DEJAVU 47

513 89 15
                                    

Sekeras apapun Mew memohon bahkan merendahkan harga dirinya tetap tidak merubah kemauan Kana yang tetap ingin bercerai dengan nya.

"Aku mohon... Anak kita butuh peran ku dalam hidup nya." Suara Mew begitu lembut namun tidak lagi membuat hati Kana bergetar bahkan tatapan mata Mew tidak bisa lagi meluluhkan nya.

Perasaan nya sudah mati untuk Mew.

"Anak ku tidak butuh ayah bajingan. Ceraikan aku dan larut lah dalam penyesalan, aku bersumpah setiap kali kau merindukan ku maka rindu itu berubah menjadi kehancuran untuk mu." Kana bersungguh-sungguh dengan perkataan nya. Biarlah dia hidup seorang diri tanpa pasangan, anak nya tetap akan bahagia walaupun hanya dengan nya.

Matanya bersorot dingin namun terdapat luka yang amat dalam, luka dari seseorang yang begitu dia percayai tentang perasaan nya.

"Akan aku pastikan anak ku tidak kekurangan kasih sayang, dia akan lebih bahagia tanpa kehadiran mu."

Mew mendekat pada Kana dia benar-benar kalut harus dengan cara apalagi agar bisa membuat Kana bertahan dengan nya.

"Apakah aku harus bersujud di kaki mu agar kau tetap bersama ku?"

Kana menatap Mew lalu dia berdengus kesal, "Bahkan kau mencium kaki ku tetap tidak membuat keputusan ku berubah." Ujar nya tegas. Biarlah, biar Kana menderita karna sakit hatinya atas cinta yang tidak terbalaskan, biar dia merasakan ini sampai perasaannya benar-benar menghilang.

"Tolong jangan egois." Mew sungguh lelah. Kana terlalu egois dia tidak memikirkan bagaimana masa depan anak mereka. Anak nya butuh Mew sebagai seorang ayah.

"Kau terlalu egois, Kana. Aku hanya meminta mu tetap dengan ku, apakah sesusah itu? Gulf tidak akan kembali hidup dan merebut ku dari mu. Aku pastikan dalam pernikahan kita tidak akan ada orang ketiga, hanya kamu yang akan selalu menjadi istri ku." Jelasnya. Mew tidak akan bodoh untuk membawa orang lain masuk ke dalam hubungan mereka, dia akan tetap menjadikan Kana sebagai istrinya, hanya Kana tidak ada yang lain.

Kana rasanya ingin sekali memaki jalan pemikiran Mew, apakah dengan status bisa membuat pernikahan ini bertahan? Dia juga butuh cinta, dia juga ingin perasaannya terbalas apakah itu egois?

Kana hanya ingin pernikahannya berhasil, Kana hanya ingin itu. Dia hanya ingin di cintai dan dijadikan tujuan hidup oleh Mew.

Kana hanya butuh itu, apakah keinginan nya membuat nya terlihat egois?

Dia hanya ingin di cintai oleh Mew tanpa bayangan dari Gulf.

Kenapa dirinya di anggap egois?

"Kau mendapatkan semua nya, bahkan mendapatkan kasih sayang yang melimpah tapi kenapa tetap serakah ingin di cintai oleh ku?" Mew merasa menjadi orang jahat jika harus menghilangkan perasaannya pada Gulf. Dulu dia cukup bajingan untuk Gulf dan sekarang Mew tidak mau kembali menjadi bajingan dengan melupakan Gulf.

Tangan nya mengepal hingga kuku jarinya memutih, tenggorokannya terasa tercekat setelah mendengar perkataan Mew.

Apakah sesalah itu dia di mata Mew?

"Setelah semua yang kau saksikan dalam hidup ku, kau mengatakan itu? Setelah kau melihat bagaimana brengsek nya papa ku?!" Matanya memerah Kana begitu benci karna tetap merasakan sakit hati atas perkataan Mew.

"Kau bahkan melihat hidup ku juga penuh dengan luka. Kau menyaksikan sendiri bagaimana aku menghadapi para bajingan itu, AKU JUGA TERLUKA! BUKAN HANYA GULF TAPI AKU JUGA TIDAK MENDAPATKAN KASIH SAYANG PAPA KU!" Teriak Kana.

"Apa tadi katamu? Aku egois? Apakah aku egois menginginkan suami ku mencintai ku? Apakah sesalah itu jika aku ingin perasaan ku terbalas?!" Kana menghapus kasar air matanya.

Kana mencengkram kerah Mew dan menatap bengis pada Mew. Mata coklat indah itu tidak lagi terpancar dengan tulus dan penuh cinta, mata itu sekarang hanya ada luka dan amarah.

"Pegang perkataan ku Mew. Anak ini akan lahir dan menjadi karma bagi mu, akan aku pastikan kehadiran anak ini akan membuat mu hancur secara perlahan dan mati penuh kesakitan." Dia mendorong Mew kasar. Kana tidak bercanda dalam perkataan nya, dia pastikan anak ini akan menjadi kehancuran untuk Mew.

Mew diam membisu dia begitu tau perkataan Kana bukan hanya omong kosong, pria itu terlalu penuh dendam dan ambisi apapun bisa dia lakukan.

Tapi dia tidak gentar dan balik menatap tajam pada Kana. "Setelah melihat ini aku menjadi yakin untuk tidak menceraikan mu." Dia lalu pergi dari sana, Mew pastikan juga bahwa Kana akan terikat dengan nya selama nya sampai ajal menjemput.

"BAJINGAN." Teriak Kana melempar sebuah vas bunga kecil ke arah Mew hingga mengenai kepala Mew membuat pria itu tersungkur.

Kana berjalan cepat dia menarik Mew untuk berbalik menghadap nya, tanpa aba aba Kana menghajar wajah tampan suaminya dengan brutal.

"Brengsek! Pria egois." Geram Kana terus memukul wajah Mew.

Bertepatan dengan itu Namtan yang memang berniat untuk menemui Kana tiba disana dan dibuat terkejut dengan pertengkaran pasangan itu.

"Kana.. " Dia melangkah dengan cepat dan segera menarik Kana untuk berhenti. Dia sama sekali tidak khawatir dengan Mew sekalipun pria itu mati yang dia khawatir kan adalah kehamilan Kana yang masih sangat rentan dengan keguguran.

"Lepaskan Namtan!" Tekan Kana.

"Tenang lah ingat kau sedang hamil." Namtan memegang Kana begitu erat.

Mew mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya dia menatap Kana dengan seringaian nya.

"Kau semakin sexy jika dengan marah."

Namtan menengok menatap kakak nya dia begitu berang melihat bajingan itu tetap santai tanpa rasa bersalah.

"Biar bajingan itu menjadi urusan ku." Namtan melepaskan Kana dan mendekat pada kakak nya.

Bunyi tamparan yang amat keras terdengar menggema di ruangan mewah itu. Namtan mengeluarkan semua tenaga nya untuk menampar kakak nya yang tidak lebih seperti binatang.

"Aku dan mommy sungguh kecewa dengan sifat bajingan mu." Desis nya.

Mew dengan datar tanpa perasaan apapun menatap pada adik nya, "Jangan ikut campur!"

Wajah itu semakin membuat Namtan berang, bajingan! Pria memang bajingan tidak tau diri, Namtan semakin benci dengan pria. Namtan begitu jijik pada manusia tidak tau diri.

Pria memang binatang.

"Kau bajingan! Bahkan binatang pun tidak seperti mu, binatang saja cukup dengan satu pasangan! Kau yang manusia malah tidak cukup dengan satu pasangan? Jika memang sejak awal tidak bisa melupakan masa lalu seharusnya kau tidak memulai hubungan baru." Namtan bingung kenapa masa lalu seperti segala nya? Kenapa masa lalu harus selalu menang? Jika memang tidak bisa melupakan masa lalu seharusnya tidak memulai hubungan baru kan?

DEJAVU S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang