hai-hai! selamat malam, lovre. ❤️
aku kembali setelah sekian purnama. 😆
bagaimana kabar kalian setelah menonton mv seven? jantung aman? teringat arche lilith, tidak? 🫢jujur aku ngereog parah waktu tau mereka satu project. definisi fiksi jadi nyata. apalagi lirik versi explicitnya persis NCWP dan WTSMC. 😭❤️
buat kalian yang suka dengan karyaku, boleh bantu vote dan komen ya. kalau perlu share ke teman kalian juga, terlebih teman yang baru join kapal jungkook sohee. 🥰
instagram: beeverse_
happy reading, love! ❤️
.
Pertokoan di distrik elite ibu kota. Didominasi brand-brand ternama asal Eropa, mulai dari Hermès yang menempati super premium luxury hingga Coach yang menempati tingkatan everyday luxury. Harganya sangat beragam, tetapi tentu tidak murah. Sebab sesungguhnya brand-brand tersebut bukan hanya menjual kualitas dari produknya, tetapi juga strata sosial.
Siapa pun yang memakai produk luxury brand akan dipandang sebagai orang kalangan atas. Orang dengan tingkat ekonomi di bawahnya bisa langsung berpikir jika dia (orang yang memakai luxury brand) memiliki setidaknya tiga digit Won di dalam tabungannya, serta aset dan properti yang berserakan di mana-mana. Pemikiran itu timbul karena adanya sebuah standar kesuksesan, bahwa kesuksesan seseorang diukur dari brand-brand yang ia kenakan.
Padahal tidak benar-benar demikian. Tidak jarang ada beberapa orang yang menggunakan barang-barang tersebut dari hasil yang berbeda. Seperti mengemis kepada seseorang yang menjadi tempat bagi hidupnya bergantung, berhutang, dan meminjam. Semua itu dilakukan demi terlihat elite di hadapan banyak orang.
Namun Kim Lilith jelas bukan salah satunya. Ia tidak sudi melakukan hal semacam itu hanya demi terlihat elite di mata orang lain. Menurutnya, hal itu sama saja dengan memaksakan keadaan. Lilith memang sangat menyukai uang dan barang-barang mewah, tetapi ia ingin mendapatkan itu semua dengan hasil jerih payahnya sendiri.
Namun berbeda cerita jika Miles sudah berkata, "Cuaca hari ini sangat bagus untuk menghabiskan uang, Sayang." Miles selalu ingin membelikan Lilith barang-barang mewah. Ia tidak merasa keberatan jika mengeluarkan banyak uang untuk kekasihnya. Justru pria itu sangat senang, ia menjadi merasa berguna dan dibutuhkan.
Namun Kim Lilith, wanita mandiri yang terbiasa menafkahi dirinya sendiri, tentu merasa sedikit keberatan. Ia tidak ingin bergantung pada Miles. Ia memiliki prinsip—selagi ia masih bisa membelinya sendiri, kenapa harus dibelikan orang lain?
Lalu kembali lagi ke awal, bahwa hal ini akan memiliki cerita yang berbeda. Karena sesungguhnya Lilith tidak benar-benar selalu menolak pemberian Miles. Ada kalanya ia menerima dengan senang hati jika memang situasinya pas. Seperti saat ini, Miles ingin membelanjakan kekasihnya itu sebagai bentuk ucapan selamat dan apresiasi karena Lilith sudah debut dan menjadi penyanyi terkenal. Tentu saja Lilith tidak akan menolak dalam situasi ini. Bagaimanapun juga niat baik seseorang harus dibalas baik pula.
YOU ARE READING
Want to See My Cat?
RomanceKim Lilith merasa masuk ke dalam lubang neraka ketika manajernya mengungkapkan bahwa dengan terpaksa ia harus berbagi kamar apartemen dengan orang lain selama sepuluh bulan. Niscaya ia tak sudi berhadapan dengan orang asing setiap harinya ketika hen...