Fight

469 53 20
                                    

____________🔥🔥🔥__________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____________🔥🔥🔥__________

Hari ini libur nasional. Sekolah libur waktunya main. Katanya hari ini ada film bagus. Makanya anak-anak yang lain juga setuju mau nonton. Sambil menunggu jadwal film nya, mereka mampir buat ke cafe dulu. Sudah ada Raka,Xan dan Dhika yang datang. Dharma bilang dia agak telat sedikit. Ada perlu sebentar.

Oh ya.. Xan masih belum memberitahu Dhika soal Dharma. Dia gak tahu juga harus bilang atau gak. So, dia diam aja. Hanya saja diam saat tahu sesuatu bikin dia gak nyaman. Kemarin aja dia refleks agak sedikit menghindari Dharma. Padahal harusnya dia bersikap biasa aja kan ya.

Dharma mencari-cari sesuatu yang mau dia berikan buat anak-anak yang lain hari ini. Dia sempat pesen kalung buat mereka. "Kok gak ada ya? Gue simpen dimana sih? Udah tua kayaknya gue, bisa-bisanya gue lupa."

Dharma mencoba membuka mencarinya ke meja nakas. Siapa tahu aja ada di laci. Hingga dia menemukan hal yang selama ini dia sembunyikan rapat-rapat sudah tidak berada pada tempatnya lagi. Seingatnya dia belum sempat lagi membuka laci meja belajarnya. Dharma membuka kotak itu. Diary nya memang masih di sana, tapi letak foto polaroid di dalam sana sudah berganti posisi.
Dharma khawatir kalau orang yang membaca buku rahasianya itu adalah Xan. Soalnya hanya Xan yang menungguinya kemarin.

Xan kaget saat Dharma tiba-tiba menggebrak meja yang dia duduki. Begitu juga Raka. Dhika sedang di toilet sepertinya. Bahkan minuman mereka sampai tumpah.

'BRAKKKK!'

"Xan! Gue tanya sama Lo! Lo yang buka laci meja belajar gue tanpa izin?!" Bentak Dharma.

Xan melihat wajah Dharma yang penuh kemarahan hanya diam. Refleks dia merapat ke Raka.

"Lo kenapa sih? Datang datang kok marah-marah?!" Lerai Raka.

Dharma menarik Xan agar dekat dengannya. "Jawab Xan! Lo buka kotaknya?! Lo baca juga isinya?!"

"I..iya. Gue..gak sengaja. Cuma penasaran."

"Bukan karena gue deket sama Lo terus Lo seenaknya bongkar privasi orang! Gue juga punya hak buat dapat privasi dan Lo gak bisa seenaknya!"

Xan menatap Dharma.

"Seandainya gue gak buka itu, Lo bakalan sembunyiin ini seumur hidup Lo?! Apa yang katanya harus terbuka?! Bahkan Lo aja gak pernah terbuka sama gue?! Kenapa gak bilang?! Kenapa Lo gak pernah bilang kalau Lo..."

'Bugh!'

Dharma memukul wajah Xan.

"Dharma! Lo apa-apaan sih?!" Teriak Raka.

"Jangan pernah Lo sebut-sebut itu! Perasaan gue cukup gue yang tahu! Bahkan Lo gak berhak buat tahu!"

Setelah berkata seperti itu Dharma pergi.

Dhika yang balik dari toilet kaget melihat Xan yang ketakutan di pelukan Raka.

"Ada apaan sih?"

Raka menggeleng.

My Stupid Boy (Complete)Where stories live. Discover now