7. Bersalah

1.6K 128 27
                                    

Rasa sesak yang menyelinap membuat Deo tidak bisa tidur bahkan hingga adzan Subuh berkumandang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rasa sesak yang menyelinap membuat Deo tidak bisa tidur bahkan hingga adzan Subuh berkumandang. Pria itu masih duduk di kursi kerja dengan kegelisahan yang tak kunjung terselesaiakan.

Matanya awas menatap seisi ruangan dan berakhir pada figura kecil diatas meja. Deo menghembuskan nafas berat, kenangan dengan keluarga kecilnya tidak bisa terhapus begitu saja.

Ia masih mencintai Hanggia bahkan hingga perempuan itu berhasil bersatu dengan pria idamannya ia belum juga mampu melupakannya.

Kesepian masih menjadi teman malamnya. Ia yang dulu benci rokok kini menjadikan benda panjang itu sahabat karibnya. Ia bisa menghabiskan tiga sampai lima batang rokok selama semalam, sebagai bentuk pengalihan stres yang menganggu jiwanya.

Ponsel Deo bergetar. Pria itu melirik sebentar. Ada nama Vian yang tertera sebagai pengirim pesan.

Deo membukanya dan dibuat terkejut saat sebuah foto berhasil tertangkap indra penglihatannya.

Disana, ada Mira dan putranya juga seorang pria yang tidak ia ketahui siapa. Deo menggeram, meremas ponsel tanpa sadar sebagai pelampiasan kekesalan.

Hatinya memanas memandang foto tadi. Ia tidak mengerti kenapa harus bereaksi seperti ini. Jika hanya karena putranya yang berada dalam pangkuan pria itu, ia seharusnya tidak bereaksi berlebihan seperti ini.

Tapi tidak, kedua matanya justru terfokus pada tangan pria itu yang memegang pundak Mira ditambah senyum lebar Mira yang menunjukkan kenyamanan. Mira nampak tidak merasa risih, tidak seperti dulu. Jika dulu Mira tidak suka disentuh pria lain selain dirinya kini perempuan itu sudah berubah. Mira terlihat biasa saja dengan rangkulan itu.

Deo melempar ponsel ke sofa samping meja kerjanya. Pria itu meremas rambut. Diambilnya rokok yang tersimpan di laci meja, ia sulut dengan api. Belum sempat disesap pintu ruang kerjanya terbuka, menampilkan Aira yang berjalan mendekatinya.

Ia matikan ujung rokok segera. Ia tidak ingin Aira tahu kebiasaan buruknya karena Aira tidak menyukainya.

"Ayaaah," seruan manja Aira berhasil menerbitkan senyum di bibir Deo.

Pria itu merentangkan tangan dan membawa Aira kedalam pangkuan.

"Sudah bangun anak ayah, ini masih terlalu pagi sayang."

Aira menggeleng. Bocah itu lalu mendongak menatap wajah sang ayah yang terlihat lelah. Kantung mata ayahnya sangat terlihat juga kedua mata yang sayu tidak seperti biasanya.

"Ayah kayak masih ngantuk," ujar Aira dengan kedua tangan yang sudah memijat-mijat kecil di sekitar mata sang ayah.

"Kelihatan ya?" tanya Deo meringis kecil.

Aira mengangguk.

"Ayah nggak tidur?" tanyanya pada akahirnya. Aira tahu akhir-akhir ini ayahnya banyak bekerja dan tidak tidur semalaman. Oma yang mengatakan padanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 17, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CINTA MASA LALU (ON GOING)Where stories live. Discover now