PROLOG

1.6K 167 11
                                    

Namira masih duduk di kursi taman saat rintik hujan mulai jatuh membasahi bumi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Namira masih duduk di kursi taman saat rintik hujan mulai jatuh membasahi bumi.

Perempuan itu tak peduli dan memilih merapatkan jaket yang membungkus tubuh kurusnya.

Mira mengelus perut ratanya dengan gerakan lembut. Ia masih bimbang antara akan mengutarakan kondisinya yang sekarang pada sang kekasih atau menyembunyikannya hingga ia siap menerima segala konsekuensinya.

Sore ini Deo, kekasihnya membuat janji temu di taman setelah mereka pulang bekerja. Namira tidak tahu apa tujuan laki-laki itu meminta bertemu disaat malam menjelang seperti ini karena biasanya Deo yang akan datang ke kamar kos nya tanpa mau repot untuk mampir ke tempat ramai orang begini.

"Menunggu lama?"

Mira mengangkat pandangan. Perempuan itu tersenyum lebar, menarik tangan Deo untuk dikecup dengan lembut.

Laki-laki yang saat ini sudah duduk disampingnya itu hanya terdiam sesaat setelah Mira melepaskan genggaman tangan mereka.

"Lima belas menit yang lalu. Tumben mas telat, apa ada masalah di kantor?"

Deo terdiam. Laki-laki itu menatap lekat wajah kekasihnya yang selalu cantik seperti biasa.

"Ada hal penting yang harus kita bicarakan Ra."

Mira terdiam. Tak mendapat jawaban dari pertanyaan yang diajukan membuat perempuan itu terheran ditambah lagi dengan sikap Deo yang mendadak berubah dingin sejak kedatangan laki-laki itu tadi.

Mira tidak tahu apa yang sudah terjadi namun perempuan itu meyakini ada suatu hal yang tidak beres tengah kekasihnya alami.

"Apa itu?"

Mira mencoba bersikap biasa walaupun kini jantungnya bertalu lebih hebat. Perempuan itu memejamkan mata sejenak untuk menghalau gundah yang tiba-tiba menghampiri saat wajah kekasihnya tiba-tiba berubah mengeras.

"Ayo kita akhiri dengan baik-baik Ra."

"Apa maksudmu mas?"

"Hubungan kita, karena aku akan segera menikah."

Namira terdiam. Tak lama perempuan itu terkekeh kecil walaupun keterkejutan masih menghiasi wajah ayunya.

Perempuan itu lalu menatap Deo dengan kedua alis terangkat jenaka.

"Jangan bercanda mas. Kita gak ada masalah apa-apa jadi kuanggap ucapan kamu tadi hanya lelucon."

"Tidak ada yang melucu disini."

"Kamu ngeprank? Tapi beneran gak lucu mas, muka kamu gak pantes untuk --"

"Sudah ku katakan tidak ada lelucon Ra. Jadi ayo kita akhiri saja."

Mira tertegun. Perempuan itu menatap Deo dengan raut tak percaya.

Sungguh hubungan mereka masih baik-baik saja sebelum pertemuan sore ini lantas hal apa yang membuat Deo kekeuh untuk mengakhiri hubungan mereka secara tiba-tiba.

CINTA MASA LALU (ON GOING)Where stories live. Discover now