Chapter 19

164 7 0
                                    

Kepergian Reno kali ini berbeda. Waktu itu dia pergi karena suatu hal. Dan masih ada harapan untuk saling bertemu. Tapi saat ini dia benar-benar pergi untuk selamanya. Sosoknya udah gak bisa lagi gue temui di dunia ini.

Hari-hari setelah Reno meninggal, gue masih belum bisa kembali ke kehidupan gue. Berkali-kali dia datang di mimpi gue. Berkali-kali juga gue menangis. Ini sangat menyakitkan.

Kak Jafran selalu setia nunggu gue pulih dari kesedihan ini. Gue juga merasa bersalah sama dia. Akhir-akhir ini gue jarang perhatiin dia. Gue juga sampe lupa kalau ada peachy di perut gue yang harus gue jaga.

Sampai akhirnya gue sadar. Reno pasti gak bahagia disana kalau dia ngeliat gue terpuruk kaya gini.

"Kak" gue meluk Kak Jafran erat.

"sayang"

"........." gue nangis.

"kenapa nangis?"

"maaf.. aku minta maaf, Kak"

"...aku minta maaf karena terlalu lama berlarut dalam kesedihan atas kepergiaanya Reno, maaf juga karena gak mikirin perasaan kamu, Kak"

"sayang, gimanapun juga Reno itu bagian dari hidup kamu, dia pernah ada dalam kenangan itu, Reno juga orang yang duluan ketemu sama kamu sebelum aku"

"makasih udah ngertiin aku"

"Nay, Reno itu sayang banget sama kamu, aku juga sayang banget sama kamu, cuma bedanya tugas dia jagain kamu udah selesai, sekarang giliran tugas aku"

"sekarang waktunya kita liat masa depan aku sama peachy dan suami yang aku cintai"

"emang kamu istrinya siapa?"

"Bapak CEO Jafran Gautama Laksana"

"oke, aku tambahin gaji kamu"

"hahahah"

"udah lama gak liat kamu ketawa lepas kaya gini"

"kayanya aku harus happy tiap hari, kasian selama ini peachy dibawa nangis terus"

"sayangnya papa" dia ngelus perut gue.

"maafin mama ya, peachy"

"iya mama, peachy juga kangen papa nih" Kak Jafran meniru suara anak kecil.

"papa kamu kali yang kangen mama"

"udah lama......"

"apanya?"

"itu loh"

"sorry, Sir?"

"haha"

-------

Tiga tahun kemudian.

"kamu udah siap?"

"udah"

"eh, Zeano mana?"

"dia paling semangat, tuh udah di mobil"

"sebenernya Zeano itu anak aku atau Reno sih?"

"hush kok ngomongnya gitu"

"bercanda sayanggg"

"ya udah ayo keburu siang"

Zeano Zayyan Laksana. Dia anak pertama gue dan Kak Jafran. Entah kenapa Kak Jafran pilih nama Zeano. Pokoknya gue bahagia banget sama keluarga kecil ini. Gimana gak bahagia? Setiap hari gue liat dua wajah tampan di rumah ini. Untunglah Zeano itu hampir 97% wajahnya mirip suami gue.

Sampailah kita di suatu tempat. Dimana tempat ini selalu kita kunjungin setiap tahunnya.

"Zean, jangan lari-lari"

"iya, Ma"

"liat deh, dia sampe hafal tempatnya"

"kita berdoa dulu ya" kata Kak Jafran.

"Zean, tangannya jangan lupa kalau berdoa kaya gimana?"

"iya, Pa"

Tempat ini tenang dan damai. Iya, ini makam nya Reno. Kita gak pernah absen untuk datang kesini.

"Om Reno nya mana?" tanya Zeano.

"dia disini kok sayang, dia pasti liat kita"

"Zean, mau denger cerita dari Papa gak?"

"mau"

"Om Reno itu pahlawan nya Zean sama Mama, kalau waktu itu Om Reno gak jagain Mama dan Zean, kalian mungkin gak bisa nemenin Papa sekarang"

"jadi, Om Reno itu pahlawan"

"iya sayang, jadi walaupun Zean gak pernah ketemu Om Reno, tapi Zean jangan lupa ya"

"kenapa Om Reno nya gak dateng? Kan biar bisa main bola sama Zean dan Papa"

"gak bisa sayang"

"ya udah, sekarang Zean ikutin Papa taburin bunganya disini"

"iya"

"Reno, apa kabar? Kamu pasti liat kita kan? Nih, ada yang panggil kamu 'Om Reno', itu kan yang kamu mau waktu itu? Aku harap kamu selalu bahagia disana. Sampai ketemu lagi tahun depan di tempat ini, Ren" batin gue.

Mata gue berkaca-kaca. Setiap kesini, gue gak bisa nahan air mata.

-------

"sayang, yang jadwal meeting kita di Korea tanggal berapa sih?"

Iya, gue masih jadi Sekretarisnya Kak Jafran. Gue tetep kerja. Tapi soal urusan Zeano, gue gak pernah lupa. Pekerjaan gue juga dibagi fokusnya sama Haikal. Dan untungnya Ibu dan Mertua gue selalu pengin nemenin cucunya. Mereka sering banget nginep bergantian di rumah gue.

"hari jum'at depan"

"oke"

"kenapa emangnya?"

"kita kan meeting nya cuma dua hari, gimana kalau kita manfaatin?"

"maksudnya?"

"aku kan belum wujudin wishlist kamu liburan ke Korea, jadi daripada cuma dua hari disana kerja doang, mending kita sekalian aja honeymoon"

"honeymoon apaan? Inget, udah punya anak satu"

"honeymoon part dua lah"

"ide bagus sih, tapi minggu ini berarti kamu harus kerja keras buat kerjaan yang nanti ditinggal"

"aahhh"

"semangat dong! Kan mau liburan"

"oke! Demi anak kedua!"

"Kak! Zean itu baru umur empat tahun kalau kamu lupa"

"kan biar rame di rumah, Nay"

"iya deh iya, CEO mah bebas!"

"fix ya! Kita dua minggu disana"

"lama amat"

"tenang aja, aku bakal bikin dua minggu disana gak bisa terlupakan"

"oke, siapa takut!"

"bisa jadi made in Korea ini mah"

"KAK IHH"

-------

To: My CEO

Dear my CEO, thanks for everything until today. 
Thank you for loving me with all your heart.
Thank you for being the best husband ever.
Thank you also for being a good father to our children.
You are my home, honey!. I love you so much forever.

Love, your VIP Secretary.

END.

TO MY CEO 2 | JAEHYUN✓Where stories live. Discover now