30

24.9K 2.1K 206
                                    

Warning! 17+

Zareon menatap Zeeniva yang duduk di hadapan nya. Gadis itu terikat erat dengan tali.

Zareon mengambil botol kecil dari balik saku hoodie nya. Botol itu berisi obat perangsang.

"Mau minum?" tanya Zareon.

"Eumm.. Mau." jawab Zeeniva.

Zareon menyerahkan botol itu ke Zeeniva. Bodohnya, gadis itu langsung meminum nya tanpa sedikit rasa curiga.

Zareon tersenyum ketika melihat Zeeniva menghabiskan obat itu hingga tak tersisa sedikitpun di botol itu.

Walaupun terisi di dalam botol kecil, obat perangsang itu memiliki dosis tinggi.

Zareon melepaskan ikatan tali di tubuh Zeeniva. Tubuh Zeeniva menggeliat kesana kemari.

"Emhhh kakhh panashh... "

Zareon menunjukkan wajah heran nya dan tentu itu hanya pura-pura.

"Oh ya? Padahal pendingin ruangan udah gue nyalain loh."

"Kakhh.. Sentuhh akuhh."

"Sentuh?" beo Zareon diangguki Zeeniva.

"Gue gak suka sentuh-sentuhan. Langsung intinya aja gimana?" tanya Zareon.

Zeeniva mendongak menatap Zareon yang sangat tampan. Ia tersenyum senang dan mengangguk.

"Tapi gue pengen lo pake penutup mata ini." Zeeniva menurut. Ia mengikat kain hitam di mata nya hingga ia tak bisa melihat apapun sekarang.

Zeeniva merasa bahwa tubuh nya diangkat dan dibaringkan dengan lembut di kasur.

Pakaian nya juga dilepas hingga ia tak memakai sehelai benang pun. Perlahan, ada sebuah tangan yang memainkan bagian bawah milik nya.

Hanya sebentar lalu setelah nya Zeeniva dapat merasakan milik nya dengan milik seorang pria menyatu.

Tanpa Zeeniva ketahui, ada seorang pemuda lagi di ruangan itu selain Zareon.

Salah satu dari mereka tengah melakukan hubungan dengan Zeeniva dan satu nya lagi merekam kegiatan bejat mereka.

Pemuda yang tengah merekam itu menyunggingkan senyum smirk. Ah, sebentar lagi hama satu itu akan menderita.

🌺🌺🌺

Zareon menyuapi Ilea dengan telaten. Ilea masih dirawat di rumah sakit. Tadi, mereka berdua memeriksa kandungan Ilea. Janin yang dikandung Ilea masih berusia 8 minggu.

"Aku gak mau makan lagi, kenyang." tolak Ilea ketika Zareon menyuapi nya lagi.

Zareon mengangguk. Ia membantu Ilea minum lalu setelah nya ia menyimpan piring dan gelas kotor di atas nakas.

"Mau pulaaaaang.." rengek Ilea.

Zareon menghela nafas pelan. Sedari kemarin Ilea terus merengek meminta pulang.

"Gak. Kamu harus dirawat dulu sampe kamu bener-bener sembuh." balas Zareon.

"Ih, aku udah sembuh." rengut Ilea.

"Belum sayang."

Ilea merengut kesal. Zareon terkekeh pelan melihat bibir tipis Ilea terlihat maju ke depan.

"Ngapain bibir nya kayak gitu? Mau aku cium, iya?"

Ilea mendengus kesal. "Aku mau pulang, Biru."

Being The Antagonis't Cousin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang