7. Not Okay.

301 22 8
                                    

Warning : Typo bertebaran.

•••

Kalau dihitung dari sma, hubungan Juan dan Wini sudah terhitung 3 tahun. Semuanya lancar dan normal seperti anak muda yang berpacaran pada umumnya, Wini bahagia Juan juga.

Soal perbedaan agama, diawal-awal Juan dan Wini sama-sama memutuskam untuk gak memikirkan hal itu, mereka fokus dengan apa yang ada saat itu, Juan dan Wini sepakat untuk membiarkan hubungan mereka mengalir begitu saja.

Dari segi keluarga, Milan dan Kai juga tidak melarang hubungan Wini dan Juan tapi tidak juga berharap mereka bisa menjadi besan. Sebab itulah, Wini dan Juan tetap menjalani hubungan walaupun berbeda.

Hanya saja, akhir-akhir ini hubungan tersebut nampak mendingin. Berawal dari pertanyaan Juan tentang bagaimana akhir dari hubungan mereka, Juan tidak bermaksud apapun dengan menanyakan hal itu. Pertanyaan tersebut tiba-tiba saja terbesit di benaknya sebab Juan tahu dia tidak akan melepas keyakinannya begitupun sebaliknya.

Saat itu Wini juga menganggap pertanyaan itu hanya pertanyaan yang akan segera mereka lupakan namun ternyata pertanyaan itu tertanam di dalam pikiran Wini dan selamalamann penuh ia berpikir, begitu pun dengan Juan.

Mereka akhirnya memutuskan untuk membicarakan ulang pertanyaan tersebut hingga berakhir dengan perdebatan, lost contact, dan sekarang Juan yang digosipkan dekat dengan Hannah--salah satu perempuan yang satu kelas dengan Juan. Dekatnya bagaimana? Dekat sekali, sampai Wini mendengar mereka sering ke gereja minggu bersama.

Juan, yang hampir tidak pernah mau ke gereja kalau gak dipaksa-paksa berinisiatif menjemput dan mengantar Hannah ke gereja minggu.

Dari situ, perdebatan lanjut jadi pertengkaran dan berakhir dengan break. Kalau kata Satya, tinggal nunggu dikit aja kalimat break menjadi broke up.

"Win!"

Langkah kaki Wini yang hendak menuju kelas Juan terhenti ketika ia mendengar suara James yang memanggilnya dari belakang, Winipun berbalik dan benar saja James sedang berlari kecil menghampirinya.

"Kenapa?" tanya Wini ketika James sudah sampai di depannya.

"Lo mau kemana?"

"Kelasnya Juan."

James mengangguk, ia mengerti walau tidak di jelaskan. Wini pasti menghampiri Juan untuk memperbaiki hubungan mereka, dan kalau tidak bisa di perbaiki Wini akan mengakhiri hubungannya dengan Juan, James kenal sekali tipikal seperti apa itu Wini.

"Lo sendiri?" tanya Wini.

"Habis nganterin Mika, terus gue ngelihat lo jadinya gue samperin."

Wini mengangguk. "Yaudah, kalau gitu gue duluan."

"Eh, gue temenin."

"Gak usah."

"Gue temenin." James kekeuh.

"Gak usah, James." tolak Wini. "Gue mau ngomong berdua sama Juan, lo tahu maksud gue kan?"

"Iya, gue tahu. Tapi-"

"James-"

"Gue depan pintu doang-"

"Gak."

"Win." James menatap Wini dengan memohon. "Gue jaga pintu doang, gak akan ganggu."

Wini hendak mengeluarkan kalimat lagi untuk membantah, namun James buru-buru mengeluarkan kalimatnya. "Gue ikut, titik." kemudian ia berbalik dan berjalan lebih dulu di depan Wini.

Wini hanya dapat menghela nafas, diapun ikut berjalan di belakang James.

"Btw, kalau ternyata hubungan lo sama Juan udah gak bisa dibawa bicara baik-baik lagi, gimana?" James bertanya tanpa menoleh ataupun berbalik pada Wini.

Diary Keluarga BahagiaWhere stories live. Discover now