Jangan suka di Marlboro

1 1 0
                                    

Ingin bercerita tapi mulai dari mana?
__________________

Karena mengingat dua bulan lagi angkatan kami akan lulus pihak sekolah menyusun jadwal untuk angkatan kami study tour ke Yogyakarta selama tiga hari sekaligus menjadwalkan kami mengunjungi salah satu universitas yang masuk top 3 di Indonesia. Apa lagi kalau bukan Universitas Gajah Mada atau yang biasa disebut sebagai UGM.
Kami berkumpul dan mulai berangkat saat pukul delapan pagi menggunakan kereta. Aku sendiri belum pernah bepergian jauh sampai keluar kota begini tapi menurut Fita yang sudah beberapa kali ke Yogyakarta katanya bisa menyita waktu tiga sampai empat jam jika menggunakan kereta dan beralih ke bus. Semoga saja aku kuat.
Saat masuk aku buru-buru mencari tempat duduk yang dekat jendela. Kali pertama dan aku harus banyak meihat pemandangan, sering aku lihat di media sosial hal-hal seperti ini sangat indah, setidaknya aku ingin sekali saja merasakannya.

"Lu salah duduk kali ini kursi punya gua! Bangun lu."
Suara yang aku sangat kenali tiba-tiba berteriak dengan tidak santai menggangu suasana aku melihat pendangan yang disuguhkan.

"Apa sih, Lul?"

Lulu yang didepanku menunjukan ekspresi kagetnya. "Lu, Ar. Gua kirain siapa, bangun deh kursi gua nih."

"Lha? Kok kursi kamu sih?! Nggak ada nama kamu kok disini, jadi terserah aku dong!" aku menjawab dengan tidak kalah nge-gas.

Lulu justru mendekatkan wajahnya didekat telingaku dan membisikan kalimat yang membuatku ingin menghabiskan sisi hidup bekerja sebagai koki di krusty krab, "Gua tau, Ar kita emang nggak dari kota tapi setidaknya sebelum duduk lihat nomor kursinya dulu. Untung kursi yang lu dudukin itu kursi gua, bayangin kalau kursi yang lo dudukin itu kursi orang lain?" ujarnya dengan terkekeh dan sudut bibir yang dinaikan. Jujur ekspresi wajahnya memang tidak pernahmengecewakan. Nyebelin. Banget!!

Dengan gagap dan dengan malu-malu aku menjawab "Maaf Lul. Aku nggak tau. Lihat nomor kursinya dimana yah?"

Dia menggerak-gerakan selembar kertas yang dibagikan di loket tiket sebelum masuk kedalam kereta. Setelah aku baca dengan teliti,aku menepuk pelan dahiku "Wah aku memang ceroboh dan kampungan, gini ajah aku nggak tau." ujarku dengan ringisan kecil.

"Lu bukan kampungan, hanya belum pernah nyoba. Salah saat pertama kali coba tuh nggak apa-apa kali. Bukan hal yang gede, santai aja yang tau cuma gua." ujarnya dengan meletakan tas ransel di kursi disebelahku.

"Makasih yah, tapi kursi kamu disinikan Lul. Kursi yang kamu duduki itu baru kursi aku. Maaf yah karena aku ceroboh."

"Nggak pa-pa, kalau bukan lu tadi udah gua usir tuh orang yang duduk di tempat gua. Tapi, saat tau itu lu jadi nggak pa-pa lah.nggak masalah kita tukar tempat. Duduk aja, senyamannya lu aja."

Setelah mengtakan itu dia langsung saja menutup mata dan memasang headset di kedua telinganya. Sedangkan aku beralih kembali menatap keluar jendela sembari melanjutkan melihat pemandangan dari dalam saat kereta mulai berjalan.

Setengah perjalanan sudah kami lalui. Saat ingin membuka kamus bahasa Jepang fokusku disita oleh hp yang berada di saku baju yang mengeluarkan notifikasi saat kubuka ternyata room chat grup yang diberi nama ruang info sama Fita ini terdapat satu pesan yang baru saja masuk.

Fita gudang ghibah:
Hello epribadehh, kalian gimana? Baik-baik aja kah? Kaian dibagian mana deh, kok aku nggak lihat batang hidung kalian, mengendus bau-bau HTS pun tidak.

Heh jarimu tuh loh!!! aku? Nggak tau dimana maklum aja kali wong ndeso nggak tau apa, sedih. Tapi, yg jelas aku duduk tepat disamping Lulu.

Fita gudang ghibah:
OMMOO!!!! JINNJAA?!! kok bisa sih?

Bisa lah, berdasarkan tiketnya kan? Aku dikasih tau Lulu, kalau duduk yh berdasarkan nomot yang ada di tiket.
Btw Nissa mana deh?

Semasa AliyahDove le storie prendono vita. Scoprilo ora