070. Is It a Holy Sword or a Demonic Sword? (2) 𖥔

81 12 1
                                    

---- chapter start

"Saya ingin memperkenalkan diri secara resmi. Saya Thesilid Argent, seorang paladin dari Kantor Inkuisisi, Biro Hakim Kesesatan, saya mohon kerjasamanya."

*inkuisisi : pengadilan terhadap bid'ah (orang sesat)

"... Saya Eleon O'drick, mohon kerjasamanya juga."

Melihat uluran tangan yang menunggu untuk dijabat, Eleon harus memperhatikan semua atensi dirinya untuk mengendalikan ekspresi wajahnya.

Dia merasa tidak nyaman dengan Thesilid.

Ia memegang pedang sebanyak kemampuan yang dia punya, dan pria muda yang tampan seperti dirinya juga. Satu-satunya kekurangannya adalah Ia lebih muda darinya.

Eleon merasa ketakutan akan insting kehilangan posisinya.

Sementara itu, matanya Thesilid meredup karena dia menjabat tangannya lebih lama dari perkiraan.

"...."

Eleon berkonsentrasi pada ekspresi wajahnya, jadi sepertinya dia terlihat tidak tahu kalau dia menaruh kekuatan di tangannya.

"Kalau begitu, sampai jumpa nanti."

"Iya."

Pertemuan yang suram itupun berakhir. Dua orang itu segera berbalik dan meninggalkan aula konferensi.

Thesilid berjalan sendirian di koridor dan menatap ke arah tangan yang berjabatan tangan dengan orang itu.

"Misi ini ...."

Dia mempunyai firasat yang tak baik. Memikirkan tentang itu, dia pun terkekeh sendirian.

Pada awalnya, dia merasa baikan, memiliki hasil yang bagus, ataupun merasa disambut?

Itu cuma akan menjadi perasaan tidak menyenangkan kronis yang tak ada artinya. Thesilid memilih untuk mempercayai itu.

Seperti yang diduga, firasat tak menyenangkan itu tidak ada gunanya.

Kalau dia menginginkan petunjuk yang penuh arti untuk masa depan, seharusnya dia merasakan bahaya daripada pikiran negatif.

Semuanya benar-benar berjalan dengan halus sampai beberapa poin.

Tidak ada masalah yang bisa memusnahkan prajurit dari Kesatria Spirit yang melindungi pedang Iblis Celestial dan menuntun korban yang terjebak di dalam pusaran dungeon menuju ke arah gerbang keluar.

Namun, di saat tidak ada satupun orang di bukit tempat Pedang Suci sebagai objek penyelamat, benda itu berada dalam ayunan penuh. Eleon, yang terperangkap akan keserakahan itu menanjaki bukit seolah-olah Ia kerasukan sesuatu. Pada saat dia menggenggam gagang pedang, malapetaka pun dimulai. (sial, pantesan aja gweh ngerasa firasat buruk -stardust)

"Ini ... ini pedangku!"

Permata biru jernih yang tertanam di gagang pedang pun bercahaya dan berubah menjadi ukiran marmer darah. (bagi yg baca bagian ini, silakan hujat eleon sepuas-puasnya, tpi dosanya ga saya tanggung🙏🏻 -stardust)

Pedang itu menemukan masternya yang dipenuhi kejahatan, dan mengakar di tangan kanannya Eleon, dan menghitamkan dagingnya.

"Aku ...!"

Rambut pirang kebanggaannya berubah menjadi hitam dan seluruh matanya berubah menjadi merah.

"Aku pahlawannya!" (note: kalo kalian pake font serif pasti kentara, nah, kalo pake tanda petik "" itu utk makhluk lain selain manusia ya)

Privileges by The World Building GodWhere stories live. Discover now