmat di atas tubuh Regina, sambil memanggil nama Regina ketika pria itu mendapatkan pelepasannya.

Dan rasa senang Regina berubah dengan cepat ketika Bima datang bersama dengan Renata, adik tiri yang begitu dia benci. Renata terlihat memegang lengan Bima dengan mesra membuat Regina sekuat tenaga menahan dirinya untuk tidak menarik Renata dan menjambak rambutnya karena begitu berani merangkul pria yang dia cintai.

Regina begitu tidak menyangka hubungan antara Bima dan Renata begitu akrab dan dekat. Dan bagaimana mungkin Renata bisa datang bersama dengan Bima ke acara yang begini besar. Sepanjang malam Regina harus menahan diri melihat Renata di ajak Bima berkenalan dengan para kolega dan rekan bisnisnya bahkan Renata juga dikenalkan dengan para sahabat Bima yang datang bersama istri mereka. Seharusnya Regina yang berada di sana, tertawa dan mengobrol akrab dengan para kolega Bima bukannya malah Renata, adik tiri yang begitu Regina benci.

Tangan Regina mengepal erat ketika mengingat bagaimana Bima dan Renata berdansa dengan mesranya, lalu bagaimana Bima mengajak Renata ke arah balkon.

Regina yakin sekali kalau Renata merayu Bima, bahkan dengan beraninya Renata mencium pria itu di tengah-tengah pesta yang begitu banyak orang yang hadir. Regina tidak rela dan tidak bisa membiarkan Renata memiliki Bima. Adik tirinya itu harus hancur. Regina harus bisa membuat Renata tidak berharga lagi sehingga Bima akan merasa jijik berada di samping Renata.

Dari mata Regina terpancar sinar kebencian. Dan di kepalanya tersusun rencana untuk membuat Renata hancur dan tidak berharga lagi. Dia harus membuat Renata hancur sehancur-hancurnya sehingga wanita itu tidak akan berharga lagi di mata Bima dan pria manapun juga. Dengan tekad yang menyala Regina lalu keluar dari dalam toilet.

Mata Regina mencari-cari dan menemukan apa yang dia cari, melangkah dengan santai, Regina mendekati pasangan separuh baya yang sedang mengobrol santai di sebuah meja yang terletak di sudut.

"Malam Om, malam Tante ," sapa Regina ramah kepada orang tua Angie, sahabatnya.

"Lho, Regina datang juga ya ?" Tanya Hanum istri dari Effendi. Wanita itu sedikit heran kenapa ada Regina di acara yang merupakan acara para pengusaha itu, karena setahu wanita itu harus ada undangan khusus untuk bisa masuk ke dalam pesta malam ini.

"Iya, Tante, Regina dapat undangan karena ada mantan rekan almarhum papa yang mengirimkan undangan," jawab Regina berbohong dengan lancar. Padahal jelas-jelas undangan yang Regina dapat dari Effendi, setelah wanita itu merengek ingin pergi ke acara ini.

Sang Playboy Jatuh CintaWhere stories live. Discover now