68.Meet Again

2.6K 294 27
                                    

Selamat Membaca















Devan menatap sendu ke arah Aska yang hanya berdiri menatap teman teman nya yang berfoto demi merayakan upacara kelulusan hari ini. Setelah acara penerimaan raport dan berfoto untuk formalitas tadi para siswa memilih merayakan hari ini untuk berkumpul dengan teman sekelas mereka. Bercerita kemana mereka akan melanjutkan setelah ini dan berfoto demi mengingat kenangan hari ini. Kedua orang mereka sedang menemui beberapa guru untuk sekedar berbasa-basi sejenak. Lagipula ada ia yang bisa menjaga Aska.

"Dek." Devan menepuk halus pundak Aska yang seperti nya tak menyadari kedatangan nya dari arah belakang.

Aska yang di panggil seperti itu sontak tercekat dan langsung berbalik, mengerjap untuk sekedar menghilang rasa terkejut nya. Terlalu larut dalam angan nya membuatnya lupa jika ia masih di tengah acara perpisahan sekolah nya.

"Kak Devan___" Suara nya melirih di akhir membuat Devan yang ada di depan nya hanya tersenyum tipis dengan tangan nya yang menyodorkan sebotol air mineral yang masih tersegel.

"Minum dulu dek, katanya haus kan??" Devan kemudian menarik lembut lengan Aska agar duduk di salah satu sudut kursi yang ada di aula ini.

Lapangan indoor di sekolah disekolah Aska ini memang sengaja di dekorasi begitu rupa demi acara upacara sekaligus pesta perpisahan kecil kecilan para siswa yang lulus hari ini termasuk Aska. Hampir semua wali siswa hadir sejak acara dimulai tapi karena acara inti sudah selesai sebagian wali memilih pulang menyisakan para siswa yang sedang menikmati euphoria hari membahagiakan sekaligus sendu ini.

"Abis ini adek jadi mau lanjut kuliah di tempat kakak?? " Tanya Devan seraya mendudukkan dirinya di kursi dekat Aska.

Aska menengguk air di botol itu dan setelah merasa rasa hausnya hilang ia menaruh botol itu di meja kecil dihadapan keduanya. Mengangguk kecil sambil netra nya menatap riuh para siswa yang masih sibuk menikmati pesta perpisahan ini. "Iya, Aska mau ambil jurusan DKV aja." Jawab nya.

Devan mengangguk kecil, paham benar jika adik nya ini memang memiliki minat pada hal yang berhubungan jurusan ini sejak dulu. Lagipula keluarga dan ia pun selalu mendukung apapun keputusan Aska nantinya. Aska sendiri pun seperti nya tak begitu berminat banyak pada perusahaan milik keluarga nya. Mungkin jika memang di haruskan ikut campur Aska bisa belajar dengan papa nya mengingat Aska mudah mengerti dalam segala hal.

"Nggak minat masuk Manajemen Bisnis kayak kakak?? " Canda Devan.

"Nggak mau, Aska nggak suka jurusan nya soalnya bikin pusing." Aska merengut sambil menatap Devan dengan pandangan sebal nya.

Devan yang melihat wajah cemberut Aska malah tertawa dan langsung mencubit gemas pipi Aska. Hampir lupa jika Aska nya sudah sebesar ini dan akan memasuki dunia perkuliahan. Tapi bagaimana lagi, Aska tetaplah adik kecil baginya. Ia bahkan tak menyangka secepat ini Aska tumbuh karena ia merasa seperti baru saja ia mengenal Aska yang masih kecil dan sekarang Aska sudah sebesar ini, rasanya tak rela memang.

"Nggak pusing dek kalo mau belajar." Devan menghentikan tawa nya sambil menatap lembut ke arah Aska.

"Nggak percaya, itu kak Devan aja marah marah mulu tiap dapet tugas." Balas Aska tak mau kalah.

Tawa Devan kembali menguar mendengar ucapan Aska yang sialnya memang fakta. "Nama nya tugas pasti bikin pusing dek." Alibi nya.

Little Brother (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang