BAGIAN TIGA

136 20 4
                                    

Hi guys! Selamat datang kembali🙌🏻

Harap untuk sebelum membaca biasakan tekan tombol vote terlebih dahulu🌟

⚠️DI LARANG MEMBAWA NAMA TOKOH LAIN DALAM CERITA INI, HARAP HARGAI DAN MOHON DI MENGERTI ⚠️

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
































¤Happy reading¤

BEL pertanda jam pelajaran telah usai menggema ke seluruh penjuru sekolah, ramai-ramai siswa/i berbondong-bondong keluar dari kelas mereka. Banyak dari mereka sudah meninggalkan lingkungan sekolah.

Namun, ada juga yang masih berada di sekitaran sekolah, salah satunya adalah inti GRIOZ. Ya, mereka masih berada di parkiran khusus anggota GRIOZ.

"Nunggu apa kita di sini mending cuss pulang!" celetuk Haega memecahkan keheningan.

Jevano menoleh, "Duluan aja, gue masih nunggu Jevani."

Haega menepuk jidatnya pelan, "Oalah gue lupa! Adek lo belum keluar juga ye dari kelasnya. Btw, waktu kita semua di jemur ada adek lo ya, No. Sama cewek siapa tuh asing kagak pernah lihat gue perasaan," katanya.

"Iya, cok! Bukan si Lauren juga gue lihat-lihat, ini mah lebih cantik lagi." sahut Lucano semangat.

Argharis terdiam, mengingat singkat eyes contact dengan perempuan yang sedang di bicarakan oleh teman-temannya. Kali ini ada yang aneh, biasanya jika di tatap seseorang selalu dia yang memutuskan, namun saat perempuan itu menatapnya ia enggan mengalihkan pandangan.

Gavriel mengernyit saat melihat Argharis seperti tengah memikirkan sesuatu, ia pun menyenggol lengan laki-laki itu. "Kenapa?"

Argharis tersentak buru-buru menetralkan mukanya, kemudian ia membalas dengan gelengan pada Gavriel.

"Itu tuh, Jevani. Akhirnya yang di tunggu datang juga," suara Haega membuat mereka semua mengalihkan pandangan pada kedua perempuan yang berjalan ke arah mereka.

Jevani yang melihat Abang dan teman-temannya duduk di atas motor milik mereka masing-masing tersenyum sumringah. "Halo semua, nungguin ya?" ujar perempuan itu dengan terkekeh.

"Cih, geer lo! Orang kita nungguin bi Inah," ucap Haega pura-pura kesal, fyi, bi Inah itu ibu kantin mereka.

"Dih lo pikir gue nanya sama lo?" nyolot Jevani kesal. Hanya dengan laki-laki itu setiap menatap mukanya selalu merasa kesal bawaannya pengen marah-marah mulu! Dan mereka tidak pernah akur jika bertemu, satunya usil, satu laginya emosian.

"Kok lo nyolot sih?!"

"Lah elo yang mulai!!"

Nah, lihat lah mereka mulai adu mulut padahal masalah sepele. Marahnya Jevani ketika melihat Haega ada alasan di balik semua itu. Yaitu, ketika Haega pernah mematahkan lipstik yang baru saja perempuan itu beli dan memakainya di bibir.

Jadi begini ceritanya, semasa liburan kenaikan kelas 12 inti GRIOZ berencana akan main ke rumah Jevano, dan pada saat mereka teman-teman Jevano memilih bermain di ruang tamu. Mereka juga sempat melihat peralatan make up lengkap milik perempuan di atas meja ruang tamu yang mereka tempati. Saat Jevano membereskan peralatan make up itu tidak sengaja Haega menduduki lipstik yang tergeletak di lantai hingga remuk. Haega dan teman-teman yang lain tentu syok melihat itu, lalu dari lantai atas datanglah Jevani tergesa-gesa mengambil alih peralatan miliknya dari tangan Jevano. Muka mereka terlihat panik saat Jevani menanyakan lipstik baru miliknya. Dan Haega pun langsung meminta maaf jika barang yang perempuan itu cari telah remuk karena dirinya tidak sengaja mendudukinya. Mendengar itu Jevani langsung menangis dan emosi, karena dia baru membelinya! Jevano dan Haega langsung kelimpungan, Haega bilang ia berjanji akan menggantikannya dengan yang baru, Jevano pun sama bilang seperti itu. Namun, karena pada saat itu Jevani hanya merasa dongkol di hatinya, ia pun berbalik ke kamar meninggalkan Abang dan teman-temannya yang frustasi.

Gavriel jengah mendengar perdebatan keduanya yang tidak ada ujungnya. "Diem!" Haega yang akan membalas ucapan Jevani seketika langsung kicep mendapati tatapan tajam laki-laki itu.

"Itu cewek yang di belakang lo siapa, Ni? Baru lihat dia perasaan." celetuk Rajendra menatap seorang perempuan yang di bawah oleh Jevani.

"Iya tuh, geulis pisan! Neng geulis siapa namanya?" tanya Lucano pada perempuan itu.

"Temen gue emang cantik! Udah lo gak usah gombalin temen gue, dia gak doyan sama spesies buaya datar macam lo!" ucap Jevani sinis melindungi teman barunya. Ya, dia membawa Syasha kesini.

"Cih, gue cuman mau kenalan juga!" cibir Lucano pada Jevani.

Syasha melihat kedua orang itu bingung, dirinya linglung sendiri. Jevano yang peka dengan kebingungan Syasha akhirnya bersuara.

"Lo temen baru Jevani?" tanya laki-laki itu pada Syasha.

Syasha yang merasa di tanya, menoleh menatap Jevano. "E-eh iya, gue temen Jevani sekaligus murid baru di sini. Kenalin nama gue Syasha!" katanya.

Jevano mengangguk dan senyum tipis.
"Gue Jevano, kakak Jevani, dan mereka—" ucap laki-laki itu terpotong.

"Udah tau dia bang," potong Jevani cepat dengan memainkan kuku-kuku cantik miliknya. Syasha mengangguk seraya tersenyum canggung.

"Wah, jadi lo udah tau siapa kami?" tanya Haega semangat.

Syasha mengangguk, "Iya, Jevani udah kasih tau nama kalian semua dengan detail tanpa kurang."

Para laki-laki itu menatap Jevani yang sedang menaik turunkan alisnya. Haega ingin muntah melihatnya, sok cantik lo jaenab!

Sedari tadi Syasha merasa kurang nyaman dengan salah satu laki-laki di antara mereka yang menatapnya intens. Ingin sekali dia congkel matanya.

"Yaudah, kalo gitu gue duluan ya, Bro!" ujar Rajendra menyalakan mesin motornya.

"Yoi, gue juga duluan guys! Di suruh cepet balik sama kanjeng Ratu." ucap Lucano juga.

Mereka berdua meninggalkan lingkungan sekolah, tersisa Argharis, Gavriel, Jevano, Haega, Jevani, dan Syasha. Yang masih berada di parkiran.

"Yuk, kita pulang!" kata Jevano pada mereka semua.

Jevani memakai helm di kepalanya. "Sya, lo udah di jemput belum? Gapapa nih kalo kita tinggal sendiri?"

"Gapapa, Ni. Bentar lagi jemputan gue dateng kok! Kalian duluan aja, hati-hati ya di jalan jangan ngebut!" balas Syasha sangat perhatian.

Mereka semua mengangguk dan satu persatu dari mereka mulai meninggalkan lingkungan sekolah dan tak lupa mengucapkan hati-hati pada Syasha, perempuan yang baru saja mereka kenal.

"Lo, Sya. Yang seharusnya hati-hati. Maaf banget nggak bisa nemenin sampai jemputan lo dateng, gue sama Abang gue ada acara keluarga soalnya." kata Jevani dengan raut merasa bersalah karena tidak bisa menemani sampai jemputan teman barunya itu datang.

Jevano menyalakan mesin motornya dan Jevani sudah duduk siap di belakangnya, "Duluan, Sya!"

"Ya, hati-hati!" teriaknya melihat motor Jevano keluar dari gerbang sekolah.

Seorang laki-laki mengendarai motor melewati Syasha yang menatap pengendara itu, kemudian si pengendara motor itu berhenti dan menengok ke belakang seraya membuka helm full face menatap Syasha yang masih berdiri di tempat. Syasha sempat heran dengan laki-laki itu ia menaikan sebelah alisnya saat mereka bertatapan cukup lama, lalu pemuda itu menutup kembali helmnya dan menjalankan motor dengan kecepatan penuh pergi meninggalkan Syasha.

Gajelas dasar cowok aneh! batinnya.

TBC

Gimana-gimana part ini?

How's your day dear?🌷🌷

Jangan lupa vote and komen ya man-teman, belajar menghargai karya orang lain🙌🏻🤍🤍🤍

Thank you untuk kalian yang sudah dukung terus cerita ini, ilove you❤️❤️❤️

See you next time man-teman🦋🦋💟💟

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AGI Where stories live. Discover now