Flashback

521 51 8
                                    

________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________
_____________________

Sepulang dari rumah sakit hari ini, Dewa langsung saja masuk kamar. Bahkan dia tak menyapa Pak Affranda yang tengah bermain dengan Arashi.
Pak Affandra tahu pasti ada yang tidak beres dengan putranya. Dia akan coba tanya pada Dhika. Apa ada sesuatu yang terjadi?

Dalam keadaan gelap, Dewa duduk di dekat jendela. Telinganya tersumpal earphone. Bahkan lagu yang biasanya sering dia putar saat sedih, gak bisa membuatnya baik-baik saja saat ini.

"Kenapa disaat seperti ini dia justru muncul lagi?"

FLASHBACK ON

Dewa hanya tak sengaja lewat tempat itu. Namun, ketua geng di SMP ini cukup terkenal sering bikin masalah. Melihat Dewa yang tak sengaja lewat langsung saja mencari kesempatan untuk merindingnya.

"Hey, sini Lo!"

Dewa diam saja. Dia gak suka cari masalah, tapi orang itu justru memberi masalah padanya. Dia menarik kerah seragam Dewa.

"Duit! Mana duit Lo?"

"Gak ada. Ada, tapi buat bayar iuran." Jawab Dewa jujur.

Anak itu memukul wajah Dewa. Menggeledah saku dan menemukan selembar uang lima puluh ribu.

"Wow! Untung banget gue hari ini! Mana lagi duit Lo?"

"Udah gak ada! Please balikin! Itu duit gue!"

Anak itu memukul Dewa lagi.

"Woi! Cowok yang sok jagoan di sana! Kalau mau gelut jangan sama anak cupu! Gak ada harga dirinya Lo! Tanding sama gue sini!" Seru seorang cowok yang terlihat bersandar di tembok.

Dewa kenal cowok ini. Dia anak kelas F. Anak ini juga tipe-tipe bad boy dilihat dari seragam yang dikeluarkan. Kalau gak salah namanya Dea. Mereka pernah satu tim pas MOS.

Dewa hanya diam melihat bocah nakal itu dijadikan samsak oleh Dea.

"Balikin duitnya! Sini! Gak usah sok jagoan Lo!"

Dea merebut uang itu lalu memberikannya pada Dewa. Dia juga membantu Dewa berdiri. Cowok itu mengambil tisu di sakunya dan menghapus darah yang keluar di sudut bibir Dewa.

"Gue antar ke UKS mau? Lukanya harus diobatin biar gak infeksi. Yuk. Bisa jalan kan?"

Dewa hanya mengangguk. Sebelum pergi Dea mendelik ke arah cowok perundung tadi.

"Awas Lo!"

Sampai di UKS, ternyata penjaga UKS nya sedang pergi. Dea berinisiatif buat mengobati Dewa.

"Gak usah. Gue obatin sendiri aja."

Dea tersenyum.

"Dengerin gue ya. Lain kali kalau ada orang modelan kayak dia, jangan takut. Lawan aja. Lo mau pukul, ya pukul aja. Dia salah kok. Hehehe...,tapi gue siap kok kalau mau bantu. Gue Dea. Lo?"

My Stupid Boy (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang