38. Candalian (2)

100 22 1
                                    

Hongjoong mengembuskan napasnya secara perlahan. Ia bersandar pada kursi yang tengah di dudukinya itu, lalu menatap ke arah peta yang tertempel di sebuah papan. Beberapa tempat sudah ditanda dengan tinta merah. Berbentuk silang yang memberitahu jika mereka sudah melewati pulau-pulau itu. Lalu, pandangannya beralih pada tumpukan surat yang sudah ia baca sebelumnya. Semua surat yang selama ini Charlos kirimkan kepadanya, pada akhirnya ia biarkan agar bisa dibaca oleh semua anggota Ateez. Sejak pertemuan mereka dengan Halateez, Hongjoong berusaha untuk mempercayakan banyak hal kepada semua anggota. Tidak hanya bergantung pada San.

Yah, walau pun hingga saat ini, Hongjoong lebih mudah meminta San melakukan sesuatu dibanding menyuruh anggota lain. Alasannya sederhana. Karena San memiliki hubungan yang cukup baik dengan Halateez San dan Halateez Yunho. Karena dua hal itu, Hongjoong selalu yakin bila San akan dengan mudah melaksanakan semua tugas yang ia berikan.

Suara pintu yang terbuka langsung mengalihkan perhatian Hongjoong. Dari sana, masuklah Yeosang dengan sebuah gelas di tangannya. Ia melirik sebentar ke arah Hongjoong lalu membungkuk. "Aku kira tidak ada siapa pun di sini," ujar Yeosang.

"Aku berada di sini sejak pagi," ujar Hongjoong. Ia berdiri lalu merenggangkan kedua tangannya. Sekarang, ia merasa mengantuk. Akibat dari pilihannya untuk bergadang dan membantu awak kapal bergantian mengendalikan kapal. Selain Ateez, dirinya juga tetap harus memantau kelima pemuda itu. Ia harus waspada, terlebih pada Arles yang entah kenapa mendadak begitu dicurigai. San dan Hedrick, keduanya sepertinya tahu sesuatu, namun sampai sekarang belum ada yang mau memberitahukan kepada dirinya alasan kenapa harus mencurigai pemuda itu.

Yeosang sendiri, kini berjalan menuju peta. Ia menatap peta dengan sesekali meminum teh melati yang ia bawa sejak tadi. Saat ini, dirinya tidak perlu sibuk berada di dapur untuk membantu Wooyoung. Sudah ada Seonghwa yang bisa membantu dengan sangat baik, sehingga Yeosang pada akhirnya diusir karena mengacau pada masakan Wooyoung sebelumnya.

"Candalian..., aku belum pernah mendengar hal apa pun tentang pulau itu. Bahkan, di buku pun tidak ada penjelasan tentang pulau tersebut," ujar Yeosang. Ia membalikkan badannya, menatap ke arah Hongjoong. Rupanya, pria itu sedang memperhatikan teropongnya.

"Untukku, tidak banyak yang aku tahu. Jelasnya, pulau itu bisa dikatakan sudah cukup hancur. Peperangan yang sering terjadi membuat semua warganya menjadi miskin dan menderita," ujar Hongjoong. Yeosang mengangguk mengerti. Namun, kerutan di dahinya kembali muncul.

"Lalu, kenapa Charlos meminta kita untuk segera ke sana? Bukankah sudah jelas jika pulau itu tidak ada apa pun yang bisa dikuasai lagi?" tanya Yeosang dengan penasaran. Karena selama ini, pulau yang akhirnya diserang pasukan Charlos itu adalah pulau-pulau yang masih terhitung makmur dengan kekayaan yang cukup melimpah. Namun jika benar apa yang dikatakan Hongjoong tadi, maka ini akan terasa aneh. Menyerang pulau yang tinggal menghitung hari saja menuju kehancurannya.

"Charlos berbeda dengan Kerajaan Azland. Tujuan dia adalah mencari Utopia. Alasan menyerang pulau-pulau sebelumnya, adalah mencegah Kerajaan-kerajaan itu untuk bekerja sama dengan Azland." Hongjoong meletakkan teropongnya kembali ke atas meja.

"Lalu?"

"Tangan kanan Charlos mendapatkan informasi, jika portal menuju Utopia berada di Candalian. Terletak di tempat yang sangat dijaga oleh leluhur di pulau itu," jelas Hongjoong.

Yeosang kembali terdiam. Ia menatap ke arah peta itu sekali lagi. Sebenarnya, ada tanda silang lagi di pulau yang berada tepat di belakang Candalian. Tetapi sepertinya, tujuan akhir mereka hanya sampai di pulau itu.

"Ah, kau membuatku ingat sesuatu. Tolong beritahu yang lain, akan ada rapat sore nanti. Aku akan tidur sebentar," ujar Hongjoong. Ia langsung berjalan keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Yeosang yang masih memikirkan penjelasan Hongjoong tadi.

HOURGLASS : Find Your Treasure [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang