Chapter 62

368 33 83
                                    

"Ternyata benar ada yang harus aku perbaiki, betapa mengenaskan rindu dibiarkan begadang semalaman hingga pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ternyata benar ada yang harus aku perbaiki, betapa mengenaskan rindu dibiarkan begadang semalaman hingga pagi."
— Nang Minor [Pete Pongsakorn Saengtham]







•••







Sejak semalam Pete sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak ketika mendengar kondisi kesehatan suaminya yang memburuk. Bahkan jemari lentik milik Pete mencium lembut kemeja corak sang suami. Air mata pun menetes membasahi pipinya.

Pagi-pagi buta dengan matahari yang belum mengintip dari ufuk timur. Pria cantik itu segera mengemasi barang-barangnya. Kaki jenjangnya pun melangkah keluar dari dalam kamar dan pergi menuju kearah kamar milik Paris. Bibi Hom juga melihat bila Nyonya rumahnya yang terlihat seperti orang kebinggungan.

Pelayan tua itu pun berjalan mendekati Nang Minor. Terlihat sekali bila raut wajah Pete sangatlah panik dan sedih.

"Ada apa, Nang Minor?" Tanya Bibi Hom pada Pete yang ingin menemui Paris.

"Sekarang kau bersiaplah dan kita harus kembali ke Bangkok? Jangan tunggu siapa-siapa lagi?" Ucap Pete pada Bibi Hom.

"Baik, Nang Minor." Jawab Bibi Hom patuh.

Pete benar-benar sudah tidak bisa berpikir lagi. Bahkan pria cantik itu membangunkan Paris dan mengemasi barang milik putra kecilnya dengan terburu-buru. Rasanya Pete ingin segera kembali menemui suaminya.

Sementara itu, Sam melihat kearah Bibi Hom yang terlihat begitu sibuk. Lalu iris mata pria cantik itu pun melihat Paris memeluk boneka paus dengan wajah mengantuk. Hingga akhirnya iris mata Sam melihat kearah Ibu mertuanya.

"Mommy, kenapa mengeluarkan koper sebanyak itu?" Tanya Sam pada Ibu mertuanya.

Pete hanya terdiam sejenak. "Sudah waktunya Mommy menemui Daddymu."

"Tapi..."

"Tolong! Beritahu suamimu dan hanya ini yang Mommy minta darimu?!" Ucap Pete dengan mata berkaca-kaca.

Sam yang terlalu patuh dengan ucapan Ibu mertuanya pun hanya mengangguk. Kaki jenjangnya pun berjalan kearah lorong menuju ke kamarnya. Pria cantik itu mendapati suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi. Iris mata Venice melihat kearah Sam yang terlihat gelisah.

"Ada apa?" Tanya Venice sambil mengelus lembut pipi chubby milik istrinya.

Mata bulat Sam melihat kearah prianya. "Mommy, dia... mengemasi barang-barangnya dan ingin pulang ke Bangkok."

"APA KATAMU?!" Venice meninggikan suaranya.

Kaki jenjang milik Venice pun berjalan menyusuri lorong safe house mewahnya. Hingga akhirnya dia melihat Ibunya yang sibuk menyiapkan Paris. Tanpa membuang waktu, pria picik itu meraih pergelangan tangan milik Ibunya.

05. WHY Seasons 5 | Love Literature of Rain [END]Where stories live. Discover now