171 - 173. COCM (5) - A Reunion I Hoped For, A Reunion I didn't Want (1) 𖥔

60 11 6
                                    

— 170. Castle of Changing Mirrors (5) 𖥔 —

"Oh Tuhanku ...."

Mereka gagal untuk melandaskan pukulan yang efektif pada Lilith.

Saat mereka bertiga membeku karena kaget.

Charurururu!

Rantai borgol di pergelangan tangannya Lilith pun retak.

Dibanding menjadi sebuah alat yang mengendalikan dia, itu malah menjadi senjata lain yang terulur pada mereka bertiga.

"Kgh!"

"Hmph-!"

"Ugh!"

Rantai itu membungkus di leher semuanya dan menarik mereka ke depan. Ujung kaki mereka meraba-raba lantai agar menginjaknya, hanya untuk melayang di tengah udara.

Lilith pun membuka mulutnya dengan menggeram.

“Aku lelah bermain dengan kalian. Jadi, aku akan langsung memanggil kalian." (Tl/n: gatau juga guys ini tl an dari sananya, nunggu yg ofc ajaa ya biar ga bingungg)

"...."

“Baiklah, manusia rendahan. Siapakah di antara kalian yang akan jadi yang pertama kupenggal menggunakan sabitku?”

"...."

“Apa? Tak ada sukarelawan? Kalau begitu, mau bagaimana lagi.”

Matanya iblis itu, bercahaya dalam kegirangan, melirik ke arah satu orang. Pilihannya itu sudah universal.

“Omong-omong, healer akan selalu menjadi yang pertama, 'kan?”

".....!"

Wajahnya Hilde, seorang gadis kurus dengan rambut pirang pucat berwarna platinum, menjadi sangat memutih.

Lilith pun dengan sengaja mengangkat sabitnya dengan sangat lambat. Itu dikakukan hanya untuk menikmati rasa takut yang membanjiri matanya Hilde.

"A-Aku tidak mau ...."

Dengan lapisan air yang tebal terbentuk di kedua mata mereka, sabit yang menjejakkan bayangan di atas kepalanya, jadi memburam.

'Bantu. Bantu aku, kumohon.'

Dia tak ingin mati.

Dia berharap dengan putus asa bahwa seseorang akan menyelamatkannya.

Jadi, dia memanggil nama orang yang paling ia harapkan untuk menolongnya, meskipun hanya sekali, meskipun ia tahu bahwa ini akan menjadi sia-sia.

"Kak Odellite ....!"

Shhwwwwiiii!

Sabitnya Lilith pun terjatuh seperti mata pisau sebuah guillotine.

"Nona penyihir suci!"

"Nona Hilde!"

Tapi, tepat pada saat itu.

Privileges by The World Building GodWhere stories live. Discover now