Bab 5. Diluar Kendali

220 42 38
                                    

Dunia ini memainkan kisah yang tak pernah bisa kau duga.
.
.
.

Gadis itu merasakan sakit yang begitu hebat hingga membuatnya ingin meronta sekuat tenaga. Tubuhnya seolah tak bisa digerakkan. Dia hanya mengharapkan siapa saja segera menolongnya dari rasa sakit yang mencabiknya itu.

"Perlu penanganan secepatnya, Dok! Kedua pasien mengalami pendarahan dan luka di bagian kepala!" Petugas medis Rumah sakit berlarian membawa pasien yang mengalami kecelakaan menuju IGD.

"... Lily?"

"Dokter Ares! Tolong segera menuju ke IGD bersama Dokter Aditya dan yang lain!"

"Baik!"

Ares mengikuti arahan untuk segera melakukan tindakan darurat pada pasien.

Tidak mungkin.

Ares bergegas untuk memastikan kebenaran apakah korban kecelakaan itu adalah Lily atau bukan. Saat dia dihadapkan pada tubuh pasien, barulah Ares tersadar bahwa korban berlumuran darah di hadapannya adalah benar adik kesayangannya.

***

Setelah 30 menit melakukan tindakan medis yang diperlukan, Ares keluar ruangan dan segera menghubungi seseorang.

"Abang! Cepetan datang ke Rumah sakit gue sekarang. Lily kecelakaan!" Tanpa menunggu reaksi dari sang kakak, dia menutup sambungan telepon dan berlari kembali ke ruang IGD.

Menurut keterangan dari polisi, kedua korban adalah pengemudi tunggal. Dari rekaman CCTV yang ada, keduanya melakukan pelanggaran lalu lintas.

Mobil Fortuner hitam yang dikendarai oleh Lily lebih dulu melakukan pelanggaran dengan menerobos lampu isyarat kuning dan melaju kencang. Sementara itu dari sisi lain mobil HRV hitam yang dikendarai oleh seorang pemuda melaju kencang melebihi batas kecepatan mengemudi. Dalam rekaman keduanya berusaha menghindar dengan melakukan pengereman, tetapi terjadi benturan yang sangat keras karena jarak yang begitu dekat. Kecelakaan terjadi cukup parah dan kedua mobil mengalami kerusakan serius yang kemungkinan sulit diperbaiki. Kedua korban mengalami luka berat. Polisi kemudian menghubungi pihak keluarga korban setelah melakukan identifikasi.

Farrel datang tak lama dengan kekhawatiran dan ketakutan tergambar jelas di wajahnya.

"Gimana, Res? Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa Lily tiba-tiba kecelakaan?" tanya Farrel panik.

"Gue nggak tahu, tiba-tiba aja ada pasien gawat darurat karena kecelakaan masuk. Saat gue lihat ...." Ares tidak bisa menjelaskan keadaan adiknya itu.

"Gimana keadaan Lily sekarang?" tanya Farrel yang hanya ditanggapi dengan kebisuan. "Ares, jawab gue!"

"Lily masih belum sadar."

"Apa maksud, lo?"

Belum sempat Ares menjelaskan, polisi memanggil Farrel dan keluarga dari korban yang lain untuk menunjukkan rekaman CCTV. Polisi menjelaskan kronologi peristiwa bahwa dalam kasus ini kedua korban melakukan pelanggaran lalu lintas dengan mengemudi di atas batas kecepatan normal, juga menerobos lampu lalu lintas isyarat kuning.

Farrel yang duduk, kini terdiam mendengar penjelasan polisi, sementara orang tua dari korban lain terlihat cukup kaget dan berusaha memahami situasi. Setelah polisi pergi, mereka menunggu dengan cemas di depan kamar IGD.

Setelah hampir satu jam, akhirnya Lily dan pemuda yang diketahui bernama Raga itu dipindahkan ke ruang ICU. Kondisi keduanya masih lemah sehingga membutuhkan perawatan dan observasi khusus. Perawat memasang patient monitor dan ventilator untuk membantu memeriksa perubahan tanda vital serta mengoptimalkan pernapasan mereka.

Ares terlihat begitu tegang karena tak pernah sekali pun terbayang di benaknya bahwa dia akan melihat adiknya tak berdaya dengan begitu banyak alat medis terpasang di tubuhnya. Dia berharap bahwa apa pun itu, tak ada hal buruk yang akan terjadi. Trauma dari kecelakaan orang tuanya kini kembali membayang.

***

Sunyi.

Yang terdengar di telinganya kini hanyalah bunyi seperti alarm dengan ritme teratur. Gadis itu berusaha menggerakkan tangannya, tetapi dia hanya berhasil menggerakkan jari-jarinya. Ada rasa ngilu di kedua lengan dan sekujur tubuhnya. Napasnya terasa sedikit sesak dan berat, sementara kepalanya berdenyut saat dia mencoba untuk menoleh.

Apakah aku sudah mati? Tapi kenapa aku masih merasakan sakit?

Dia mencoba menggerakkan tangannya pelan hingga jemarinya menyentuh sesuatu yang lembut. Dia bahkan tidak bisa memalingkan kepalanya untuk melihat apa yang disentuhnya.

"Lily?" Sebuah suara yang sangat dikenalnya itu menyapa indera pendengarannya.

"Kamu sudah sadar?"

Dilihatnya samar sosok manusia tinggi menjulang di hadapannya.

"B-bang Far-rel?" ucapnya begitu lirih, bahkan telinganya sendiri hampir tak mendengarnya.

"Tunggu sebentar, Abang panggilkan dokter!" Farrel sejurus kemudian berlari keluar kamar.

Dokter?

Ah, iya ... aku mengalami kecelakaan, ya.
Jadi, apakah itu artinya aku selamat?
Aku belum mati?

Lily mencoba mengingat kejadian yang menimpanya malam itu. Dia sedang dalam keadaan marah karena Wisnu dan mengendarai mobilnya dalam kecepatan tinggi, lalu dia ingat telah melanggar isyarat lampu lalu lintas kuning, dan sebuah mobil yang sedang melaju kencang menabraknya dari sisi lain.

Lily menghentikan ingatannya saat Farrel datang bersama seorang dokter yang kemudian memeriksa keadaannya.

"Keadaannya yang sudah sadar merupakan perkembangan bagus, tapi masih diperlukan perawatan intensif untuk luka-luka di tubuhnya juga benturan di kepalanya. Selebihnya dia dalam keadaan yang baik," jelas dokter itu pada Farrel.

"Syukurlah, lega sekali mendengar itu sekarang, Dok," ucap Farrel yang kini lebih tenang dibandingkan semalam. "Terima kasih, Dokter ...?" tanya Farrel menggantungkan kata-katanya.

"Dokter Aditya, saya tahu Anda adalah kakak dari dokter Ares. Dia begitu khawatir semalam karena keadaan adiknya ini." Dokter Aditya tersenyum menatap Lily dan Farrel.

"Bang Far-rel, apakah ada korban yang lain? Gimana keadaannya?" tanya Lily terbata dan terdengar begitu pelan.

"Oh, sepertinya dia juga sudah sadar. Mengesankan karena kalian berdua tersadar di waktu yang sama. Ares sedang menanganinya di kamar sebelah," jawab Dokter Aditya.

"Kalau begitu saya permisi dulu," pamitnya kemudian berjalan keluar kamar.

Saat pintu terbuka, terdengar keributan di kamar sebelah. Dokter Aditya bergegas menuju kamar sebelah.

"Ada apa?" tanya Lily yang terusik dengan suara keributan itu.

"Abang juga nggak tahu, tapi kalau kamar sebelah bukannya itu kamar pasien kecelakaan yang dikatakan Dokter Aditya tadi?" Farrel sekilas terdiam.

"Abang lihat dulu kesana, ya."

Farrel menuju kamar sebelah yang keributannya kini terdengar semakin keras. Dia berhenti di depan pintu kamar yang terbuka dan terpaku melihat kejadian di hadapannya. Ada masalah lain yang lebih besar akan segera terjadi.

.
.
.

Bersambung.

Riexx1323.

Sketch of Our Life ✅ END (TERBIT)Where stories live. Discover now