DEJAVU 23

1.1K 134 25
                                    

"Kau tidak perlu tahu siapa aku. Disini aku adalah ayah yang berusaha melindungi anak ku dari hama menjijikkan seperti kalian." Tajam Morrone menelisik wajah keras Samudra.

Mata tajam dari dua pria itu saling perpandang. Samudra tidak suka dengan perkataan Morrone seperti ada yang menganggu hati nya kala mendengar itu.

Seharusnya dia lah yang melindungi anaknya, harus nya Samudra yang menjadi pelindung anak nya bukan pria asing ini.

"Aku papa dari Kana! Aku memiliki hubungan darah dengan nya." Tekan Samudra penuh ketegasan yang di balas kekehan penuh ejekan oleh Morrone.

"Hubungan darah? Jangan karna kau dan Kana memiliki hubungan darah layak nya seorang ayah dan anak maka kau berhak mengatur hidup nya. Peran mu tidak ada dalam hidup nya, sebagai papa kau gagal memenuhi peran di hidup nya." Ucap Morrone dia seperti mengaca melihat Samudra yang mengingat kan nya akan masa lalu.

Dulu dia sebodoh itu dalam menjaga Gulf hanya karna mereka mempunyai hubungan, Morrone se gagal itu memenuhi peran ayah nya untuk Gulf.

Jadi melihat Samudra dia seperti mengaca sendiri.

"Tahu apa kau tentang yang terjadi di keluarga ku?" Sentak Samudra obsidan nya beralih menatap Kana.

"Lancang kau menceritakan keluarga kita pada orang asing! Kau ingin membuat reputasi keluarga kita hancur hah?!" Bentak Samudra.

Bugh.

Pukulan itu mendarat di wajah Samudra yang di lakukan oleh Morrone saking keras nya pukulan itu sampai membuat Samudra terjatuh di lantai.

Morrone mencengkram kasar kerah kemeja Samudra dan mendesis penuh emosi.

"Keep your tone to my son you bastard!" Tajam Morrone wajah nya mengeras tidak terima dengan bentakan dari Samudra untuk anak nya.

"What did that son of a bitch give you?" Samudra menatap remeh pada anak nya yang menatap mereka dengan raut kaget.

"Apa maksud mu sialan!" Desis Morrone semakin mengeratkan cekalan nya.

"That kid gave his body to you? Tidak mungkin orang asing seperti mu bisa melindungi nya tanpa di beri imbalan, kalian melakukan seks di belakang Mew?" Tidak ini bukan sebuah pertanyaan melainkan sebuah tuduhan yang tidak berdasar.

"Brengsek!" Morrone memukuli Samudra dengan brutal membuat Lion dan Adaline menjerit meminta untuk memberhentikan pertengkaran itu.

Kana terdiam tidak memiliki iba atau bahkan mempunyai niat untuk melerai pertengkaran itu. Rasa hormat nya sebagai anak pada Samudra sudah lenyap begitu saja, mana mungkin seorang papa bisa menuduh hal tidak masuk akal untuk anak nya.

Kana tidak sehina itu menyerah kan tubuh nya pada semua orang agar mendapatkan perlindungan.

Bahkan tanpa ada orang yang melindungi nya pun Kana mampu membuat siapa saja bertekuk lutut penuh ketakutan di kaki nya.

Adaline mencengkram tangan Kana menatap tajam pada anak tidak tahu diri itu dengan tajam.

"Hentikan Kana! Kau bisa membuat suami ku mati." Desis Adaline wajah anak itu menatap nya datar matanya bahkan tidak mempunyai arti apapun hanya tatapan kosong.

"Kenapa harus aku berhenti kan? Jika dia mati pun tidak mempengaruhi hidup ku." Benar bukan jika Samudra mati pun hidup nya tidak akan berubah. Samudra tidak memiliki pengaruh apapun dalam hidup nya.

Melihat Samudra yang sudah hampir kehilangan kesadarannya membuat Morrone menghentikan pukulan nya. Tangan kekar itu terpenuhi dengan darah, Morrone menginjak dada Samudra sedikit menekan membuat sang empu terbatuk.

"Aku ingatkan padamu sekali saja kau mengusik anak ku maka kau berurusan dengan ku. Sekaya dan seberkuasa apapun dirimu, mudah bagi ku untuk mengejar mu sampai hancur." Morrone mengelap keringat di dahi nya.

Adaline mendorong Morrone menjauh dan memangku suaminya yang setengah sadar.

"Sayang aku mohon bertahan.... " Lembut Adaline cemas.

Lion menelpon ambulance tangan nya bergetar melihat kondisi papanya yang parah.

Morrone berjalan ke arah Kana yang menatap tidak minat pada ketiga orang itu, dia memegang tangan anak nya.

"Anak ayah tidak papa?"

Kana menatap Morrone matanya berkaca-kaca mendengar nada lembut itu, kenapa harus dengan orang lain dia merasakan sosok ayah? Samudra tidak memiliki peran apapun untuknya dan Morrone berpengaruh besar untuk nya.

"Ayah, thank you for defending Kana."

Morrone memeluk anak nya erat, "Apapun untuk anak manis ayah."

Di tengah kesadaran nya yang menipis Samudra melihat pemandangan itu dengan sedih dan perasaan iri yang mendominasi.

Dia juga ingin mempunyai interaksi dengan Kana seperti itu andai jika Kana dapat menerima Adaline mungkin keluarga mereka akan menjadi keluarga yang bahagia.

*****

Mew menatap Lion tajam yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Aku sudah membuat peringatan jangan mengadu Lion!" Bentak Mew.

Tadi dia pulang dengan perasaan cemas mendapatkan laporan dari anak buah nya tentang keadaan mansion yang sedang kacau.

Mew mendapati Kana istrinya bersama Morrone bernafas lega setelah itu dia menuju rumah sakit.

Tanpa mempunyai perasaan dia menarik kasar Lion membawa nya kembali dan memarahi pria kecil itu dengan makian.

"Kak aku ini punya hati yang bisa sakit kalau di perlakukan kaya gitu! Kamu bayangin aja kita baru menikah tapi aku sudah mendapatkan kejutan tentang Kana yang menjadi istri mu! Bahkan malam pengantin pun kamu menghabiskan waktu bersama Kana." Bentak balik Lion.

Kedua orang itu saling pandang tajam.

"Oh jadi kamu ingin menghabiskan malam pengantin sama aku?" Senyum miring Mew tercetak jelas di wajahnya yang tampan.

"Memang itu yang harus kita lakukan sebagai pasangan yang sudah menikah."

Mew mengangguk-anggukan kepalanya berpikir sebentar dan melonggarkan dasi yang mencekik lehernya.

"Baik kalau begitu siapkan dirimu untuk malam nanti." Mew berlalu dari sana menuju kamar untuk menyusul istrinya yang sudah terlelap karna mungkin sangat lelah.

Lion mematung perasaan bahagia membuncah dalam hatinya kala Mew mengatakan perkataan itu.

Akhirnya pernikahan nya bersama Mew akan sempurna malam nanti, perasaan marah nya meluap begitu saja.

Dia langsung berlari ke kamar untuk menyiapkan diri karna ini juga sudah sore hari, beberapa jam lagi dia dan Mew akan menyatu seutuhnya.

*****

"Biii.... " Mew memeluk tubuh Kana menenggelamkan wajah nya di perpotongan leher Kana.

Yang di peluk hanya diam menatap kosong pada luar kamar dia mendengar perdebatan tentang Mew dan Lion bahkan mendengar perkataan Mew untuk nanti malam.

Ketakutan menyergap hatinya dia ketakutan karna Mew akan menghabiskan waktu bersama Lion malam nanti.

"Haruskah kamu melakukan itu?" Gumam Kana.

"Sorry baby... " Mew mengerat kan pelukan itu.

"Mew aku-----"

"Biii percaya sama aku ya sayang? Aku gak bakal jatuh cinta sama dia. Jangan marah atau pun takut karna aku cuma cinta sama kamu, please sayang percaya ya?" Potong Mew membalikkan tubuh Kana untuk menghadap nya.

Dia mengelus air mata di mata indah sang istri dan mengecup kening Kana.

"Kamu harus lihat rencana apa yang aku siapin, tolong semalam ini kasih aku kepercayaan itu."

"Kamu harus tidur sama dia?"

Mew tidak menjawab malah memeluk erat Kana sembari bergumam kecil, permintaan maaf yang sangat tulus.

Kana dalam pelukan itu menangis lirih membuat Mew juga ikut meneteskan air matanya.

DEJAVU S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang