[3/10]

728 89 13
                                    

Awal kami berkenalan...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Karena author tidak punya ide roma malkis cokel—PLAK!! maksudnya tidak punya ide romantis, mari kita flashback why (name) nikah dengan ice...

Flashback...

Jam menunjukan pukul 08:00 pagi. Orang-orang berlalu-lalang, entah pergi sekolah bekerja atau memang ingin berjalan-jalan saja.

(Name) memutuskan keluar dari acara mendekam—maksudnya rebahan terus di rumah. Dia juga sambil membawa kamera yang di gantungkan di lehernya, selain senang melukis (name) juga menyukai seni photography. Karena itu dia sering membawa kamera, jaga-jaga melihat sesuai yang indah bisa dia potret.

(Name) berpenampilan tertutup dengan topi dan masker berwarna hitam, dia sangat tertutup kecuali untuk keluarganya. Gadis itu terus berjalan dan tersenyum kecil saat melihat toko kue dan camilan manis favoritnya di depan mata.

(Name) masuk ke toko camilan manis favoritnya, dia melihat banyak kue-kue juga cemilan manis berjajar. Name melihat ada sisa satu kotak macaron berbentuk beruang.

"Aku beli itu."

"Aku beli itu."

(Name) menoleh ke sampingnya, ada seorang pemuda yang ikut menunjuk macaron cokelat yang ingin di beli (name). Pemuda itu, Ice ikut menoleh dan melihat (name) dia memasang wajah datar nya.

"Itu punyaku." Ucap Ice.

"Enak saja, aku yang melihatnya lebih dulu." Balas (name)

"Aku sebelum kau aku sudah melihatnya lebih dulu." Timpal Ice.

"Aku sudah menentukan dari rumah akan beli itu." Jawab (name) lagi.

"Mengalah saja, aku malas berdebat. Pokoknya itu macaron punyaku." Tekan Ice.

"Enak saja main cap, itu punyaku tau." Ucap (name) dengan dingin.

Seketika suasana di sekitar mereka mengeluarkan aura-aura kelam, (name) yang menatap ice datar begitu juga dengan Ice yang menatap (name) dengan wajah datarnya. Mereka tidak mau mengalah soal camilan manis.

"Itu punya gue!"

"Enak aja main klaim!"

"Permisi, macaron cokelat masih ada kok." Sela pegawai toko.

Ice dan (name) bersamaan menoleh dan melihat pegawai wanita yang memegang dua macaron cokelat berbentuk beruang yang terbungkus rapih di kotaknya sambil tersenyum manis.

Seketika wajah Ice dan (name) memerah malu, Ice memalingkan wajahnya sambil menurunkan topinya menutup wajahnya yang memerah malu. (Name) juga berdecih pelan dan memalingkan muka.

"Aku ambil macaron."

"Aku juga, dengan tambahan brownies coklat." Ucap Ice.

Setelah mendapat apa yang mereka mau, mereka berjalan keluar dan kembali ke rumahnya sendiri. (Name) bisa tenang karena rahasia ini aman, kecuali Ice, dia melihat Blaze yang memegang perutnya sambil menahan tawa karena melihat Ice.

"ftp—buahahaha!!! Akan ku sebarkan ini di rumah!!"

"Woi blaze?!"

*****

Setelah kejadian itu, tanpa sadar (name) dan Ice sering bertemu, karena (name) yang kurang suka makanan manis kecuali cokelat membuatnya hanya selalu memberi cemilan manis dengan rasa cokelat di toko itu. Ice juga langganan di toko ini karena tiap Minggu ada menu spesial yaitu bakpao manis kesukaan Ice.

Awalnya ketika mereka tak sengaja bertatap mata mereka akan saling menatap sinis dan dingin, walau begitu tak jarang juga mereka saling melemparkan kata-kata.

"Ketemu lagi, Lo ngikutin gue ya?" Sinis (name).

"Gue juga ogah kali ketemu sama Lo." Bales Ice.

Yah...bertengkar terus pasti. Walau gitu mereka tetap sering ketemuan. Tanpa sadar mereka sering ngobrol bersama, lama-lama mereka juga duduk bersama sambil menunggu kue pesanan mereka dan mengobrol santai.

Karena di toko kue ini ada tempat untuk duduk dan makan langsung di tempat membuat Ice dan (name) sering makan camilan manis di sana sambil mengobrol.

*****

Hari ini (name) dan Ice bertemu lagi, (name) tersenyum kala kue manis pesanannya sampai. Gadis menyiapkan kameranya berniat memotret kue di depannya, tak sengaja (name) melirik Ice yang sedang memakan kue di depannya. Mata (name) terpaku pada senyuman kecil Ice, tatapan Ice yang nampak tenang juga membekukan pergerakan (name).

Cekrek!

Saat itu (name) bukannya memotret kue dia malah memotret pamuda tampan di depannya.

"Kenapa? Kau terus menatapku." Ucap Ice saat sadar (name) menatapnya terlalu lama.

Gadis itu memalingkan wajahnya dan menurunkan sedikit topinya "tidak..bukan apa-apa." Gumamnya pelan.

"Owh...oh iya (name) besok bisa datang ke sini?" Ucap Ice.

"Untuk apa? Bukannya kita biasa bertemu 3 hari sekali?" Tanya (name).

"Datang saja, ini penting."

"Oke."

Esoknya (name) kembali datang untuk menepati janji bertemu dengan Ice. Dia melihat pemuda itu sudah duduk di tempat mereka biasa duduk, pemuda itu tersenyum kecil pada (name).

"Sudah lama menunggu?"

"Enggak, baru 20 menit."

"Itu lama kocak, nah sekarang apa?"

Ice menyodorkan setangkai mawar putih yang sangat cantik juga dengan macaron cokelat berbentuk beruang, penyebab awal mula mereka saling mengenal. Ice tersenyum manis sambil menatap (name).

"Aku menyukaimu, ayo menikah."

Mampus dah si (name) baru datang udah keselek.

"Hah?!"

Setelah itu entah bagaimana ceritanya (name) mau-mau saja menikah dengan Ice, toh mereka sudah sangat dekat bahkan sudah tau latar belakang masing-masing. Lagian (name) jomblo dan udah gede, dari pada di omelin mamanya cepet cari pacar kan sekarang udah dapat, pangkat nya suami lagi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

...karena berebut macaron.

*Bonus

Blaze: BANG LINTAR!!!! ICE NIKAH!!! ABANG DI LOMPATINN!!!

Halilintar: Heh!! Main loncatin Abang sendiri aja!!

Ice: makanya gercep

Solar: ceh, padahal gantengan aku

*Di rumah (name)

(Name): ma aku dapet calon suami, dan Minggu depan kami nikah

(Mama anda): bag—APA?!?! PAPA!!! ANAK KITA MAU NIKAH!!!!

papa: HAH?!!! AYO KITA SYUKURAN (NAME) AKHIRNYA GAK JOMBLO LAGI!!!!

(Name):-_-

My Tsundere Wife|| Boboiboy Ice Where stories live. Discover now