Bab 0048 - Chu Peihan Bergabung

39 5 0
                                    

Chapter 0048 : Chu Peihan Bergabung

Gu Xiaoxiao sangat ingin mengatakan bahwa dia tidak melakukan kesalahan, tetapi dia berubah pikiran.

"Aku memang mengatakan sesuatu yang mengerikan."

Mendengar itu, Wang Chengqi langsung mengerti.
"Kalau begitu pulanglah ke rumah, dan gunakan balok es untuk mengompres wajahmu. Kau akan segera pulih."

Kemudian, Gu Xiaoxiao pergi.

Tetapi setelah sedetik, Gu Xiaoxiao menelpon ibunya Lin Lijuan dan mengeluh. Dia memberi tahu Lin Lijuan bahwa Gu Ning baru saja menamparnya tiga kali.

Tentu saja dia tidak mengatakan alasan mengapa Gu Ning sampai menamparnya. Tidak peduli apa alasan Gu Ning hingga menamparnya, Lin Lijuan akan selalu menyalahkan Gu Ning.

"Pelacur bajingan. Anak haram! Beraninya dia menampar putriku yang cantik! Sayang, sekarang kamu cepat pulang ke rumah. Ibu tidak akan pernah membiarkan dia lolos begitu saja."
kata Lin Lijuan dengan sangat marah.

Begitu Lin Lijuan menutup telepon, dia langsung menelpon Gu Man. Saat itu Gu Man sedang tertidur. Nada dering membangunkannya.

Gu Man melihat telepon. Peneleponnya adalah Lin Lijuan. Dia tidak ingin menjawab panggilan ini, karena dia tahu betul kalau watak
Lin Lijuan bukan orang yang baik.

Namun, telepon terus berdering. Hingga akhirnya Gu Man terpaksa menjawab panggilan tersebut.

"Apa?"
Gu Man bertanya dengan dingin.

"Gu Man, pagi ini putrimu berani menampar Xiaoxiao. Jika kau tidak memaksa Gu Ning untuk meminta maaf pada Xiaoxiao, aku akan membuat kalian berdua membayarnya!" Lin Lijuan menbentak.

Pada awalnya Gu Man agak terkejut, lalu segera menyadari apa yang terjadi. Dia tidak menyalahkan Gu Ning sama sekali, justru balik menanyai Lin Lijuan.

"Apakah kau tahu mengapa Ningning sampai menampar Xiaoxiao? Apakah menurutmu Ningning harus pasrah diganggu terus dan tetap diam, sementara Xiaoxiao terus merajalela atas putriku?"

Lin Lijuan tidak merasa bersalah sama sekali. Dia berkata dengan arogan.

"Tentu saja. Gu Ning tidak bisa dibandingkan dengan Xiaoxiao. Xiaoxiao adalah putri kesayangan kami, sementara Gu Ning hanyalah seorang anak haram."

"Lin Liyuan!"

Wajah Gu Man memerah karena marah. Dia membentak.
"Berhenti menyebut Ningning anak haram. Dia adalah putriku!"

"Terus? Lagipula dia tidak punya ayah. Dia anak haram."
Lanjut Lin Lijuan.

"Kau ..."

Gu Man sangat terluka, tetapi tidak bisa membantah. Dia menutup telepon, dan menangis.

Ningning punya ayah. Mereka tidak ditinggalkan. Ayah Ningning baru saja meninggal.

Lin Lijuan merasa digantung oleh Gu Man. Dia sangat kesal sehingga dia hampir membanting ponselnya.

Setelah beberapa saat, dia menelepon lagi karena dia belum selesai. Namun, Gu Man tidak mau menjawab panggilannya.

Lin Lijuan bahkan menggunakan ponsel milik ibu Gu Man untuk meneleponnya, namun Gu Man tetap juga tidak mau menjawab.

Sekarang, baik Lin Lijuan maupun ibunya Gu Man makin marah.

"Beraninya mereka melakukan itu! Apakah mereka benar-benar akan meninggalkan Keluarga Gu? Apakah mereka pikir mereka sanggup bertahan tanpa kita?" bentak ibu Gu Man.

Jika Gu Man dan Gu Ning mendengar pembicaraan mereka, tentu saja anak beranak itu akan tertawa terbahak-bahak.

Selama puluhan tahun terakhir, Keluarga Gu tidak pernah membantu mereka. Gu Man dan Gu Ning selalu bergantung pada diri mereka sendiri. Dan rumah tua itu peninggalan dari ayah Gu Man. Selain itu, Gu Man membayar sewa.

...

***

Qin Zheng mengirim sms kepada Gu Xiaoxiao, untuk menanyakan alasan kenapa kekasihnya itu tidak masuk kelas. Setelah itu dia baru mengetahui, bahwa Gu Ning telah menampar Gu Xiaoxiao, hingga
Gu Xiaoxiao terpaksa pulang kembali ke rumahnya.

Mengetahui Gu Ning telah menampar Gu Xiaoxiao, Qin Zheng marah pada Gu Ning. Tapi kemarahannya tidak meledak-ledak seperti sikap kekasih yang seharusnya. Dia tidak tahu kenapa.

Di lokal empat, Shao Feifei menatap Gu Ning dengan tatapan sinis seperti biasanya, dan Gu Ning masih mengabaikannya.

Setelah kelas pagi, Chu Peihan tiba-tiba masuk ke lokal empat dengan muka masam mencari Gu Ning.

Semua orang memperkirakan kalau kemunculan Chu Peihan di sini untuk menantang Gu Ning. Sebagian siswa mengkhawatirkan Gu Ning, sementara sebagian lain menunggu untuk melihat sebuah drama.

Pada dasarnya, hanya Shao Feifei dan dayang-dayangnya saja yang sudah tidak sabar untuk melihat dramanya.

Namun, Gu Ning melirik Chu Peihan dengan tenang. Dia sangat yakin kalau Chu Peihan tidak akan menyebabkan masalah baginya.

Chu Peihan mendekat ke meja Gu Ning, berdiri diam sambil menatap Gu Ning dari posisi yang lebih tinggi. Mimik Chu Peihan tampak marah.

"Selamat, Gu Ning! Aku baru saja meninggalkan sekolah selama dua hari, dan kau tiba-tiba saja sudah menarik banyak perhatian. Sekarang, tidak ada lagi yang peduli padaku sebagai gadis paling kuat di sekolah."

Gu Ning sedikit bersandar ke belakang. Tangannya disilangkan di depan dadanya. Dia tampak tenang, lalu bertanya dengan santai.

"Jadi, apa maumu?"

Jadi?

Semua orang mengira akan terjadi lagi duel seru.
Namun, mereka salah besar.

"Jadi, aku harus bergabung denganmu! Aku akan memanggilmu Boss, dan kau harus mengajariku cara bertarung. Tentu saja, jika kau membutuhkan bantuanku, jangan ragu untuk memerintahku."
Kata Chu Peihan dengan sangat tulus.

Semua orang terkesiap.

Mereka tidak jadi bertarung?
Bagaimana mungkin?
Mengapa mereka tiba-tiba menjadi sebuah kelompok?

Ini benar-benar tidak dapat diterima oleh Shao Feifei dan para dayangnya. Mengapa nasib Gu Ning sangat beruntung, mendapatkan beberapa orang siswa yang berasal dari keluarga powerful, dan rela untuk menjadi temannya?

"Baiklah."
Gu Ning tidak menolak.

Persis seperti yang diharapkan oleh Chu Peihan. Sekarang siswa bengal ini makin bersemangat. Chu Peihan menggunakan pena di meja
Gu Ning untuk menulis angka di buku catatannya.

"Ini nomor teleponku. SMS aku segera."
Kemudian, Chu Peihan berbalik dan pergi keluar kelas.

Ketika Gu Xiaoxiao sampai di rumah, nenek dan ibunya melihat mukanya bengap memerah dan pipi membengkak. Kontan saja kebencian keduanya terhadap Gu Ning makin naik ke ubun-ubun.

...

Saat istirahat di antara pergantian mata pelajaran, wali kelas bertanya kepada Gu Ning tentang kesehatan ibunya.

Gu Ning tidak menyembunyikan kebenaran tentang kondisi ibunya. Dia hanya tidak memberitahu gurunya penyebab mengapa ibunya jatuh.

Saat kelas pagi selesai, Gu Ning meninggalkan area sekolahnya dengan menggunakan taksi pergi ke rumah tua.

Dia mengemasi beberapa barang penting, membuang beberapa barang yang tidak terpakai ke tempat sampah, lalu pergi.

Terlebih dulu Gu Ning singgah ke perusahaan pengiriman, untuk mengirim kunci rumah kepada neneknya sebelum pergi ke rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, waktu sudah menunjukkan pukul 13:40. Itu 50 menit sebelum kelas sore dimulai. Gu Ning tidak punya banyak waktu. Dia segera pergi setelah mengobrol ringan dengan ibunya.

Gu Ning akan menunggu sampai kelas malam selesai, baru setelah itu dia akan berbicara dengan ibunya.

Sekarang sudah hari Kamis. Gu Ning berencana pergi ke Kota G Jumat sore. Kemaren dia telah memesan tiket pesawat dan hotel di Internet.

Gu Ning akan terbang ke Kota G pada pukul 19:30 besok, dan tiba di sana sekitar pukul 20:30.


REINCARNATION OF THE BUSINESSWOMAN AT SCHOOLWhere stories live. Discover now