DATANG TEPAT WAKTU

7.4K 401 5
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

لَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَي اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِمْ (ﷺ)

Utamakan Ibadah sebelum membaca! Dan, Jangan lupa vote😁

📖 HAPPY READING 📖
______________________________

Ruang tamu di kediaman Kiai Rasyid

Rani dan Vina tak mampu mengangkat kepalanya menatap Kiai Rasyid dan Umi Halima karena malu dan takut setelah rencana busuknya terbongkar, termasuk rencananya menjebak Gus Zhafran.

Kobaran amarah mulai tersira di kedua netra Kiai Rasyid. Sebisa mungkin pria paru baya itu meredamkan amarahnya dengan kalimat-kalimat zikir.

Umi Halima sudah tersungkur lemas sembari menangis tak sanggup membayangkan rumah tangga putranya yang masih seumur jagung sudah diterpa musibah seperti ini.

"Kejadian ini jangan sampai ke telinga orang lain dan menjadi bahan pembicaraan, cukup kita yang tau. Saya tidak mau kalian menjadi bahan olok-olok diluar sana," tutur Kiai Rasyid setelah merasa dirinya lebih tenang.

"A–abi!" Rani mengangkat kepalanya sejak menatap Kiai Rasyid kemudian kembali menunduk. Tangisannya semakin pecah mendengar ucapan Kiai Rasyid.

"Rani, ke mana Rahma membawa Zhafran? Cepat katakan!" teriak Umi Halimah. Wanita paruh baya itu mencengkram lengan Rani kuat hingga gadis itu meringis.

"Umi, istighfar! Jangan seperti ini." Kiai Rasyid menarik lembut Istrinya agar melepaskan cengkramannya.

Umi Halima menggeleng. Ia menepis tangan suaminya yang mencoba menahannya. "Aku tidak akan memaafkan mereka, Mas. Mereka sudah keterlaluan. Bagaimana bisa mereka melakukan ini pada putra kita? Apa kasih sayang kita untuk mereka kurang hingga mereka melakukan ini?"

Kata-kata Umi Halima seperti tangan besar yang tak kasat mata meremukkan jantungnya hingga tak tersisa. Kasih sayang, memikirkan itu membuat sudut bibir Rani tertarik ke atas.

Pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini, Umi Halimah lah yang selalu ada untuknya. Memberikan cinta dan kasih sayang layaknya seorang Ibu, tapi apa yang sudah dia lakukan? Dia justru menyalahgunakan kasih sayang itu.

"Sebaiknya kamu katakan ke mana Rahma membawa Zhafran agar Ali segera menemuinya sebelum terlambat," ucap Aza yang sejak tadi hanya diam menyimak terlihat tenang, tapi dalam hatinya dia ingin menjambak rambut Rani hingga rontok.

"K–kak Rahma dan G–gus Zhafran menginap di h–hotel xx," ujar Rani masih menunduk.

"Astaghfirullahal 'adzmin," ucap mereka bersamaan kecuali Vina.

Gadis itu sibuk memikirkan reaksi keluarganya. Bagaimana jika keluarganya tau kelakuannya selama di pesantren? Vina yakin, mereka pasti kecewa.

Aza mengepalkan tangannya kuat, pupil mata melebar, nafasnya memburu mendengar Rahma membawa suaminya menginap di hotel.

Tidak sanggup lagi menahan amarahnya. Ia berdiri lalu menarik Rani dengan kasar, dia sudah tidak peduli keberadaan mertuanya.

GUS_ZHAFRAN_MY_HUSBAND (On Going)Where stories live. Discover now