Kiss | RinSagi

16.6K 1.1K 106
                                    

My favorite otp in bllk.

Warning kiss scene⚠⚠⚠
...

Bunyi kecipak dari dua bibir yang saling bertaut itu mengalun di toilet. Ciuman yang agak terburu-buru tanda bahwa keduanya amatir dalam hal tersebut---Isagi Yoichi tak pernah membayangkan dirinya berciuman dengan rivalnya Itoshi Rin. Sudah sekitar lima belas menit sejak Rin menyeretnya ke toilet dan memojokkan dia ke dinding lalu melumat bibirnya dengan rakus.

"Nghh... Rinhh...  s-sesa... mnhh." Isagi memukul pelan bahu lebar Rin. Tubuhnya sudah melemah, dadanya sesak ingin meraup oksigen sesegera mungkin. Rin melepaskan tautannya lalu mengusap saliva yang membasahi bibirnya.

Setelah membiarkan sang lawan main menghirup oksigen, bukannya menyudahi acara ciuman Rin malah memajukan wajahnya kembali. Menarik wajah Isagi sehingga tersisa beberapa senti saja.

"Belum cukup, aku masih belum puas. Bibirmu enak," ucapnya dengan wajah datar. Ketika hendak menyatukan kembali bibirnya indra pendengarannya menangkap suara.

"J-jangan terlalu k-kasar tapi---"

Perkataannya terhenti saat bibirnya dilumat pelan. Rin sedikit menggigit bibir bawah Isagi agar si empunya membuka bibirnya dan melesakkan lidahnya. Bunyi tak senonoh beralun disetiap sudut toilet. Isagi berdoa semoga tak ada yang datang kemari.

Lidah panjang Rin mengeksplorasi setiap titik di rongga Isagi. Lidah mereka saling membelit, keduanya mungkin sudah panas sedari tadi. Isagi berpikir ditengah ciuman panas itu. Sejak kapan dia menikmati dilahap oleh rivalnya, padahal dilapangan dia selalu ingin melahap Rin.

Terhitung sudah tiga kali pemuda berbulu mata lentik itu menciumnya. Mungkin dua karena yang pertama itu Isagi, itu pun tanpa disengaja. Di hari itu...

Saat itu setelah pertandingan bersama Nagi, Barou dan Chigiri. Isagi senang sekaligus sedih karena dia berpisah dengan mereka. Dia bertekad untuk melampaui Rin.

Setelah mandi Isagi melihat Rin di lapangan sedang melakukan gerakan yoga. Dia memutuskan untuk ikut melakukan gerakan yoga Rin. Kalau mencoba aku juga mungkin bisa!

"Mau apa kau?" Tanya Rin ketus. Ia masih mempertahankan gerakan yoganya.

"Aku ingin mengikuti latihan sepertimu," ucap Isagi dengan semangat yang berkobar.

"Coba saja kalau bisa." Rin menaikkan kakinya ke atas dan menahannya dengan satu tangan.

Gila satu tangan? Aku juga bisa, batin Isagi.

Pemuda berambut sewarna blueberry itupun mencoba gerakan yang sama. Namun karena tidak seimbang tubuhnya sedikit oleng lalu jatuh menimpa Rin. Yang tertimpa tentu saja langsung bangkit dan mendorong si pelaku.

"Ck, sialan! Kalau tidak bisa jangan mencobanya!" Rin menarik kaus Isagi, membuat si blueberry meringis.

"Ya aku kan mau cob---eh!" Entah bagaimana jadinya kaki Rin oleng dan sekarang giliran pemuda itu yang menimpa.

"Aduh, sakit em---" Isagi tanpa sengaja memajukan wajahnya dan bibir tipisnya menyentuh benda kenyal. Apa ini?

Segera Isagi membuka matanya, ia melihat wajah Rin yang sangat dekat. Saat sadar bibirnya tidak sengaja mencium bibir Rin, pemuda itu langsung mendorong rivalnya dengan kencang.

"First kiss ku? Ah, Rin maaf! Ak-aku tidak sengaja ... lagian ini salahmu yang menimpaku kan," ucap Isagi sambil menutup bibirnya dengan tangan.

Sekarang di mata Rin bocah berambut blueberry itu tengah berlagak jadi korban. Hal itu membuat Rin kesal lalu menghampiri Isagi yang masih terduduk. Ia mencengkeram pipi Isagi kencang dan mencium bibirnya dengan ganas. Isagi yang kewalahan hanya pasrah saat lidah Rin masuk dan menjelajahi setiap giginya.

Suara kecipak serta desahan pelan Isagi membuat Rin sadar. Awalnya dia hanya ingin membalas dengan memukul tapi tubuhnya malah ingin merasakan manis bibir Isagi.

Isagi mendorong bahu Rin. Lelehan air mata membasahi wajahnya yang memerah. Ia berdiri lalu berlari pergi dari ruang latihan, meninggalkan Rin yang termenung.

Isagi menangis? Tapi apa ini ... kenapa aku malah ingin menciumnya lagi? Sialan, bibirnya terlalu candu, batin Rin.

***

"Mnhh Rinhh, s-suda... Hahhh." Pagutan itu terlepas, saliva keduanya menetes. Wajah Isagi terasa panas, matanya berkaca-kaca. Ia mengusap sudut bibirnya yang memerah.

Semua itu tak luput dari pandangan Rin. Pemuda bersurai arang itu memalingkan wajahnya, entah kenapa Isagi terlihat sangat menggemaskan sekarang. Sial, Rin rasa dia sudah gila karena tak ingin menyudahi ciumannya.

"Kita sudahi hari ini, besok kita akan bertanding dengan U-20. Tidurlah." Rin membuka pintu lalu beranjak pergi keluar sambil memegang wajahnya yang memerah sampai telinga.

Setelah kepergian sang rival, Isagi berjongkok dan menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya. Kini ia merasa perutnya dipenuhi oleh kupu-kupu beterbangan.

Ah, semoga besok dia masih bisa dilahap Itoshi Rin.

Begitulah pikir Isagi.

[Fin]

Weeeeh aku buat apa ini? 🗿🗿🗿

Bubayyyy

Blueberry | Blue Lock • Isagi HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang