Ini kayaknya bakal jadi threeshot kayak yang drama.
•••
"Gue mau lo jadi pacar pura-pura gue, cuman sebulan aja plisss mau ya, Isagi?" Reo si anak konglomerat tiba-tiba saja mengajak Isagi yang notabenenya seorang Remaja Ku(liah) Pu(lang) menjadi pacar pura-puranya.
Syok? Tentu saja. Pengen nabok orang? Jelas, soalnya Isagi belum pernah pacaran dan sekalinya ada yang ngajak cuman jadi pacar sewaan! Sungguh ter~lalu~
"Nggak deh, lo cari yang lain aja." Isagi berdiri dan menggendong tas ranselnya. Pemuda itu berterimakasih kepada Reo karena sudah mentraktirnya di kafe mahal ini.
Tapi lengannya dicekal, Reo menatapnya bak anak anjing. Sungguh me~las~
"Gue udah terlanjur bilang gay ke bonyok! Mereka mau gue bawa pacar ke rumah, please bantuin yaaa~ nanti gue kasih duit yang banyak deh." Reo menggoyang tangan Isagi membuat pemuda beriris biru tua itu menghela nafasnya.
Si goblok malah bilang gay ke bonyok, pikir Isagi.
"Yaudah, tapi cuman sebulan. Nggak lebih okay?" Sebenarnya Isagi ogah, tapi diimingi duit, siapa yang nolak coba.
Toh Reo ganteng.
"Thanks banget," ucapnya lalu memeluk Isagi dengan erat. "Tapi lo nggak keberatan sama skinship kan?"
Isagi menggeleng. Dia sudah terbiasa.
Reo melepaskan pelukannya lalu mengusak rambut Isagi. "Kalau gitu kita sekarang ke rumah gue!" Ia menarik tangan Isagi keluar dari kafe.
Eh? Sekarang? Nggak persiapan dulu gitu?! Pikiran Isagi kini semrawut.
•••
Satu kata untuk rumah Reo. Badag--eh Besar! Isagi menatap takjub rumah atau mansion megah keluarga Mikage. Setelah turun dari mobil, Isagi tak pernah bosan berdecak kagum. Ah, mimpi apa semalam sampai bisa pergi ke mansion seperti ini.
"Selamat siang Reo-sama, tuan dan nyonya sudah menunggu di dalam," ucap pelayan tampan membungkuk sopan. Beberapa pelayan turut membungkuk di belakang.
Ketika sudah masuk ke ruang tamu atmosfer mulai berubah. Jantung Isagi berdetak kencang. Kenapa tiba-tiba dia menjadi khawatir takut menghancurkan ekspektasi orangtua Reo.
"Mah, Pah. Ini Yoichi, Isagi Yoichi pacar aku." Reo merangkulnya dan mengusap pipinya pelan.
Isagi tersenyum sopan, "S-saya Isagi Yoichi, salam kenal om, tante." Setelah mengatakan itu Isagi merasakan tatapan menelisik dari dua orang dewasa itu.
Mak, Yoichi takutttt! Batinnya menjerit.
"Reo, kamu yakin? Dia...
Imut banget!" Mama Reo langsung menerjang Isagi dan mencubit pipinya gemas. Sementara Papa Reo tersenyum tipis dan menyuruh keduanya duduk di sofa.
"Yaampun Reo kamu nemu di mana adek gemes ini? Kamu udah kuliah? Jurusan apa Yoichi?" Tanya Mama Reo bertubi-tubi.
Isagi menggaruk pipinya yang sedikit memerah malu, "Ekonomi tante," ucapnya.
"Kalo begitu kalian udah berapa lama pacaran?" Kali Papa Reo yang bertanya.
"Udah hampir setahun, iya kan Yoichi?" Reo mengedipkan sebelah matanya.
Isagi mengangguk dan tersenyum canggung.
"Hmm kalau gitu kamu mau nggak tinggal di sini sama Reo? Kita berdua mau ada dinas ke Florida kira-kira sampe sebulan lah. Gimana mau nggak Yoichi?" Mama Reo menggenggam kedua tangan Isagi dan memberikan puppy eyes yang sangat Isagi hindari.
Isagi mengangguk lagi, pemuda itu merutuk dalam hati karena lemah akan puppy eyes.
"Oke sudah diputuskan, kita mau berangkat hari ini iya kan Pah?"
Papa Reo mengelus rambut ungu Reo, "Ini memang tiba-tiba, tapi Papa bersyukur kamu beneran bawa pacar."
"Reo kita berangkat dulu ya!" Mama Reo menarik tangan sang suami lalu melambai ke arah Reo yang cengo.
Sampai pintu depan pun anak itu masih cengo.
"Nanti foto selfie tiap hari ya, Reo! Yoichi!" Mama Reo berteriak di dalam mobil.
Isagi terkekeh miris. Ternyata satu bulan itu bukan bohongan.
"Isagi sorry ya... lo terpaksa mesti tinggal disini karena nyokap pasti ngirim mata-mata," bisiknya.
Haruskah ini disebut beruntung? Karena kapan lagi bisa tinggal di mansion keluarga Mikage?
Fyuhh.
TBC.
Siapa yang mau jadi Isagi cung☝
Btw Isagi dijambak aja cakep ya, mana Kaiser ngejambak nya kayak dendam banget wkwkwk. Kalo bikin fic mereka tuh suka gemes hehe...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
