2

4.6K 751 27
                                    

TYPO

"Terus gimana?"

"Gue gak terlalu mikirin si kembar sih Han, soalnya mereka juga masih kelas dua SMP, yang jadi pikiran gue Nolan, dia punya cita-cita yang besar, gue takut gak bisa bantu dia gapai yang dia mau, dia udah kelas tiga bentar lagi lulus, lo tau kan biaya kuliah arsitektur itu gimana"

Hana mengulurkan tangannya menyentuh pipi Marvin, mengelusnya lembut

"Tenang aja, Tuhan pasti buka jalan. Aku bantu kamu, jangan tolak apapun. Gak akan ada yang namanya utang budi diantara kita"

"Tapi Han-

"Sssutt, Miko juga udah cukup besar kok buat ditinggal"

Marvin menggeleng, "Enggak Han jangan, kita udah pernah bahas ini sebelumnya"

"Justru karena itu kita bahas lagi. Ini mendesak Mar, nanti Miko bisa dititip ke mamih aku, aku bisa lanjut kerja bantu kamu buat adek-adek"

"Han.."

"Adek-adek kamu, adek aku juga kan?"

"Iya, tapi Han lo gak perlu repot-repot kayak gini, Miko butuh lo"

"Tenang aja, Miko tetep aku urusin sampe aku dapet kerja remote setelah itu aku bisa kerja dirumah sambil jaga Miko"

"Mar, jangan sampe Nolan berkecil hati, dia berbakat"

Marvin menghela nafasnya, dirinya mana mungkin membiarkan orang lain ikut susah karena dirinya

"Mar.."

"Hm?"

"Its oke"

Marvin mengangguk, "Thanks Han"

"Sama-sama"

.....

"Bang.."

Tok

Tok

Tok

Cklek

"Ya princes?"

Nolan keluar kamar dengan seragam SMA nya

"Emm..Bia sama Gara gimana ke sekolahnya?"

Nolan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia juga bingung mau ke sekolah gimana, biasanya dia naik motor.

"Princes, udah siap? Ayo abang anter"

Nolan dan Bianca menoleh ke belakang ada Marvin yang memasuki rumah dengan kaos coklat dan celana pendeknya.

"Perasaan lo gak pulang bang, kok baju lo ganti?" Tanya Nolan

Marvin hanya terkekeh, "Gue udah transfer duit ke rekening lo, cukupin yang buat sebulan"

Nolan mengangguk, berapa pun jumlahnya yang dia harus ingat adalah mencukupinya sebulan.

"Thanks bang"

"Iya, Sagara mana?"

"Tuh" Nolan menunjuk dengan dagu nya pada Sagara yang berjalan keluar rumah.

Marvin terkekeh lalu merangkul Bianca, "Ayo princes, ayo sekalian No"

..

Perjalanan mereka ke sekolah diselimuti keheningan, oh ngomong-ngomong ketiganya sekolah diyayasan yang sama jadi Marvin gak akan bolak balik.

Nolan memandang kakaknya yang menyetir lalu atensinya jatuh pada botol dot susu yang tersimpan di laci pintu mobil disamping Marvin

"Lah dot siapa bang?"

EVALUASIWhere stories live. Discover now