chapter 47

154 13 1
                                    

Vali nampak tak peduli terhadap mori yang tengah di hakimi oleh tiga malaikat maut cantik. Dirinya sibuk menghabiskan makanan apapun didalam lemari pendingin.

Aksinya terhenti tatakala sebuah pedang dan tombak Cahaya tepat beberapa sentimeter dari lehernya.

"Vali kau tau kau seorang buronan" ujar kalawarna.

"Kau ingin mati yah" ucap akriel dengan nada dingin.

Vali mendengus. "Aku sedang lapar, aku akan pergi setelah kenyang. Sekian dan terimakasih" ucapnya.

Sementara keadaan mori sekarang tengah berada diluar apartemen dengan satu pisang.

"Hei kalian bercanda kan!" Teriak mori.

"Tidak! Kau tidak boleh kembali sampai batas waktu yang tidak ditentukan" balas suyi tak kalah berteriak.

"Tapi... Tapi" ucap Mori hampa.

Dirinya bernafas pasrah sebelum pergi menuju suatu tempat dengan random. Sial sekali pagi harinya.

❄️❄️❄️

Ditaman sesuatu yang mustahil terjadi yaitu issei tengah memikirkan masa depannya. Dia berniat ikut serta dalam ujian kelas tiga. Jika lulus dia akan lulus dari sekolah.

"Woy Issei!" Teriak mori dari kejauhan.

"Mori" teriak issei balik.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya mori.

"Aku... Ya.. sedang memikirkan masa depan. Aku tidak tau harus berbuat apa setelah nanti lulus" ucap Issei mengacak-acak rambutnya.

"Itupun kalau kau lulus" balas mori meremehkan.

Sontak aura suram keluar dari tubuh issei. Bahkan orang-orang disekitar yang lewat sweatdrop melihat itu.

"Aku tau!" ucap mori tiba-tiba. "Bagaimana kalau kita bukan sebuah toko roti" lanjutnya.

"Lalu dari mana modalnya?" Tanya Issei.

Mori menjentikkan jarinya, dari atas Issei turun hujan uang, membuat issei tenggelam.

"Uang!. Ini benar-benar uang" teriak Issei senang bukan kepalang.

"Yos ayo mulai" teriak mori penuh semangat.

"Ya" timpal issei tak kalah semangat.

Dan mulai lah aksi gabut mereka berdua yaitu membuka sebuah toko roti.

❄️❄️❄️

Mori, Issei, saji, Kiba dan Gasper telah selesai membersihkan sebuah restoran tua. Mereka membuat toko roti.

"Sekarang apa?" Tanya saji.

Tiba-tiba bel pintu berbunyi nampak seorang pria muda berumur 20 tahunan. Rambut hitam dan memakai kemeja putih bersih dengan lengan di gulung se siku.

"Apa kalian sudah buka?" Tanya tobio.

Seketika semuanya terdiam sejenak.

"Oh iya tentu saja" jawab Kiba.

Gapser membawakan senampan roti panggang yang masih mengeluarkan panas.

jin mori X high school dxd Where stories live. Discover now