Little Gift | KaiSagi

7.4K 649 81
                                    

Kaiser so fruity

Alternative Universe~

Btw si Kaiser ini agak mirip siapa ya sifatnya? Kayak tau tapi nggak tauuu....















Happy Reading! Minna-san~

•••

"Yoichi-kun~"

Sekujur badan Isagi tiba-tiba merinding saat mendengar seseorang memanggil nama kecilnya. Siapa lagi kalau bukan Kaiser Michael, seorang siswa pindahan dari Jerman. Karena mereka satu klub yaitu sepakbola, cowok itu selalu mengganggunya. Terkadang Kaiser juga sering melakukan hal yang tidak boleh dilakukan oleh laki-laki ke laki-laki lainnya. Isagi sedikit menyesal karena memilih sekolah ini dan masuk ke klub sepakbola jika harus bertemu dengan jelmaan setan seperti Kaiser.

Isagi menoleh ke belakang, disana di jarak kurang lebih delapan meter dari parkiran, Kaiser tersenyum sambil memegang jersey klub. Isagi pasrah saja, dia bahkan tidak tahu apa yang sekarang senpainya itu pikirkan. Yang pasti dia dalam bahaya.

Kaiser berjalan mendekati Isagi, senyuman mencurigakan itu masih terpatri di wajahnya. 

"Anoo senpai, ada ap---eh t-turunkan aku! Kaiser sialan kau mau apa hah?!"

Dengan tanpa dosa Kaiser menggendong Isagi di bahunya. Tingkahnya sudah seperti penculik sekarang, ah ini memang penculikan. Beruntung tidak ada yang melihat karena saat ini parkiran sedang sepi, hari juga sudah mulai larut.

"Mari kita main sebentar Yoichi-kun~" Kaiser mendudukkan Isagi di kursi depan lalu mengunci pintunya. Ia masuk ke mobil dan duduk di kursi pengemudi.

"Hei! Mau dibawa kemana aku?! KAISER MICHAEL SIALAN!" Isagi menggeplak kepala si pirang tapi malah dibalas senyuman. Sepertinya selain gila, Kaiser juga masokis.

"Pakai sabuk pengamannya, kita cuma 'main' sebentar kok," balas Kaiser. Ia memasangkan Isagi seatbelt sambil mengecup pipi putih Isagi.

Kini kepala si blueberry nampaknya berasap, kali ini wajahnya memerah bukan karena marah melainkan malu. Meskipun Kaiser kerap melakukan hal semacam sekuhara kepadanya. Tapi ketika dia mengecup pipinya atau mengusak gemas rambutnya, Isagi pasti memerah malu.

"Aha, Yoichi-kun sepertinya tersipu?" Kaiser menyalakan mobilnya lalu berkendara dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan kota Tokyo.

Isagi mengalihkan pandangannya ke arah kaca mobil, "Kata siapa? Jangan sok tau dasar menyebalkan!" Ketusnya.

Kaiser melirik sebentar lalu terkekeh, dalam hati ia berkata, aku suka sisi Yoichi-kun yang seperti ini, menggemaskan sekali.

●○●○

Mobil berhenti di sebuah pusat pembelanjaan yang terkenal di Tokyo. Isagi bernapas lega, untung saja Kaiser tidak mengajaknya ke Love Hot---Isagi menggeleng keras. Mana mau dia main atau menginap ke tempat seperti itu.

"Yoichi-kun, ayo!" Pemuda berdarah Jerman itu menggandeng tangan kanan Isagi.

"Eh, eh tunggu! Memangnya kau mau apa kemari Senpai?!" Isagi menyingkirkan tangan Kaiser dan menatapnya tajam.

Kaiser tersenyum lalu menjawab, "Membeli hadiah."

"Kenapa harus mengajakku? Kan ada Ness-senpai," tanya Isagi.

Keduanya berhadapan dengan saling menatap mata. Kaiser terkesima saat iris biru itu nampak bersinar. Jelas sekali, Kaiser mana mampu mengalihkan pandangannya maka dari itu, yang memutus pertama kali adalah Isagi.

"Ya, ya baiklah. Tapi tak ada untungnya loh mengajakku," ucapnya sambil masuk ke dalam, Kaiser mengikuti dari belakang.

"Sebenarnya aku dekat dengan anak perempuan, besok dia berulang tahun. Jadi---"

Isagi menghentikan langkahnya membuat Kaiser hampir menabrak punggungnya. Untung Kaiser lebih tinggi, jadi seperti Isagi sedang bersandar kepadanya kan? Ayolah Kaiser hentikan imajinasi anehmu!

"Aaah senangnya bisa dekat dengan gadis... kalau gadis itu sukanya apa ya? Kue kah... benda lucu? Oke kita ke toko pernak-pernik itu saja!" Isagi menarik tangan Kaiser, sekarang dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan dimana Kaiser pasti akan berganti target. Sepertinya anak perempuan yang akan berulang tahun itu sangat menarik sampai Kaiser pun ingin memberi hadiah.

Itu dipikiran Isagi sedangkan Kaiser ...

Cowok tinggi itu bermesem ria, Kaiser sangat beruntung karena Isagi menggadeng tangannya duluan. Padahal Kaiser sama sekali tidak tahu hari ulang tahun anak gadis tetangga apartemennya. Sepertinya Kaiser harus memberikan sesuatu untuknya.

Sesampainya disana Isagi ribut ingin memilih yang mana karena semuanya terlihat bagus. Dari pita, topi, jepitan, bahkan gelang lucu. Ada satu yang sedari tadi sangat menarik perhatian Isagi. Itu sebuah cincin couple perak dengan ukiran bulan dan bintang. Simpel tapi menarik dan cantik.

"Senpai, menurutmu ini bagus tidak? Cantiknya...." Isagi berbinar-binar melihatnya.

Kaiser tersenyum tipis sangat tipis bahkan Isagi pun tak menyadarinya. Ia menepuk bahu Isagi, "Aku sudah menemukan hadiahnya."

Isagi memiringkan kepalanya bingung, "Mana?"

Kaiser berusaha menahan gemas, "Sudah kuambil kok, sudah larut nih. Ayo pulang, atau... kau mau menginap di Love Hotel?" Kaiser memberikan seringai menggodanya.

"BAKA! KAU SAJA SANA!!!" Isagi pun langsung pergi ke luar toko dengan kencang. Ia berlari ke arah parkiran mobil.

Kaiser menahan tawanya, ia mengambil kotak cincin itu beserta jepitan doraemin yang tadi ia pilih. Ia membawanya ke kasir lalu membayarnya.

○●○●

Isagi berjongkok di bawah mobil Kaiser dan memainkan sepatunya. Tas miliknya tertinggal di dalam mobil, harusnya tadi dia bawa saja agar tak bosan. Beberapa menit kemudian Kaiser datang dengan tas kertas di tangannya. Seperti biasa ia memancarkan senyum menyebalkan.

Isagi bangkit lalu bertanya, "Sudah belinya senpai? Aku mau pulang, orangtuaku pasti cemas."

"Nih untukmu," ucapnya sambil mengeluarkan kotak cincin dari tas. Satu cincin bentuk bintang dipakai di jari manis tangan kirinya. Yang berbentuk bulan ia berikan pada Isagi yang kini terpaku.

"Itu... cincin yang tadi?" Tanya Isagi tapi tak digubris oleh Kaiser yang sekarang malah memasangkan cincinnya di jari manis Isagi.

"Hmm pas! Cantik kan? Jangan dilepas atau dibuang ya. Soalnya ini terlihat bagus di tanganmu," tutur Kaiser dan menatapnya lembut.

Isagi gelagapan, saat ini dia tidak tahu harus merespon seperti apa. "Eh anu, ini emm, apa maksudnya?"

"Cuman hadiah kecil untukmu, ayo kita pulang!"

Isagi hanya mengangguk sebagai jawaban. Diperjalanan mereka berdua hanya terdiam, situasinya sangat canggung. Bahkan setelah sampai di depan rumah Isagi, bocah blueberry itu enggan bicara.

"Tidur yang nyenyak ya, Yoichi-kun~" Kaiser mengusap rambut Isagi dengan lembut.

"T-terimakasih untuk... err cin...cinnya! A-aku pasti akan menjaganya senpai!" Isagi membuka sabuk pengaman dan pintu mobil dengan buru-buru. Kali ini ia tidak melupakan tas ranselnya.

Tapi sebelum Isagi pergi, Kaiser menariknya.

Kecupan kilat di bibir Isagi dapatkan.

"Terimakasih juga untuk hari ini." Kaiser tersenyum lebih manis sekarang. Ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, jantungnya berdebar kencang. Wajahnya memerah sempurna, dia mencium Isagi?! Yang benar saja!

"Eh, apa yang barusan terjadi?" Isagi menyentuh bibirnya, dia masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan aneh di hatinya. Padahal yang dilakukan Kaiser adalah sekuhara, tapi kali ini Isagi tidak marah.

Bulan dan Bintang selalu bersama setiap malam. Meskipun terkadang bintang tak terlihat itu bukan berarti dia benar-benar tidak terlihat. Hanya saja ada jarak diantara keduanya. Seperti Isagi dan Kaiser.

[End]

Tamat loh ya... gadak lanjutan ni oneshoot. Mungkin?

Di chapter ini aku kayaknya terlalu puitis😳

Oke sampai jumpa di chapter selanjutnya~

Baibai

Astawife_/Ran

Blueberry | Blue Lock • Isagi HaremWhere stories live. Discover now