16.

7.8K 775 33
                                    

🥀🥀🥀

"Aku hamil"

Langkah dominant itu terhenti saat mendengar ucapan dari istrinya. "Kenapa bisa?" Tanya jaehyun tanpa berbalik.

"Kau melakukannya hampir setiap malam jae.."

"Aku menyuruhmu untuk meminum pil nya sialan! Dan kenapa bisa kau hamil hahhh...!!!" Teriaknya pada submisive manis itu.

"Ahh.. kau sengaja melakukan itu agar aku tak menceraikanmu? Iya? Kau tak ingin kembali miskin?!" Lanjutnya lagi dengan suara kerasnya.

Sementara di sisi lain jeno menatap kakaknya yang kini tengah tertidur pulas "malk Hyung.. bangun" ucapnya dengan menggoyang goyangkan tubuh Kakaknya.

"Eung.. Nono, malk Hyung mengantuk besok saja kalo ingin main" balas sang kakak membalikkan tubuhnya membelakangi adiknya.

Jeno kecil meremat tangannya saat mendengar suara ayahnya yang semakin kuat.

Kaki kecilnya mencoba turun dari ranjang yang lumayan tinggi, dan membuka pintu kamarnya secara perlahan.

Jeno berjalan ke arah sumber suara Dimana orang tuanya berdebat, mata si kecil membola saat mendapati apa yang ayahnya lakukan pada ibunya.

Ayahnya.. melakukan hubungan badan dengan ibunya tepat di depan matanya, untuk pertama kali Jeno kecil yang begitu polos melihat hal yang seharusnya tidak dilihatnya.

Bagaimana ayahnya terus menampar ibunya, memukul ibunya. Jeno hanya bisa diam melihat apa yang ayahnya lakukan.

Hingga matanya bertemu tatap dengan sang ibu yang menatapnya dengan lelehan air mata yang menetes.

"Jeno.. masuk ke kamar" lirih taeyong tanpa bersuara, Jeno kecil melangkah mundur kemudian berlari ke dalam kamarnya menutup pintu itu dengan kuat dan kembali masuk ke dalam selimut nya.

"Bubu.. baik baik aja.. hiks.. Daddy jahat.. bubu baik baik aja... Nono sayang bubu.." celetah anak kecil itu dengan tubuh yang bergetar.






























"Ya.. Jung Jeno...!!!"

Jeno tersentak saat mendengar bentakan itu dengan cepat mengangkat kepalanya dan melirik ke arah sumber suara.

"Kau tertidur lagi di kelasku! Sekarang keluar sampai jam pelajaran ku selesai!" Gertak guru itu pada Jeno.

Jeno membidikkan bahunya kemudian berjalan keluar dari kelasnya tanpa menjawab ucapan sang guru.

Jeno duduk di belakang gedung sekolah, mengambil sebatang rokok di sakunya dan menghidupkan rokok itu.

Dominant itu mendongak memandang langit cerah itu sambil menghembuskan asap rokok nya.

"Ternyata disini" ucap seseorang mengagetkan Jeno, Jeno menatap datar pada orang itu.

"Mau apa kau kesini?" Tanya nya membuang pandangan dari submisive itu.

"Aku juga di suruh keluar dari kelas, jadi aku mencarimu" ucap jaemin mendudukkan tubuhnya di samping Jeno.

"Apa masih ada sisa rokok lagi? Aku mau satu" pinta jaemin pada Jeno.

"Kau merokok? Kau itu submisive, tidak usah merokok" balas Jeno dengan datar.

"Lalu kenapa jika aku submisive, apa submisive tidak boleh merokok?"

Jeno menggeleng singkat "itu akan bahaya untuk mu"

"Lalu kau? Apa rokok itu tidak bahaya untuk mu?" Tanya jaemin, Jeno terdiam mendengarnya.

"Aku dan kau itu sama Jeno, rokok itu juga bahaya untuk mu asal kau tau.. jadi..."

Jaemin mengambil rokok itu dari mulut jeno kemudian mematikannya nya.

"Berhenti merokok" ucap jaemin setelah nya.

Jeno melirik ke arah submisive di sampingnya. "Apa hak mu mencampuri urusanku" ucap Jeno dengan tatapan tak suka pada Jaemin.

Jaemin menatap mata Jeno dengan dalam sebelum dominant itu memutuskan pandangan mereka.

"Jeno.. kau.. ada masalah ya? Jika ada masalah kau bisa bercerita dengan ku.. kau tau tubuh mu akan rusak jika kau terus merokok" ucap Jaemin dengan lembut menatap Jeno.

"Cih.." decih Jeno, bagaimana jaemin bisa tau? Pikirnya

Jaemin menghembuskan nafasnya pelan kemudian mendekatkan diri pada jeno dan memeluknya dari samping.

"Tidak apa apa.. aku tak akan menceritakan masalahmu pada siapapun.." ucapnya dalam pelukan itu.

Jeno yang menerima pelukan itu hanya terdiam, harusnya dia melawan, harusnya dia mendorong jaemin sekarang. Namun entah kenapa tubuh dominant itu mendadak kaku sekarang.

Elusan pada lengan Jeno terasa lembut. "Masalah apa Jeno? Bubu kamu ya.." tanya jaemin namun Jeno gak juga menjawab.

Jaemin melepaskan pelukannya kemudikan menangkup wajah jeno dan menatapnya.

"Jeno.. tidak apa apa.. Nana disini.. Nana akan bersama Jeno sampai kapan pun.. Nana tidak akan meninggalkan Jeno.." ucap jaemin menatap mata Jeno dengan dalam.

Jaemin mendekatkan dirinya pada Jeno, hingga... Cup..

Satu kecupan di kening jaemin berikan untuk dominant itu. "Jeno anak yang hebat"

Jeno terkaku saat mendengar ucapan jaemin, matanya berair, nafasnya sesak.

Dominant itu dengan refleks memeluk pinggang jaemin dengan erat membuat jaemin tersentak karena pelukan yang tiba tiba itu.

Jeno menangis keras dalam pelukan itu dengan jaemin yang terus mengelus rambut hitam sang dominant sambil mengucap kan kata kata semangat untuknya.








TBC

putra kecil taeyongOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz