36. ⭐

1.4K 324 154
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

Bacanya pelan-pelan ya🤗

***

Sudah beberapa hari ini, syuting Diantara Dua Hati kembali dilanjutkan. Kalian mungkin tak mempercayai ini, tetapi Dimitri meminta maaf pada Kaluna secara langsung. Entah dari hati atau tidak, Kaluna tak peduli. Dirinya hanya ingin syuting series ini berakhir dengan cepat. Yang anehnya lagi, Iriana sangat ramah kepadanya. Ramah dalam artian yang sebenarnya. Wanita itu mengajaknya untuk latihan suatu adegan dan memberinya beberapa masukan yang sangat dibutuhkan aktris baru seperti Kaluna.

Selagi menunggu riasannya selesai, Kaluna membolak-balikan lembar naskah di hadapannya. Dan lagi-lagi pikirannya berkelana pada Airlangga. Kaluna mendengkus. Dirinya sangat kesal karena ia begitu merindukan lelaki itu. Padahal kemungkinan besar Airlangga menjalankan aktivitasnya seperti biasa tanpa merasa hampa seperti dirinya.

"Kak, sepuluh menit lagi ya!" Seorang kru berteriak dari ambang pintu ruang tunggunya.

Kaluna mengangguk. "Iya."

Siang ini, mereka harus mengambil gambar di restoran keluarga. Adegan dimana akhirnya sang istri sah bertemu dengan selingkuhan suaminya.

"Santai aja Lun, jangan gugup." ujar Iriana perhatian.

"Iya, Kak."

Setelah beberapa saat, kata pamungkas dari sang Director terlontar.

"Action!"

"Ah, jadi begini rupa perempuan yang menghancurkan rumahtangga orang lain."

Kaluna menunjukkan ekspresi keangkuhan. "Kenapa? Cantik, ya?"

Iriana mengangguk. "Cantik kok. Tapi sayang, hatinya busuk."

Kaluna tertawa sinis. "Nggak papa hatinya busuk, yang penting suami Mbak cintanya sama saya."

"Benar. Karena itu, saya memilih untuk berpisah. Saya tidak sudi melanjutkan hidup dengan seorang bajingan."

Kaluna tertawa lagi. "Bukan memilih Mbak, memang kamu tuh dibuang."

"Jangan sombong dulu, saya aja akhirnya diduakan. Apalagi kamu yang tidak punya apa-apa."

"Mbak diduakan karena tidak becus menjadi istri. Mbak gagal memuaskan suami Mbak sendiri. Karena itulah suami Mbak memilih saya."

Iriana hanya diam menatapnya.

"Mungkin anak Mbak juga merasakan hal yang sama. Hati-hati Mbak, anaknya bisa aja nyaman sama saya dan meninggalkan Mbak–"

BYUR!

Tidak hanya Kaluna. Hampir seluruh orang yang ada di sana terbelalak kaget. Bagaimana tidak? Iriana menyiramkan segelas minuman yang ada di hadapannya ke wajah Kaluna. Demi Tuhan, Kaluna tidak akan terkejut jika ini memang ada di dalam script. Tapi tidak! Seharusnya Iriana menamparnya, bukan menyiramnya seperti ini.

Karena tak ada teriakan apapun dari sang Director, Kaluna berusaha mengikuti alur yang dibuat Iriana dengan sebaik mungkin.

"Kamu boleh mengambil suami saya. Tapi jangan harap kamu bisa mendapatkan anak saya. Tidak, tidak akan! Saya permisi." Iriana berkata dengan tajam lantas pergi meninggalkan Kaluna yang memberikan sorot kebencian yang nyata.

"Cut!"

Suara tepuk tangan terdengar. Ryan lah pelakunya. "Bagus, bagus sekali Iriana! Improvisasi kamu bagus sekali!"

Kaluna menunduk. Menahan dirinya untuk tidak menangis. Sebuah handuk tersampir di kepalanya.

"Sabar ya, Mbak. Gue bantu nyumpahin kok, dalam hati." bisik Yesya dengan amarah yang tertahan.

Estrela || Jeno-KarinaWhere stories live. Discover now