Chapter 14

410 39 13
                                    

"Kita harus merasakan kesedihan, tetapi tidak tenggelam di bawah penindasannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kita harus merasakan kesedihan, tetapi tidak tenggelam di bawah penindasannya."
— Valence Kornwit Treerapanyakun








•••








"Cukup. Jangan melewati batas lagi."

Iris mata teduh milik Rain melihat kearah Valence. "Kamu pikir kamu siapa?"

"Aku? Seorang malaikat tampan yang baru saja bangun dari tidur siang."

Dengan begitu nakal, Valence melempar sebuah pesawat kertas kearah Rain. Tatapan mata Rain terlihat sangatlah tajam. Bahkan tawa yang di perlihatkan oleh Valence membuatnya kesal.

"Menurutmu ini lucu?"

Valence melihat kearah Rain. "Seharusnya itu menjadi lucu."

Pria cantik itu pun marah dan melempar Valence mengunakan buku. Parahnya lagi dia membawa sebuah kursi untuk di menyerang Valence yang pandai menghindar. Tuan muda Minor itu pun tersenyum dan merapikan seragamnya.

"Hentikan, kalian berdua sudah gila." Ucap Phoenix pada Valence dan Rain.

"Aku bisa memukulnya sungguhan." Ujar Valence melihat kearah sepupunya dan menunjuk Rain yang di landa emosi.

Rain ingin sekali menghantam wajah Valence mengunakan kursi. Namun sayangnya kursi itu menghantam loker.

Brak!!

Tanpa membuang waktu, Valence memukul ringan wajah Rain hingga mundur. Semua siswa yang tidak tahu apa-apa memilih mundur.

"Hei. Kau anak rajin berhentilah." Ujar Phoenix dingin.

"Iya, aku sudah menyuruhmu untuk berhenti." Imbuh Valence pada Rain.

Rain masih terlihat kesal. "Siapa kalian berdua menyuruhku berhenti?"

Kedua mata milik Rain dan Valence saling memandang dengan tajam satu sama lainnya. Terlihat sekali bila Rain ingin membunuh Valence. Ketika Rain ingin melempar sebuah kursi.

"Ada apa ini?" Sang wali kelas pun datang.

Valence yang ingin menghindari hukuman pun sok menjadi orang berguna. "LETAKKAN ITU! Menurutmu, apa yang kau lalukan? Sialan." Iris mata Valence melihat kearah wali kelas. "Saya hanya mencoba menghentikan teman sekelasku yang berkelahi. Saya hampir saja celaka karena kursi ini. Saya meminta maaf. Minta maaf padanya. Sekarang!"

Iris mata Rain melihat kearah semua orang yang menatap dirinya. Mulai dari wali kelas dan para murid. Kemudian Phoenix dan Stop yang sibuk melihatnya.

Setelah kejadian perkelahian di dalam kelas. Daw dan Jin harus pergi kerumah sakit untuk melakukan perawatan. Sedangkan, Rain harus melakukan bimbingan konseling dan panggilan orang tua. Kali ini, Yai datang untuk menghadiri panggilan dari wali kelas sang anak.

05. WHY Seasons 5 | Love Literature of Rain [END]Where stories live. Discover now