BAGIAN SATU

148 22 14
                                    

Hallo semua, kiw-kiw kembali lagi dengan update saya!

Setelah membaca prolog apakah kamu tertarik untuk lanjut membacanya? Sebenarnya saya pun ragu untuk menulis cerita ini, rasanya kaya deg-degkan terus. Mungkin karena baru pertama kali bikin cerita begini ya wkwk.

Sudah segitu aja, selamat bertemu dengan kehidupan Argharis Gentala Immanuel dan kawan-kawan!❤️❤️❤️

Enjoy man-teman(๑♡⌓♡๑)

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-












'''•Happy reading•´´´

MOTOR Ninja hitam milik seorang laki-laki memasuki gerbang SMA Bhinabakti. Sejak kedatangan sudah mencuri perhatian siswa/i di lingkungan itu.

Argharis memarkirkan motornya di tempat khusus yang hanya di tempati oleh dirinya dan kawan-kawan. Ia melepas helm full face-nya dan meletakkannya di atas motor.

Laki-laki itu mendengus kesal karena ulahnya mampu mengundang teriakan ricuh siswi di lingkungan itu. Lebay! Seperti tidak pernah melihat orang ganteng saja.

"Woi, Gi! Baru dateng udah kusut aja tuh muka."

Argharis menoleh kearah teman-temannya yang mulai menghampiri dirinya. Argharis memutar bola matanya malas sebagai respon.

"Buset pak! Awas ilang tuh mata, lagian kenapa pagi-pagi udah badmood?" ucap seseorang sok akrab dengan merangkul Argharis. Dia Haega Kalingga.

Argharis melepas paksa rangkulan Haega dan menatapnya sinis, suasana hatinya memang sedang buruk dari semalam.

"Bokap lo lagi? Kali ini gara-gara apa?" Kali ini seseorang lain yang bersuara. Ah! Temannya yang satu ini sangat peka. Dia Gavriel Cakra Athajuan.

Mereka semua menyimak dan menunggu jawaban yang keluar dari mulut Argharis. Tidak heran jika teman-temannya tahu masalah Argharis, karena hanya dengan mereka Argharis terbuka.

"Gue di suruh tunangan sama anak perempuan salah satu rekan bisnisnya!" suara Argharis terdengar sangat kesal di telinga mereka.

"Terus-terus gimana? Lo terima pertunangannya?" Kini Lucano Varendra yang bersuara.

"Gue berusaha menolak, tapi lo tau sendiri kan bokap gue gimana." Argharis menghela napas panjang. "Dia ngancem bakal bubarin GRIOZ kalo gue nolak pertunangan itu!"

"Wah udah gila tuh orang tua!" Haega bersuara penuh emosi menggebu. Argharis mengangguk setuju dengan ucapan Haega.

Rajendra membuat satu jitakan mendarat di kepala Haega. "Kualat entar lo ngomong begitu!"

"Kualat makanan apaan tuh."

"Bener-bener nih bocah minta di hajar!" Rajendra acang-acang akan memberi pukulan kepada Haega, tetapi laki-laki itu sudah kebirit sembunyi di belakang punggung seorang laki-laki yang menatap mereka semua datar. Dia Jevano Dirgantara.

Rajendra melihat itu mendengus, muka Haega seperti meledeknya. Ingin menghajarnya, namun tatapan datar Jevano mengisyaratkan untuk dirinya diam di tempat. Lagi-lagi dirinya mendengus kasar.

AGI Where stories live. Discover now