47. Tricky House

87 21 1
                                    

"Silahkan masuk. Yang lain sudah menunggu," ujar Yujun dengan raut cerianya. Hongjoong mengangguk pelan. Ia menoleh ke belakang, menatap para anggotanya sebelum mulai melangkah masuk ke dalam rumah tersebut. Satu per satu, para anggota Ateez masuk ke rumah yang terlihat sangat sepi itu. Bukan terlihat saja, namun benar-benar terasa sangat sepi seperti tidak ada seorang pun yang ada di rumah ini. Di sini, sama seperti rumah-rumah yang ada di Candalian, barang-barang di dalam rumah ini didominasi dengan barang berbahan kayu. Aroma kayu pun tercium cukup kuat di sini. Serta lantai kayu yang mereka injak, membuat suara langkah kaki mereka akan terdengar sangat jelas walau pun mereka mencoba memelankan langkah mereka sendiri.

"Selamat bersenang-senang! Semoga kalian selamat!"

Brakk!

Semua anggota Ateez dengan cepat menoleh ke arah pintu. Raut wajah mereka terkejut ketika Yujun secara tiba-tiba menutup pintu dengan kencang dan menguncinya dari luar. Dengan cepat, Yunho menghampiri pintu itu. Berusaha membukanya sekuat tenaga, namun tidak berhasil.

"Apa yang kalian lakukan! Cepat buka pintunya!" teriak Yunho. Namun, ia malah mendengar suara tawa khas Yujun.

"Kupu-kupu! Kupu-kupu hijau sudah kembali!" ujar Yujun yang terdengar oleh Yunho. Yunho menghela napas panjang. Ia mundur dua langkah, lalu berbalik. Namun hal mengejutkan lainnya terjadi. Dirinya tidak menemukan siapa pun di ruangan itu selain dirinya. Badannya bergerak menyusuri sekitar ruangan, dengan kepala yang terus mengecek posisi terakhir para anggota Ateez yang ia ingat. Namun nihil, Yunho tidak menemukan apa pun. Bahkan, ia tidak bisa membuka pintu satunya lagi yang ada di ruangan itu. Pintu itu terkunci.

Yunho mengembuskan napasnya panjang. Ia memejamkan matanya, berusaha untuk tenang, lalu mulai mencari kunci. Dirinya tidak berharap banyak bisa menemukan kunci pintu keluar dari rumah ini. Setidaknya, ia harus menemukan kunci pintu satunya dan mencari semua anggota Ateez. Ia terus mengecek semua sela di ruangan itu. Tidak peduli jika kegiatannya itu membuat ruangan tersebut menjadi begitu berantakan.

"Hah..., seharusnya aku waspada sejak awal. Mereka adalah goblin, dan goblin itu licik. Sial sekali," gumam Yunho. Ia berkacak pinggang. Menatap ke arah langit-langit ruangan itu. Bangunan ini memiliki tiga lantai. Cukup luas juga untuk dijelajahi seorang diri. Tetapi, Yunho masih bingung dengan apa yang tadi terjadi. Bagaimana mungkin teman-temannya itu menghilang tanpa dia sadari?

"Mungkinkah sihir?" ujar Yunho pelan. Ia mengembuskan napasnya lagi, lalu kembali menatap ke arah sebuah rak berisi berbagai macam hiasan yang menjadi satu-satunya tempat yang belum ia jelajahi. Satu per satu barang ia perhatikan. Mencoba untuk tidak lengah hingga melewatkan sesuatu yang penting dari barang-barang itu.

"Wah, berantakan sekali."

Tubuh Yunho tersentak. Ia menoleh ke belakang dan mendapati seorang pemuda tengah berdiri dengan punggung yang bersandar di tembok. Pemuda itu memperhatikan barang-barang yang sudah berserakan di lantai dengan wajah terkejut yang dibuat-buat.

"Siapa—, kau goblin?" tanya Yunho dengan mata memicing. Pemuda itu mengangkat kepalanya. Ia menatap bingung Yunho sebelum bersorak heboh dengan tepukan tangan.

"Woah! Kau langsung bisa menebak dengan benar! Hebat sekali," ujar pemuda itu dengan semangat. Yunho mendengus kesal. Pemuda ini membuat rasa kesalnya kembali muncul dan malah bertambah. Ingatannya kembali memunculkan bagaimana kepolosan Yujun membuat dirinya sangat lengah hingga bisa dijebak seperti ini.

"Tentu saja. Aku sudah bertemu dengan Yujun dan Yechan," ujar Yunho dengan nada suara yang terdengar jelas tengah kesal. Saat Yunho menatap balik pemuda itu, ia bisa melihat raut wajah terkejut pemuda itu. Hanya sebentar, sebelum senyuman kembali muncul di wajahnya.

HOURGLASS : Find Your Treasure [END]Where stories live. Discover now