8

1.6K 189 2
                                    

Hari Senin, Vegas sudah bersiap-siap dengan seragam kantornya sejak pagi tadi hingga kini jam hampir menunjukkan pukul 7 pagi. Pete, sudah dua hari ini ia tidak datang ke kamarnya untuk sekedar memberitahu jika nasi gorengnya sudah siap.
Vegas tidak menunggu Pete untuk keluar kamar, untuk informasi saja. Dia hanya penasaran kenapa Pete tidak lagi mengetuk pintu kamarnya.

"Pete?"

"Pete?" Lagi, Vegas memanggil Pete yang tumben sekali belum keluar kamar, biasanya ia akan sibuk di dapur untuk membuat sarapan dan mengisi botol airnya sebelum pergi lari pagi.
Tapi Vegas hari ini tidak mendapatkan nasi goreng, hanya ada sebuah note dimeja makan bertuliskan bahwa Pete hari ini tidak masak.
Pete menyuruh Vegas untuk pergi sarapan diluar saja.

"Apa gunanya dia punya hape." Vegas menghela napas. Jika dipikir-pikir Pete seperti menghindarinya sejak malam Minggu kemarin, tepatnya saat hari dimana ia memutuskan untuk pergi ke club dan minum beberapa gelas alkohol.
Vegas tipe pemabuk yang buruk dalam mengingat.

-Saya berangkat kerja ya.-

Setelah menulis surat kembali dibawah tulisan Pete, Vegas buru-buru keluar dari rumah Pete karena taxi onlinenya sudah datang.
Vegas berencana tinggal di rumah Pete sampai sidang perceraiannya berakhir, atau mungkin sampai Vegas mendapatkan apartemen sementara waktu.
Untuk saat ini, rumah Pete adalah tempat penyembuhan yang baik.
.
.
.
.

"Aaaah."

Pete menyeruput minuman bobanya. Setelah lari pagi Pete malah minum Boba, salahkan Porsche yang tidak sengaja bertemu dengannya ditaman kota dengan Boba ditangannya, Pete yang kehausan langsung minta dibelikan, 3 gelas sekaligus.
Porsche sampai heran untuk apa Pete rajin olahraga setiap hari.

"Ga tiap hari kok, air minumnya aja yang abis." Pete menunjukkan tumblr airnya yang kosong.

Biasanya Pete akan pergi ke rumah Vegas untuk mengisi ulang tapi sejak perselingkuhan Amp, Pete tidak lagi pernah lari pagi ke daerah kompleks perumahannya.
Pete juga baru tau Porsche selalu berada di taman kota pagi pagi seperti ini, bukan untuk olahraga tapi hanya untuk sekedar makan kuliner pedagang kaki lima.

"Pete."

"Hem?" Pete mengangkat kepalanya sembari sibuk mengoyak tutup plastik minuman bobanya, banyak Boba yang tidak masuk sedotannya jadi ia akan meminumnya langsung tanpa sedotan.

"Menurut kamu Kim itu kaya gimana orangnya?"

Mengingat kasus perselingkuhan Amp saja Kim sampai tau karena Tay menggosip jelas kali ini pun Porsche bertanya seperti ini karena Kim menjadikannya biang gosip, pikir Pete.

"Kim cerita apa aja sama kalian?" Pete penasaran, apa Kim juga menceritakan soal ciuman singkat mereka atau tidak.

"Hah? Ga ada." Porsche menggelengkan kepalanya bingung. "Emang kalian abis ngapain?"

Pete ikut menggelengkan kepalanya. Pete lupa jika teman-teman Kim ini  mengetahui lebih dulu jika Kim menyukainya. "Kim, ya? Baik."

"Mapan juga." Porsche menambahkan kalimat Pete dengan semangat. "Perhatian, dia bakal jadiin orang terkasihnya prioritas."

Pete menganggukkan kepalanya setuju.
Kim adalah tipe orang seperti itu sepertinya, tapi Pete merasa itu jadi beban untuk dia.
Kim sudah melakukan banyak hal baik untuknya, tapi bahkan untuk sekedar balas menyukai Kim seperti dia menyukainya rasanya Pete belum -tidak- mampu.
Jujur saja, dua kecupan yang Pete dapatkan tempo hari hanya kecupan Vegas yang membekas dikepalanya.
Mungkin karena Vegas mabuk? Dan dia menganggap Pete sebagai Amp? Jadi Pete marasa tersinggung tapi tidak tau harus marah dengan cara seperti apa?
Makanya, Pete berakhir menghindari Vegas untuk sementara waktu.

DUDA -VegasPete- [COMPLETED] SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang