17

29.6K 3.1K 75
                                    

Xavier mendongak menatap Zareon. Tangan nya langsung memeluk Zareon erat. Zareon mengelus punggung Xavier.

"Takut.. " lirih Xavier.

"Kan gak ada petir nya, ngapain takut?" heran Zareon.

"Bisa aja kan nanti ada petir." balas Xavier.

"Dasar penakut." ejek Zareon.

Setelah mengucapkan ejekan untuk adik nya, petir bergemuruh membuat pelukan Xavier semakin erat.

"Kenapa jam segini belum tidur?" tanya Zareon.

"Abang diem aja." ketus Xavier.

Zareon menghela nafas pelan. Ia mengelus rambut Xavier dengan lembut. Sedari kecil, Xavier takut dengan petir. Setiap hujan turun dengan deras nya, Xavier akan masuk ke dalam kamar nya ataupun memanggil nya hanya untuk menemani Xavier.

"Tugas sekolah lo udah selesai?" tanya Zareon.

Xavier mengangguk pelan. Bocah lelaki itu menduselkan wajah nya di dada bidang kakak lelaki nya.

Zareon melirik jam dinding di kamar Xavier yang telah menunjukkan pukul 11 malam.

"Tiduran aja." titah Zareon.

Xavier menggeleng. Zareon berdecak pelan. Ia mengubah posisi nya dan Xavier menjadi berbaring.

Tangan nya yang tadi nya mengelus rambut Xavier kini beralih mengelus punggung Xavier. Petir masih terdengar bergemuruh.

10 menit dengan posisi saling berpelukan dan petir yang masih terdengar tiba-tiba saja Zareon mendadak ingin buang air kecil.

Tangan nya hendak melepaskan pelukan nya dengan Xavier namun Xavier dengan cepat memeluk Zareon erat.

"Jangan dilepas!!" seru Xavier.

"Gue mau kencing. Lepas dulu." balas Zareon.

Xavier menggeleng ribut. "Jangan. Petir nya masih ada.. "

Zareon menatap adik nya kesal. "Jadi mau lo gue kencing di kasur lo, gitu?"

"Lepasin dulu, Xavier." lanjut Zareon.

Zareon melepas paksa pelukan Xavier. Pemuda itu turun dari kasur dan berjalan kaki kamar mandi yang ada di kamar Xavier.

Xavier mengikuti Zareon dari belakang. Zareon yang tahu jika Xavier mengikuti nya langsung berbalik.

"Ngapain ngikut?" tanya Zareon.

"Takut." jawab Xavier lirih.

Kekesalan Zareon berubah menjadi emosi. Ia menggeram rendah. "Cuma sebentar Xavier, gak akan lama."

Xavier menggeleng ribut. Zareon mengabaikan Xavier dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

BRAK!

Zareon menutup pintu kamar mandi dengan kasar. Xavier menunggu di samping pintu kamar mandi. Mata nya terlihat berkaca-kaca.

JDERR!!

Xavier ingin menangis saja rasanya begitu mendengar gemuruh petir yang kuat.

"ABANG BURUAN!!"

"SABAR, ANJING!"

Tak lama, Zareon keluar dari kamar mandi. Xavier langsung melompat ke punggung tegap Zareon. Zareon dengan cepat menahan berat tubuh Xavier.

"Lama banget." kesal Xavier.

"Lama mata lo!" seru Zareon kesal.

JDERR!

Tangan Xavier memeluk erat leher Zareon. Zareon menggeram kesal.

Being The Antagonis't Cousin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang