6. Merana

1.1K 139 26
                                    

Deo berulang kali menarik nafas panjang dan dihembuskan perlahan saat bayangan dua orang yang dua minggu terkahir ini memenuhi kepala seakan enggan beranjak dari fikirannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Deo berulang kali menarik nafas panjang dan dihembuskan perlahan saat bayangan dua orang yang dua minggu terkahir ini memenuhi kepala seakan enggan beranjak dari fikirannya.

Laki-laki itu mengacak rambut kasar dengan dengusan nafas kesal berulang kali.

Ketukan pintu tak membuat Deo merubah posisi, ia masih tetap bertahan dengan bersandar pada punggung kursi dan kedua mata memejam rapat.

"Masalah apa lagi kali ini Bang? Gue liat-liat dari kemaren muka lo kusut banget."

Deo membuka mata, ia menatap Vian yang kini duduk tenang menunggu jawabannya.

Jika ia menceritakan keresahannya pada pria itu dia hanya akan mendapat ejekan namun untuk saat ini ia butuh pendapat seseorang untuk menebalkan tekadnya.

"Gue ketemu Mira dan anak kami dua minggu lalu."

"What the Fuck."

Vian berseru kasar. Pria itu menatap Deo dengan raut kaget bercampur kesal yang tak bisa dititupi. Dia memang tahu rahasia kelam abangnya di masa lalu namun untuk anak, sungguh dia tidak tahu apa-apa.

"Lo serius? Bang, lo gak pernah cerita soal ini."

Deo mendengus sebal. Untuk apa ia berbohong.

"Gue sendiri juga baru tau Yan."

Vian masih terkaget. Pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya berulang kali, bibirnya tak berhenti berdecak yang membuat Deo jengkel mendengarnya.

"Lalu tindakan selanjutnya? Setelah tau lo punya anak dari Mira lo cuma mau diem aja? Gak ada pertanggungjawaban?"

Deo mengedikkan bahu tak tahu. Dia sudah mengambil keputusan tadi malam namun saat ditanya begini dia malah tidak yakin.

"Pertanggungjawaban seperti apa Yan?"

Vian berdecak kesal. Abang sepupunya ini ternyata lebih bodoh darinya.

"Ya nikah, pertanggungjawaban apalagi memangnya."

Deo menggeleng tak yakin. Melihat betapa kerasnya Mira saat bertemu dengannya dua minggu yang lalu membuatnya sangsi perempuan itu mau menerima dirinya. Apalagi dengan statusnya yang sudah berbeda.

"Gak semudah itu Yan. Lo tau sendiri gue punya Aira. Ngejelasin ke dia aja belum kepikiran gimana caranya."

"Aira bahkan pengen punya mama baru bang, apa salahnya kalian bersatu untuk kepentingan anak-anak."

"Gue gak yakin Mira masih mau."

"Iya juga ya, siapa tau dia ada calon suami atau mungkin udah nikah."

Deo tertegun. Ia melupakan opsi kedua. Bagaimana jika Mira benar-benar sudah menikah? 
Kenapa mendadak hatinya merasa tidak terima? Apakah masih ada cinta untuk Mira? Tapi dengan Hanggia?

CINTA MASA LALU (ON GOING)Where stories live. Discover now