11. ⭐

1.6K 272 17
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

***

"Kayaknya gue mau dijodohin deh."

Airlangga membisu.

"Lo.. lagi curhat ke gue?" Tanya Airlangga setelahnya.

"Brengsek memang Airlangga ini." Lelaki di seberang sana terkekeh.

"Lo mau nikah muda emangnya?"

"Kagak lah! Sebenernya bukan dijodohin sih. Lebih ke dikenalin? Ya gitulah. Tapi lo tau sendiri kan polanya? Macem Bang Adin dulu."

"Bokap lo emang demen jadi cupid. Nah, kenapa lo nggak curhat ke Bang Adin aja?"

"Bokap lo juga ye. Nggak ah, Bang Adin lagi pusing. Bebannya banyak."

"Jadi maksud lo, beban gue dikit gitu?" Airlangga mendengkus.

"Ya emang kan?" Angkasa tergelak.

"Kampret! Gue tutup aja ya, nggak penting soalnya. Mending gue tidur dibanding denger ocehan lo!" Cibirnya.

"Ngga. Gue.."

"Apa lagi?"

"Gue kayaknya liat dia deh.."

Tanpa bertanya pun, Airlangga tahu siapa dia yang dimaksud.

"Serius? Kapan?!"

"Beberapa minggu lalu, tapi nggak tau sih. Bisa aja gue cuma salah liat. Taunya bukan hahah,"

Tidak perlu melihat, Airlangga tahu adiknya tidak benar-benar tertawa di seberang sana.

"Dia.. bukannya ke Jogja ya waktu itu?" Tanya Airlangga hati-hati.

"Entahlah."

Airlangga bingung harus membalas apa.

"Gue masih cinta sama dia Ngga. Masih sampe sekarang.."

"Sa, jawab pertanyaan gue dengan jujur. Lo yakin itu cinta kan? Bukan rasa bersalah lo?" Airlangga menyugar rambutnya.

Hening.

"Gue tutup dulu ya Ngga, masih ada kerjaan yang belom selese. Lo sehat-sehat disana."

Sambungan terputus.

Lagi.

Lagi-lagi Angkasa melarikan diri.

***

Alisa mematut penampilannya di cermin. Kayaknya udah oke, Batinnya.

"Udah cantik kok," Komentar salah satu karyawannya dari belakang tubuhnya.

Alisa berbalik. "Nggak aneh kan ya?"

"Enggak kok, cocok. Lo mau pergi kemana Mbak?"

Alias mengangguk. "Mau fitting hehe,"

Rani melirik ke depan. "Ohhh pantesan ada mobil di pinggir jalan bukannya parkir di halaman. Ciyee mau ketemu Paksu ciyee.." Ucapnya dengan senyum menggoda.

"Paksu Paksu, belum juga nikah. Udah ya, aku titip toko. Dah!"

Alisa berjalan dengan terburu-buru.

"Lama."

Baru saja Alisa masuk, sebuah komentar datar sudah menyapanya.

"Maaf Mas,"

Adinata berdecak. "Ini jangan lama-lama, saya ada rapat dua jam lagi. Lagipula, bukannya semuanya udah diurus?"

Estrela || Jeno-KarinaWhere stories live. Discover now