149 - 152. When Saving the Third Time Around (2) - (5) 𖥔

73 12 0
                                    

— 149. When Saving the Third Time (2) 𖥔 —

Ash pun bertanya penasaran.

"Kenapa itu pria tua?"

"Ada lah, hal seperti itu."

Ash dan aku pun menyemangati Thesilid.

"Semangat, Thesy."

"Semangat, Kak."

Gondola nya bergerak dengan cepat mengikuti arus, ditarik oleh Marlin raksasa 3 meter, saat pertarungan antara pria dan alam itu berlanjut.

Lalu, itu terjadi. Tiba-tiba, hujannya berhenti, dan pandanganku memburam.

Sistem
——————
[ Anda telah memasuki area 'The Fog of Delusion'. ]

"Ah, itu datang sekarang."

"Datang, apa itu?"

Kabut dingin yang menyeramkan itu pun mengelilingi area sekitaran seolah-olah seperti itu adalah napas dari sebuah hantu.

Marlin biru itu lumayan perseptif meskipun ia hanya seekor ikan. Seakan-akan menyadari bahwa ia sudah tersandung ke wilayah yang tak menyenangkan, ikan itu langsung berhenti.

Berkat itu, gondola ini berhenti di tengah-tengah laut berkabut di malam hari.

<Ailette.>

Pada saat Agnes memanggilku daripada memberikan peringatan, aku berkata.

"Sekarang, cowok-cowok, ini waktunya untuk menutup telinga kalian. Blessings of Protection." (tl/n: lagi ngerapalin mantra suci)

Tepat pada saat telinganya Thesilid dan Ash dilindungi oleh kekuatan suci.

Ahhh-! Aaaaa-!

Vokalis dari laut itu pun mulai memainkan musik dengan dengungan bersenandung.

Itu adalah lagu yang menggoda, keduanya indah dan menipu.

Kalau seorang pria mendengarkan itu, ia pasti akan menceburkan dirinya sendiri ke laut dalam keadaan gila. Tentu saja, sebagai wanita, itu tidak berpengaruh padaku.

Aku membuat Ash membungkuk di lantai dan menaruh tendanya untuk menutupinya.

Thesilid tak punya pilihan lain selain tetap diam di tempat karena dia berada di tengah-tengah pertandingan seumur hidup dengan Marlin biru.

Shhh! Shhh!

Air laut di sekitar perahu pun bergejolak liar membentuk pusaran.

Sejumlah ekor bersirip yang panjang itu terlihat sekilas lewat celah di air yang menyiprat, dan lalu tubuh bagian atas seorang wanita pun muncul ke permukaan.

«Halo, binatang buas di pulau.»

«Halo, halo?»

Tentu saja, mereka bukanlah wanita asli.

Sirip yang berkilauan itu menonjol dari tempat dimana seharusnya telinga terletak, bola mata mereka lumayan besar sampai bisa menempati keseluruhan putih di mata mereka, dan sisik ikan berkilauan di bagian kulit manapun.

Itu adalah fitur yang terpisah yang membuat mereka berbeda dari manusia.

Spirit dari laut, mereka adalah mermaid.

Meskipun ini adalah tempat yang terdemonisasi, mereka tidak terpengaruh oleh itu.

Bos yang menempati tempat ini lumayan jinak kecuali saat kau menyentuhnya, dan karena akal makhluk itu rendah, hidup berdampingan adalah hal yang memungkinkan di laut terbuka ini.

Privileges by The World Building GodWhere stories live. Discover now