[10/10]

512 51 4
                                    

Kebahagiaan itu...

°

°

°









"(Name)...menurutmu apa itu bahagia?"

Gadis itu menoleh, saat pemuda yang dia kenal sebagai suaminya ini tiba-tiba menanyakan hal aneh. Iris matanya tampak bingung dengan pertanyaan tiba-tiba dari Ice, membuat gadis itu menghentikan kegiatan mencorat-coret asal di kertasnya.

"Maksudmu?" Dia meminta penjelasan lebih.

Ice tersenyum kecil, iris mata Aquamarine nya menatapmu lembut. Tangannya bergerak untuk mengelus pipimu. "Menurutmu...bahagia itu apa?"

Gadis itu tampak berpikir, lalu kembali menatap Ice. "Entahlah...kupikir kebahagiaan itu sesuatu yang tidak bisa di tebak?"

Laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya, seolah menunggu (name) untuk melanjutkan kata-katanya. "Maksudnya?"

Gadis itu mendongak menatap langit. Mereka sedang duduk di luar rumah mereka, ada tempat cukup luas di bagian belakang rumah mereka. Dan tempat kosong itu disulap menjadi taman mini dengan berbagai hiasan yang unik dan lucu.

Cuaca sedang cerah, membuat (name) sedikit menyipitkan matanya karena silau dengan cahaya matahari yang menyorot dengan cerah. "ah..ya..entahlah...ada yang kebahagiaannya adalah keluar dari rumah, ada yang kebahagiaannya adalah dengan membeli suatu barang, ada yang kebahagiaannya itu dengan cara tidur..."

Gadis itu menoleh, menatap langsung iris mata Aquamarine Ice. "Kebahagiaan adalah hal acak."

Ice tersenyum, dia memang selalu suka dengan gadis itu. (Name) selalu bisa memberikan Ice jawaban yang menarik dan membuatnya terkesan dengan sudut pandangnya yang jujur membuat Ice kagum.

"Bagaimana denganmu? Apa kau ada rencana yang kau inginkan agar kita bahagia?" Tanya Ice tiba-tiba.

(Name) mengerutkan keningnya, tampak bingung. "Maksudmu?"

"Entahlah...seperti...apa kau berencana memiliki berapa anak? Atau..apa kau ingin berjalan-jalan ke suatu tempat bersamaku? Kita masih awal-awal menikah...setidaknya aku bersenang-senang bersama, sebelum kita sibuk dengan anak kita nanti." Ice mengelus pipimu lembut.

(Name) tampak berpikir, perkataan Ice tidak ada salahnya. Ah...setelah di pikir-pikir dia sudah merencanakan itu dulu-dulu. "Hm...yah...aku hanya ingin punya satu anak. Itu sudah cukup bagiku, dan lagipula...aku hanya ingin memiliki satu...tapi berkualitas. Aku ingin berjalan-jalan ke tempat sunyi, kurasa kita bisa melakukannya saat kau sedang tidak sibuk."

Begitulah kegiatan mereka setiap hari, berbicara acak dan mengungkapkan isi hati mereka. Terkadang mereka melakukan itu setiap malam, terkadang juga hanya dilakukan sesekali. Sesibuk apapun, (name) dan ice selalu membiasakan diri mereka untuk menyempatkan diri saling berkomunikasi. Karena komunikasi itu yang membuat hubungan mereka berjalan dengan damai.

Hari itu banyak yang mereka bicarakan, mulai dari berapa anak yang akan mereka miliki hingga ice yang mengeluh karena pulshie nya yang kotor karena jatuh ke tanah yang basah. Mereka sesekali tertawa saat mendengar cerita lucu dari kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari, itu membuat mereka terlihat harmonis.

Itulah hubungan yang selalu mereka dambakan.

"Kau tahu? Kebahagiaan ku adalah dengan bersamamu."








*****













Ice menguap pelan saat merasakan ada sepasang tangan mungil yang menyentuh pipinya, dia membuka matanya dan melihat bocah laki-laki kecil yang sedang duduk di sisinya dan menarik-narik pipinya.

"Bangun.....papa tidur sangat lama..."

Ice tersenyum kecil saat mendengar suara lembut bocah yang ada di sisinya, dia perlahan beringsut untuk bangun dari posisi tidurnya dan mengambil bocah itu untuk dia peluk. "Hm...tidak lama kok..."

Bocah laki-laki itu menggelengkan kepalanya melihat tingkah ayahnya yang tampak setengah sadar karena baru bangun, dia memeluk bantal berwarna biru. Memilih ikut tertidur dengan Ice yang menutup matanya dengan posisi masih duduk.

(Name) yang tadinya mengintip di balik pintu akhirnya memutuskan membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam, dia mengelus pipi Ice dan bocah kecil itu lembut.

"Kalian tampak menggemaskan..."

Walau (name) memuji dengan ekspresi datar, itu mampu membuat Ice tersenyum kecil dan membuka matanya. "Kau juga sama saja..."

"Aku yang paling menggemaskan di sini!"

Bocah itu mengangkat tangannya, ingin di beri perhatian lebih. ice dan (name) hanya terkekeh pelan melihat replika mereka yang tampak menggemaskan. "Ya ya...kamu selalu menjadi yang paling menggemaskan di hati kami."













...Adalah saat aku menghabiskan waktuku denganmu.
















(Hallo! Terimakasih kepada para pembaca yang sudah setia membaca cerita ini! Untuk selanjutnya ada qna dengan tokoh utama laki-laki di cerita ini! Harap di nanti!)

My Tsundere Wife|| Boboiboy Ice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang