4. Pertemuan

954 140 16
                                    

Deo akan meninggalkan Aira di Jogja dengan berat hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Deo akan meninggalkan Aira di Jogja dengan berat hati. Laki-laki itu sekali lagi menatap putrinya yang tampil cantik dengan dress rumahan pemberian tantenya, wajah ayunya mengingatkannya pada Liona.

"Baik-baik di rumah ya, jangan ngerepotin yang lain. Tiga hari lagi ayah jemput," ujar Deo lembut. Laki-laki itu menatap dalam tepat pada bola mata putrinya. Sejujurnya ia sendiri tidak tega meninggalkan Aira namun semua karena terpaksa.

Aira mengangguk dengan senyum menenangkan. Gadis kecil itu lalu menoleh saat menyadari langkah kaki mendekat diikuti suara bocah laki-laki yang kini menjadi temannya.

"Ira ini Jio bawa kue, kata Ibu buat kita makan sama-sama."

Jio berujar dengan tatapan yang mengarah pada Aira. Bocah laki-laki itu tidak menyadari ada orang lain yang kini tengah menatapnya tanpa kedip.

"Waaa, Ira mau kak," seru Aira senang. Gadis kecil itu bahkan dengan cepat melupakan keberadaan sang ayah yang masih terdiam.

Agaknya Deo masih shock dengan kedatangan bocah laki-laki kecil yang kini belum juga menyadarinya. Wajah bocah itu tidak asing untuknya.

"Boleh, kuenya sudah dipotong ibu jadi tinggal kita makan," ungkap Jio semangat.

Bocah laki-laki itu lalu duduk diatas lantai, meletakkan kue bawaannya dan mengambil satu potong untuk diangsurkan pada Aira.

Aira sendiri menerimanya dengan senyum lebar. Gadis kecil itu mencicipinya setelah mengucapkan terima kasih dengan tulus.

"Enak, lembut, manis. Ira suka. Kak Jio nggak ikut makan?" tanya Aira setelah menyadari Jio tak ikut makan bersamanya.

Jio menggeleng. Bocah itu lalu mendongak saat baru menyadari ada dua kaki panjang yang berada didekatnya.

"Jio baik-baik aja?"

Deo bertanya lembut. Kedua matanya tidak lepas menatap Jio yang masih terdiam tak mengatakan apa-apa.

"Kak Jio itu ditanyain Ayah," ujar Aira mengingatkan. Gadis kecil itu mengerutkan kening bingung setelah Jio masih tak mengeluarkan reaksi apa-apa. Namun tak lama Jio menggeleng dan tersenyum kecil.

"Jio tadi udah makan di rumah dan sekarang masih kenyang," ujarnya membalas pertanyaan Aira tadi.

Aira mengangguk mengerti. Gadis kecil itu lalu menoleh pada sang ayah, mengulurkan sepotong kue yang diterima Deo dengan ucapan terima kasih.

Satu gigitan membuat Deo tertegun. Lembut kue yang sangat disukainya dengan cita rasa tak asing yang dicecap indera perasanya membuat laki-laki itu terdiam cukup lama.

"Enak, ini buatan sendiri Jio?" tanya Deo akhirnya. Ia menoleh, menatap pada Jio menanti jawaban bocah itu dengan penasaran.

"I––iyaa om, Ibu yang buat," balas Jio dengan ringisan kecil.

CINTA MASA LALU (ON GOING)Where stories live. Discover now