32. Berlutut, Tuan Duke! (S2)

7.6K 1.1K 27
                                    


Duke Midfordt benar-benar merasa terkejut, kala ia mendengar apa yang telah dikatakan oleh Putri Ishabelle.

Perkataan tidak terduga, yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya akan keluar dari bilah bibir seorang Putri yang dirumorkan memiliki kepribadian yang manja, tidak tahu aturan, dan seenaknya.

Berdasarkan rumor buruk yang didengarnya tentang Putri Ishabelle, Duke Midfordt telah membayangkan sosok Tuan Putri yang bodoh dan mudah untuk diperalat.

Namun yang ia temukan?

Adalah sosok Tuan Putri yang malah dengan tenangnya memintanya untuk membunuh Para Bangsawan yang tidak menyetujuinya menjadi pewaris tahta, alih-alih memintanya membunuh saudara tirinya, Pangeran Jeffery yang merupakan permintaan yang lebih masuk akal untuk diutarakan padanya.

Tapi meskipun terkejut, Duke Midfordt tidak bisa untuk tidak merasa kagum atas pemikiran keponakannya itu. Pemikiran yang menuntun sang Putri untuk langsung menumpas akar dari ancaman itu, tanpa repot-repot memperdulikan buah dari ancaman yang akan otomatis layu dan mati kala akarnya telah terbabat habis.

Alih-alih bertemu dengan seorang Putri bodoh yang dapat dengan mudah ia hasut dan peralat, ia malah berhadapan dengan seorang Putri yang memiliki ketenangan dan pemikiran yang mengerikan di usia muda.

"Seharusnya aku tidak heran. Karena dia adalah Putri dari Kaisar Orion dan Althea," Batin Alexander, kala ia menatap Putri Ishabelle dengan penilaian yang baru di matanya.

"Tapi meskipun demikian, pemikirannya untuk membunuh para bangsawan alih-alih Pangeran Jeffery itu masihlah pemikiran naif. Bukanlah hal yang mudah bagiku untuk menyingkirkan para Bangsawan itu, meskipun aku adalah Seorang Duke. Dan tentu saja akan sangat sulit untuk menyingkirkan sesama Duke. Aku bisa dicap sebagai penghianat jika ketahuan,"

Duke Midfordt yang malang. Dia sepertinya terlalu memikirkan perkataan Putri Ishabelle, dimana Putri Ishabelle sendiri tidak benar-benar serius dengan ucapannya yang meminta sang Duke untuk membunuh para Bangsawan yang mendukung Pangeran Jeffery naik tahta.

Tentu saja tidak serius!

Karena selain tidak berminat sama sekali dengan tahta kekaisaran, sang Putri juga tahu bahwa hampir mustahil bagi Duke Midfordt untuk menyingkirkan para bangsawan yang mendukung Pangeran Jeffery di masa depan. Mungkin, Pamannya itu bisa menghabisi para Baron, Viscount, dan Count. Tapi jika itu bangsawan Marquess dan Duke, tentu saja akan sangat sulit dan berpotensi besar tertangkap.

Ya. Putri Ishabelle hanya main-main dengan permintaannya pada sang Duke beberapa saat lalu. Tujuannya adalah untuk menyatakan secara tidak langsung pada sang Duke, bahwa ia benar-benar tidak ingin bermusuhan dengan Pangeran Jeffery di masa depan, juga tidak ingin menyia-nyiakan waktunya untuk memusuhi dan merencanakan hal buruk pada sang Pangeran.

Dia hanya ingin hidup dengan tenang dan damai. Memusuhi Pangeran Jeffery dan terlibat dengannya hanya akan menjadi boomerang baginya dan mengancam kehidupan damai yang baru saja ia temukan.

Tapi, seperti yang terlihat, sang Duke benar-benar memikirkan dan menganggap serius perkataan dari Keponakannya itu.

"Tuan Duke, apakah kita sudah selesai dengan pembicaraan ini?" Tanya Ishabelle, yang sontak saja memecahkan kesunyian diantara keduanya dan membuat sang Duke tersadar dari lamunannya.

"Ah.., maaf karena melamun, Tuan Putri," Kata Alexander, yang kini kembali menatap Putri Ishabelle yang tengah menyesap Teh di cangkirnya.

"Saya sudah memikirkan terkait permintaan anda sebelumnya. Dan saya pikir, mustahil bagi saya untuk menyingkirkan semua bangsawan yang dimasa depan bisa saja mendukung Pangeran Jeffery untuk naik tahta. Itu terlalu sulit dan dapat mengancam posisi saya sebagai seorang Duke. Saya bisa dicap sebagai pengkhianat, dan membunuh para bangsawan itu juga bisa berakibat fatal bagi kestabilan kekaisaran ini. Maaf karena tidak bisa melakukan apa yang anda minta, Tuan Putri. Saya rupanya telah terlalu sombong sebelumnya, dengan mengatakan bahwa saya bisa melakukan apa pun untuk membantu anda naik tahta," Kata Alexander. Kepalanya kembali menunduk dengan tangan di dada. Kembali meminta maaf pada sang Putri karena tidak bisa memenuhi permintaan Putri Ishabelle tersebut.

Reborn As A Lazy Villainess (Seri 1)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz