8.

4.2K 450 24
                                    

"Ada apa disana?" Tanya seseorang yang menggunakan topeng rubah berwarna merah, tampaknya ketua dari perkumpulan tersebut.

"Tidak ada apapun. Sepertinya kucing atau tikus." Jawab salah satu dari pria yang mengenakan topeng rubah dengan pakaian preman, terukir huruf 'N' di sisi topengnya.

"Sial. Tidak mungkin kucing! Cepat cari jejak mereka! Bos besar bakal mengamuk kalau tau!" Perintah si topeng merah mengamuk dan menendang tong yang ada di dekatnya.

Mereka adalah orang yang Oliver dan Jefa lihat sebelumnya.

Mereka di sebut 'Tanuki-tan', yaitu sekelompok preman yang bekerja di bawah perintah 'Tanuki-shu' sebuah organisasi mafia besar di Italia yang mencakup kerja kotor di bawah dunia, termasuk pelelangan manusia yang hampir melelang Jefa dan Oliver. Pusat dari organisasi ini ada di Italia, dan 'Tanuki-tan' itu sudah menyebar hampir di seluruh negara.

Tanuki-tan di pimpin oleh pimpinan yang lulus seleksi dan menggunakan topeng rubah merah, para anak buah di bawah tanuki-tan menggunakan topeng silver Sedangkan untuk bos besar, atau tanuki-shu, menggunakan topeng rubah berwarna biru. Dan anggota di bawahnya memakai topeng rubah hitam. Ada pula para tanuki yang sudah menjadi kepercayaan tanuki-shu menggunakan topeng emas dan di beri julukan 'Tanuki-shin'.

Para bawahan tanuki-tan itu segera berpencar dan mencari informasi, hanya dalam beberapa menit. Saat tanuki-tan tahu bahwa tanuki-shu bergerak untuk dua anak yang tadi menginterupsi mereka, wajah mereka semua berubah pucat pasi. Sangat jarang tanuki-shu turun langsung hanya untuk masalah kecil seperti itu. Jangan bilang bahwa anak anak itu adalah sesuatu yang berharga sampai tanuki-shu bergerak sendiri.

Situasi di mobil Jefa cukup tenang, Jefa masih terpengaruh obat bius dan belum bangun. Sedangkan Oliver di mobil lainnya masih menangis dalam diam dengan beberapa luka bogem karena ia sudah muntah dua kali. Lima pria yang ada di mobil Oliver tidak berniat menenangkan. Mereka hanya mengikat Oliver dan membiarkan Oliver menangis di pojok belakang.

"Apa perintah Tuan besar?" Tanya si pengendara mobil.

"Langsung terbang ke Italia dan letakkan mereka di pusat." Jawab salah satu dari mereka.

"Hei bocah, bisa berhenti menangis tidak?" Tanya salah satu dari pria yang duduk paling dekat dengan Oliver seraya menjambak rambut Oliver sampai Oliver mendongak.

"Hei, sebaiknya kau tidak menyentuhnya, atau kau akan berurusan dengan tanuki-shin." Ucap pria lainnya.

"Aku hanya ingin dia diam, suaranya membuat kepalaku sakit." Jawab pria itu lagi seraya melepaskan tangannya dari kepala Oliver.

"Tidak usah pedulikan dia, Rei." Ucap pria itu.

"Kita sampai di bandara, bius saja dia, akan sulit membawanya kalau dia memberontak."

"ayay Jord~" ucap Rei lalu langsung membius Oliver. Oliver tidak memberontak, tubuhnya sakit, dan ia sudah tidak kuat lagi.

Pesawat dari china itu sudah mendarat dengan selamat dan aman. Tidak banyak orang di bandara itu karena hari sudah malam. Pun pesawat mereka bukan pesawat penumpang besar, jadi mereka bisa terparkir di sedikit sudut.

Setelahnya mereka membawa kotak Oliver dan Jefa menuju mobil yang berbeda dengan Oliver dan Jefa sama sama tidak sadarkan diri. Sama sama berada dalam kendali obat bius.

Saat mata Oliver terbuka, ia sudah ada dalam satu kurungan dengan lebih banyak anak yang tampak pucat dan lesu. Sudah pasrah pada hidup mereka.

Oliver dengan segera bangkit, melupakan jiwa takutnya. Ia harus keluar dari sini, dan suatu saat bertemu Jefa lagi yang sudah tidak tahu dimana. Satu hal yang Oliver sesali, ia lupa menanyakan nama lengkap Jefa.

Oliver meraba pinggir permukaan kurungan itu, persis sama seperti yang terakhir kali mengurungnya. Hanya saja Oliver tidak bisa memindahkan beban di atasnya karena itu adalah kurungan lainnya.

"Hei! Bawa anak nomor 1482 ke panggung! Pekik satu suara dari pintu yang ada di ujung sana. Dari kurungannya Oliver dapat melihat ada satu kurungan yang di dorong dengan anak di dalamnya meringkuk dengan badan bergetar. Anak itu tampak lumayan cantik, rambut yang hitam legam berpadu dengan kulit putih bersihnya. Bahkan piyama putih yang melekat di tubuhnya pun semakin membuat anak itu terluhat cantik.

"Selanjutnya! Nomor 1483 sampai 1490!" Beberapa orang kembali bergerak. Membawa kurungan di atas Oliver. Oliver kira hanya itu, tapi ternyata kurungannya juga turut di dorong.

"Hentikan! Hentikan! Aku ga mau!" Pekik Oliver seraya menahan kaki penjaga itu.

"Diam dan jangan banyak tingkah!" Ucap penjaga tersebut dan menendang tangan Oliver. Oliver meringis kesakitan dan sekali lagi mencoba menahan lantai dengam tangannya, tapi yang ada tangannya malah tergores dan terluka. Oliver sudah kembali menangis, mati lah ia sekarang. Ia tidak bisa melakukan apapun lagi.

"Ini anak nomor 1490. Di ambil dari Indonesia dan di datangkan langsung dari china. Wajah bulat, mata bulat, bibir kecil dan hidung mungil membuat anak ini sangat manis dan imut. Ditambah dengan kulit putihnya yang tidak ternodai." Ucap pembawa acara yang berdiri di atas podium dengan satu palu kayu di tangannya, menjelaskan kondisi Oliver hanya dengan sekali lihat.

Oliver berbalik melihat audien di bawah sana setelah menyeka darah di tangannya dengan piyamanya.

"Pelelangan dimulai dari 100 ribu dolar." Ucap pembawa acara wanita itu dengan senyum manis.

Beberapa orang mulai menawar, berkali-kali lebih tinggi harganya sampai membuat orang tercengang.

Selama beberapa detik tidak ada yang menawar, pembawa acara itu hampir mengetuk palunya dan mengatakan bahwa Oliver terjual dengan harga 280 ribu dolar.

"500 ribu dolar." Ucap salah seorang pria di belakang membuat seluruh orang dalam ruangan itu menoleh padanya. Tapi tidak lama karena takut. Pria itu menggunakan topeng Tanuki berwarna biru dengan ukiran angka 3 di bagian pipi bawahnya.

"w-wah.. baiklah, itu penawaran yang tinggi. Dengan ini nomor 1490 terjual dengan harga 500 ribu dolar." Ucap wanita itu dan mengetuk palunya.

Kurungan Oliver di dorong kembali masuk, tapi kali ini langsung di dorong keluar gedung dan di dorong dari arah pintu belakang menuju pria bertopeng tanuki biru itu.

Oliver tidak dapat melihat wajah tanuki itu, jelasnya tubuh tanuki itu tegap dan besar, terbalut dengan jas hitam yang tampak mahal dan berkilau.

Kurungan Oliver dibuka, ada jarak sekitar 5 meter antara Oliver dan pria itu serta para bawahan pria itu yang menggunakan topeng tanuki.

Pria yang bekerja di pelelangan itu mengulurkan tangannya, dan di sambut dengan tangan kecil Oliver yang keluar dari kurungan itu. Kalung yang melekat di leher Oliver pun di lepas dan pria itu menggiring Oliver dengan lembut menuju pria bertopeng itu, sangat berbeda dengan perlakuannya saat di dalam gedung.

Baru beberapa langkah keluar dari kurungan, dengan secepat kilat Oliver berlari menjauh menuju hutan yang ada di sebelah kirinya dan melewati orang orang yang tadinya menunggu Oliver.

Oliver tidak menoleh sedikitpun, pun ia mengabaikan kakinya yang terluka menginjak kerikil dan ranting. Air mata Oliver pun sudah tidak terbendung, ia terus berlari tidak peduli apapun. Tentunya dengan orang orang tanuki itu yang mengejarnya.

Pria bertopeng tersebut tidak banyak bereaksi, ia hanya langsung masuk ke dalam mobilnya dan mobil itu melaju. Meninggalkan pria yang bekerja di pelelangan itu,

tak bernyawa.

Oh No... [slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang