EMPAT SATU

17.9K 1K 35
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum, sobaahul khair semua!

Sudah siap membaca KHAIRA nih? Please, vote sebelum baca ya?:(

Bantu promosikan juga ya cerita KHAIRA, insha Allah banyak pelajaran dari cerita ini💕

Part ini panjang yaa, jadi jangan bilang pendek. Keterlaluan sihh😤
.

.

.

⚠Hati-hati typo bertebaran di mana-mana atau kesalahan penulisan dalam kata. Mohon di mengerti!!⚠

🐱H A P P Y R E A D I N G🐱

Keesokan harinya, sesuai janji Khaira dan gus Rafa pergi ke dokter, atas perintah umi Dyah dan kyai Usman.

Kini, Khaira dan gus Rafa sedang menunggu antrian giliran masuk. Mereka menunggu seraya duduk dan bercanda ria, sampai saatnya nomor yang mereka pegang kini terpanggil.

"Dengan nomor 30?" Tanya seorang suster.

Khaira dan gus Rafa langsung mendongak, lantas mereka berdiri dan menghampiri suster tersebut, "Kita, sus." Ujar gus Rafa.

"Baik, silahkan masuk sudah ditunggu oleh dokter." Ujar suster tersebut mempersilahkan gus Rafa dan Khaira untuk masuk.

"Terima kasih."

Khaira membaringkan tubuhnya di brankar, sedangkan gus Rafa duduk seraya memperhatikan Khaira yang tengah diperiksa oleh dokter. Beruntungnya dokter tersebut adalah perempuan, jika laki-laki entahlah mungkin gus Rafa tidak akan rela.

Setelah selesai diperiksa, Khaira langsung bangkit dari tidurnya, lalu ia langsung duduk disebelah gus Rafa dan disusul oleh dokter.

Dokter dengan name tag Dr. Melda Amalia tersenyum menatap kedua pasutri muda di hadapannya, hal itu membuat Khaira dan gus Rafa bingung.

"Bagaimana dok keadaan istri saya? Apakah benar istri saya memang, hamil?" Tanya gus Rafa dengan hati-hati.

Senyuman simpul tercetak dibibir milik dokter Melda, "Seperti yang bapak kira, saya mengucapkan selamat atas kehamilan istri bapak."

Deg!

Khaira menatap gus Rafa, begitu pun dengan gus Rafa yang tengah menatap Khaira. Keduanya sama-sama shock bukan main.

"D-dok? Serius saya hamil?" Tanya Khaira terbata.

Dokter Melda pun lantas menganggukkan kepalanya, "Iya benar bu, usia kandungannya sudah berjalan hampir satu minggu."

"M-mas?" Ujar Khaira menatap gus Rafa dengan mata yang berkaca-kaca.

"Alhamdulillah, ya Allah." Puji syukur gus Rafa kepada Allah.

"Kamu terima kan, sayang?" Tanya gus Rafa menatap Khaira dengan was-was.

Khaira menggulumkan bibirnya membentuk senyuman tipis, "Insha Allah mas, Allah sudah memberi kepercayaan kepada kita."

"Oh ya, dok apakah sudah bisa melihat bayinya?" Tanya Khaira menatap dokter Melda.

Dokter Melda pun mengangguk, "Tentu bisa, mari ikut saya." Ujar dokter Melda langsung bangkit dari duduknya, diikuti oleh Khaira dan gus Rafa.

Love Till Jannah [END]Where stories live. Discover now