[5/10]

564 65 8
                                    

padahal aku cuma nanya...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Iris Aquamarine Ice menatap lembut tuts piano yang dia tekan, alunan lembut terdengar dari ruangan milik Ice. (Name) sendiri tengah menatap suaminya yang sedang bermain piano dengan tenang, mungkin karena sedang melakukan hobinya Ice terlihat...keren?

(Name) menatap Ice datar, keren? Ayolah. Sekarang (name), seorang wanita yang sejak jaman sekolahan di kenal sebagai es batu berjalan karena selalu menganggap semua hal itu sama menganggap Ice...keren? Bahkan (name) belum pernah memuji adiknya sendiri loh.

"Kenapa ngeliatin terus? Ganteng ya?"

Nahkan, Ice nya nyaut. (Name) berusaha semaksimal mungkin masang Ekspresi datar, iya dia gak mau ketahuan merhatiin Ice tsun-tsun memang.

"Dih enggak, ngarep banget." Jawab (name) sambil memalingkan wajahnya.

Ice menaikan satu alisnya, berdiri dan berjalan mendekat ke arah (name) yang sedang duduk di sofa. Ice memegang kedua pipi (name), sehingga membuat gadis itu harus menatap ke depan tepat menatap Ice yang tengah menatapnya lembut.

Keadaan (name)? Salting lah, yakali enggak. (Name) balas menatap Ice, bedanya (Name) menatap Ice datar. (Name) mencoba membuat dirinya terlihat tenang, tak seperti Ice yang menatap (name) lembut dengan senyuman tipis.

"Cie salting karena suaminya ganteng."

"Berisik, kamu gak ganteng. Jelek."

(Name) menatap wajah Ice, pemuda itu tidak salah sih. Dia memang ganteng, tapi condong ke cantik sih. (Name) aja kadang iri, kulit ice itu kayak mulus dan putih banget. (Name) juga mau.

Ice sendiri milih duduk di sisi (name) sambil meluk, wajahnya dia sandarin di bahu (name). (Name) milih ngelus-ngelus rambut Ice di sampingnya, entah kenapa pas kayak gini dia keinget sama pesan adiknya.

'inget, kakak harus sering-sering muji suami. Jangan di sarkasin terus! Di tinggal mampus!'

Apa (name) coba? Lagian dia jarang, ralat. Sangat jarang memuji seseorang, memuji Ice sekali-kali gak salah kan? Lagian (name) juga mau jadi istri berbakti.

(Name) narik nafas dulu, baru deh dia bicara. "Em...Ice...k-kamu....g-gan...g-ganteng...." walau bicaranya gagap.

Ice yang tadinya merem langsung buka mata, refleks natap (name) kaget. Dia kicep, natap (name) seolah bertanya 'kamu serius?' terlihat di mata Ice. Ice tak bisa menahan senyumnya, jarang-jarang loh istrinya ini mau memujinya. "Nahkan, apa kubilang. Kamu juga cantik (name)."

"Dih! Kata siapa aku ganteng!"

"Udaaah (name), kamu ngambekan. Muji suami sendiri doang sampe merah gitu, lihat telinganya aja merah-merah gitu." Ice berkata dengan watadosnya. Dia menoel-noel telinga (name) sambil menatap tenang, (name) sendiri memilih memalingkan wajah. Natap Ice itu memang tidak aman.

"Aku tarik kembali Ice. Kamu jelek, aku benci kamu."

"Makasih sayang, aku juga sayang kamu."

"NAJIS!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

...Tapi kamu malah malu

(Note: maafkan author kocheng ini meong, maaf karena garing, pendek, dll besok 500 kata deh buat kalian! Maaf ya! Btw pantau terus ya! Mulai chapter depan cerita ini bakal lebih deh!)

My Tsundere Wife|| Boboiboy Ice Where stories live. Discover now