[13] : labirin

15 6 2
                                    

Saat berada di lobi sekolah, mereka semua di kejutkan dengan ramainya tempat itu.

"Loh kok kalian semua ada di sini?" Tanya Jungmo.

Ternyata disana tak hanya ada Jungmo, Woobin, Hyunjin, Jaemin dan Sanha saja, tapi semua teman-teman mereka semua ada di sana. Seperti Renjun, Jeno, Sunwoo, Haechan, Jisung, Jihoon, Junkyu, Yoshi, Eric dan Seungmin juga berada di sana.

"Tadi gue baru aja mau masuk ke kamar gue, tapi pas buka pintu dan masuk ke kamar gue, tiba-tiba gue malah masuk ke kelas. Asli! Gue bingung woi." Ucap Haechan.

"Sama anjir! Gue juga kaya gitu, tiba-tiba ada di perpustakaan pas ketika gue mau masuk rumah." Jeno menimpali.

Jihoon, Junkyu, Yoshi, Eric dan Seungmin bingung mendengar penjelasan dari orang-orang yang ada di sana. Mereka pun saling menatap satu sama lain.

"Wait-wait-wait, ini kalian ngarang kan? Masa sih tiba-tiba ada di sekolah? Ya gak mungkin lah!" Bantah Jihoon.

"Ih beneran asli! Masa lo gak percaya?"—Jisung.

"Bener! Lo tuh harus percaya!" —Renjun.

Seungmin menggeleng. "Gak mungkin kalian bisa ada di sini secara tiba-tiba."

"Ck, ini beneran! Lo pikir kita bisa bercanda di situasi kaya gini?" —Sunwoo.

Sanha menghela nafasnya gusar. "Hah, kalian gak usah bikin bingung deh! Mending kita cari satpam atau guru buat bukain gerbang sekolah."

"Hah? Emang gerbang di tutup?" Tanya Yoshi, lalu Sanha, Hyunjin, Jaemin, Jungmo dan Woobin mengangguk bersamaan.

Jeno menggusar rambutnya kasar. "Duh, sebenarnya ini kenapa sih!? Terus gimana sekarang?"

"Ya apa lagi? Cari Pak Satpam atau guru buat bukain pintu gerbangnya lah." Ucap Jaemin.

Namun tak lama setelah itu lampu yang berada di lobi padam secara tiba-tiba. Membuat anak-anak Adam yang ada disana teriak karena terkejut.

"Pasti listrik sekolah nunggak nih, makanya mati lampu tiba-tiba gini." Celetuk Sunwoo.

Seungmin menepuk bahunya. "Ya lo-lo pada sih make listriknya gak kira-kira, kan gue udah pernah ngasi edaran kalau setiap pulang sekolah tuh kipas anginnya dimatiin, terus kalau bisa nih nge-cas HP gak usah sampe anak satu kelas, kan itu yang buat listrik membludag." Ucapnya panjang lebar.

"Iya iya, sorry deh."—Sunwoo.

"Udah lah mending kita keluar sekolah, terus keluar sekolahnya lewat manjat gerbang aja." Usul Eric yang kemudian mendapat tabokan dari Junkyu.

"Heh lu kan atlet panjat pohon mangga! Ya mesti bisa manjat lah, apa lagi sering bolos lewat tembok belakang sekolah. Lah gue? Mana bisa manjat!" Seru Junkyu.

Eric melebarkan matanya tak percaya apa yang telah di katakan oleh Junkyu. Kemudian ia pun mencubit perut Junkyu hingga sang empu menjerit kesakitan. "Enak aja lo kalau ngomong! Ya mau gimana? Emangnya lo mau gitu kejebak disini sampe pagi!?" Kemudian ia pun mendekat kan diri dan membisikkan sesuatu di telinga Junkyu.

"Lo kalau ngomong di jaga dong Jun. Mau gue lakban mulut lo!?" Ucapnya berbisik hingga hanya Junkyu yang bisa mendengarkannya.

Renjun berdecak sebal. "Ini kita sampe kapan berdiri disini?"

"Sampai Pak Siwon pensiun!" Celetuk Jisung.

"Udah mending ikutin apa kata Jaemin tadi nyari Pak Satpam sama guru aja. Lagian percuma mau keluar sekolah kalau pintu keluar lobi aja di tutup." Ucap Seungmin.

Yang lainnya pun terkejut hingga berlari  ke pintu utama.

"Loh loh ini gimana caranya ketutup?" —Sanha.

"Tau gini mah kita ngerjain tugas di rumah Eric aja!" —Jihoon.

"Sial, sial, sial. Ini gimana keluarnya anjir!" —Haechan.

Seungmin menghela nafas melihat semua anak berada di depan pintu masuk. Ia pun mengeluarkan ponselnya dari dalam saku sekolahnya.

1%

Oh tidak baterai ponselnya sudah sekarat, kemudian ponselnya pun mati total. Kalau begini bagaimana caranya untuk menghubungi ayahnya serta meminta bantuan kepada teman-temannya yang lain? "Udah lah mati gue abis ini. Pasrah aja deh gue." Monolognya.

Hingga kemudian sosok yang telah menghantui mereka sejak tadi muncul di hadapan mereka.

Sosok itu menyeringai seram sampai membuat pipinya itu robek akibat senyumannya itu.

Sungguh, makhluk itu sangat menyeramkan. Bahkan membuat bulu kuduk mereka berdiri.

"Hihihi. Energi disini kuat sekali. Lebih baik kalian menyerahkan jiwa kalian kepadaku karna tak ada jalan untuk keluar dari sini, hihihi. Bukankah itu ide yang bagus karna sangat percuma juga kalian berkeliling di sekolah ini untuk mencari jalan keluar."

"I-itu s-setan?" Ucap Haechan tergagap.

"Gak liat mata lo!? Ya iyalah itu setan, apa lagi emang kalau bukan setan?!" —Renjun.

Haechan menatap sinis Renjun. "Apa sih lo? Gak usah ngegas juga kali!"

Namun tak lama setelahnya sebuah bayangan hitam menyerang makhluk tersebut untuk mengalihkan fokusnya yang sedari tadi ingin menyerap jiwa-jiwa para manusia-manusia yang ada disana.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Seungmin berlari untuk menghindari sosok yang sedang berkelahi dengan bayangan hitam itu. Diikuti oleh yang lainnya juga pergi berpencar meninggalkan tempat itu.

Hingga para manusia itu tak terlihat batang hidungnya lagi, maka bayangan hitam itu pun berhenti menyerang sosok makhluk itu.

"Ah sial, padahal mangsa sudah ada di depan mata, tapi karena bayangan itu mengganggu ku, membuat mereka semua kabur."

"Tapi tak apa, aku bisa bermain sebentar dengan mereka." Sosok itu pun menyeringai seram dan pergi melesat dari sana.

°°°

Jihoon, Junkyu dan Yoshi berlarian hingga berada kelas XII IPS 4, atau lebih tepatnya berada di lantai tiga paling pojok. Mereka bersembunyi disana.

"Hah, capek juga lari-lari naik tangga." Ucap Junkyu memegang lututnya.

Yoshi celingak-celinguk kanan-kiri. "Loh Eric mana?" Tanyanya.

Jihoon dan Junkyu baru menyadari setelah tak ada kehadiran salah satu sohib mereka.

"Loh iya ya, padahal tadi kan Eric di belakang gue tadi!" Ucap Jihoon.

Mereka bertiga masih mengatur jalan pernapasan mereka.

"Sekarang kita harus gimana? Kayaknya kita udah gak bisa pulang deh." Ucap Junkyu lagi dengan nada sedihnya.

Jihoon menghela nafasnya. "Gak usah pesimis gitu, pasti kita bisa pulang kok." Ucapnya menyemangati.

"Gak ada yang tau Hoon. Tapi berdoa aja kita bisa pulang, dan Eric juga bisa selamat dari makhluk itu." Ucap Yoshi.

"Harusnya kita langsung pulang aja pas bel sekolah." Ucap Junkyu lagi.

"Percaya deh kita bakal pulang sebentar lagi. Kita cukup disini sampai aman aja terus nanti kita turun lagi." Ucap Jihoon.

"Menurutmu, apakah kalian benar-benar akan selamat?"

Suara itu menimpali ucapan Jihoon tadi, membuat tubuh mereka menegang seperti di sihir menjadi patung yang tak bisa bergerak.

"Tak akan ada satu pun manusia yang bisa selamat dari sini."

After School | 00 LinerDonde viven las historias. Descúbrelo ahora