022. It's Dangerous Outside the House (1) 𖥔

35 3 0
                                    

———— chapter start

Kami dengan cepat memasuki Vatikan menggunakan wewenang kardinal Cattleya dan menerobos antrian yang panjang di belakang.

Sepertinya anak-anak yang menggenggam tangan orang tuanya membuat garis antrian panjang di luar, tapi Aku bahkan bisa melihat anak-anak yang berada di dalam.

Ini semua karena antusias para orang tua di negara ini atas edukasi untuk entah bagaimana anaknya bisa membangkitkan kekuatan suci.

Karena hari suci ini juga berfungsi sebagai seleksi publik dari 'Kambing Qurban'.

Ini adalah peristiwa yang cukup menipu. Pada awalnya, Stigmata tidak membangkitkan kekuatan suci dalam jalan yang normal.

Bagaimana bisa seorang anak yang memiliki potensi seperti anak yang telah membangkitkan kekuatan suci menggunakan stigmata terlahir?

Kalau ada kasus seperti itu, Vatikan ini akan menyadari keberadaan mereka lebih cepat dan menculik anak itu.

Seleksi publik tidaklah lebih dari pementasan perayaan hari suci. Mempromosikan kambing qurban sambil menerima donasi dari para orang tua di waktu yang sama.

[ 'The World Building God' bergumam dalam hati kalau Semakin terang cahayanya, maka semakin gelap bayangannya. ]

Bahkan di Vatikan yang suci ini, lingkaran gelap orang dewasa yang tersembunyi di antara dinding dan pintu.

Saat Aku berjalan di koridor bersama kardinal Cattleya, aku melihat anak-anak langsung bergerak di garis yang tersusun rapih.

Tempat yang akan kami kunjungi mungkin kapel ataupun restoran.

Anak-anak harus tinggal di sini selama tiga hari dan menyelesaikan kegiatan religius yang monoton dan membosankan seperti berdoa, makan, dan beribadah agar mendapatkan kesempatan untuk menguji potensi mereka.

Di waktu itu, seorang Pendeta muda dari sisi lain mendekatiku.

"Itu kardinal Cattleya! Kau sudah kembali!"

"Ah, kak Pavel."

"Tapi, Anak yang di sampingmu ... apa ini anak yang direkomendasikan Yang mulia secara pribadi untuk Kambing qurban?" (heh, bukan kambing qurban tapi hari pengorbanan! tydack sopan kmu y)

"Tidak. Aku hanya membawanya ke sini karena dia ingin melihat Vatikan. Tentu saja, kau bisa mengambil tesnya kalau kau mau."

Dalam tatapan lembut kardinal Cattleya, aku menggelengkan kepalaku putus asa, "Tidak, tidak! Saya hanya ingin melihat-lihat lalu pulang."

Aku tidak ingin hidup dengan terkurung di tempat ini, dipaksa untuk menjalani hidup yang suci, dan diperlakukan sebagai kebaikan publik untuk menyelamatkan dunia ini.

Aku adalah orang yang sekuler.

Kardinal Cattleya tertawa dan segera beralih dari candaan setengah-setengah itu. Pendeta muda itu membicarakan poin utamanya.

"Saya minta maaf karena mengatakan ini tepat pada saat Anda baru saja sampai, tapi saya pikir sepertinya anda harus pergi ke Dewan negara sekarang juga. Rapat pelaksanaan anggaran untuk kuartal ini telah dilanjutkan."

"Oh, astaga. Nak, Aku minta maaf, tapi sepertinya aku harus meninggalkanmu untuk waktu yang agak lama."

"Saya tidak apa-apa, silakan pergi saja."

"Kak Pavel, aku butuh bantuanmu. Sebagai gantinya aku, perlihatkanlah area Vatikan ke anak ini."

"Baik! Jangan khawatir, dan silakan pergi, Yang mulia."

Privileges by The World Building GodWhere stories live. Discover now