19. ⭐

1.2K 250 43
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

***

"Cengar-cengir terus tuh sohib lo,"

Bisikan Febri membuatnya mendengkus malas.

"Orang gila biarin aja." Balas Airlangga sekenanya.

"Gue denger ya," Sahut Leon dengan lirikan sebal. "Kalian nih iri ya? Fans gue emang bertebaran. Kalian denger kan teriakan pas kita tanding tadi siang? Buset, satu stadion teriak Leon semua." Lanjutnya jumawa.

"Iyain."

"Bilang aja lo iri kan, Ngga? Lo sedih kan, bokem kesayangan lo nggak dateng?" Leon menaikturunkan alisnya dengan raut menyebalkan.

"Siapa juga yang berharap bokem dateng? Kenapa lo suka bahas dia deh? Naksir lo?" Balas Airlangga tak terima.

"Lo nggak usah cemburu gitulah, bokem memang cantik, tapi dia bukan tipe gue." Leon mengedikkan bahunya tak acuh.

Febri menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gue mau kasih saran aja nih ya. Kalian berdua boleh rebutan harta dan tahta, tapi tidak dengan wanita.. chuaksss"

"Berisik lo jamet!" Leon menoyor kepala Febri.

Airlangga menatap keduanya malas. Tangannya tanpa sadar masuk ke dalam saku jaket timnasnya—tempat dimana jimat keberuntungan yang diberikan Kaluna berada. Ia menggenggamnya benda itu dengan erat. Meski perempuan itu tak datang menontonnya langsung, keberadaan benda ini sudah mewakili dukungan yang diberikan Kaluna.

Airlangga mengerjap. Apa-apaan pemikirannya tadi?

"Eh tau nggak, tadi ada atlet Vietnam yang cakep cuy! Kayaknya doi atlet renang deh!" Febri berkata dengan antusias.

"Sumpah? Mau liaaaaatt. Opening jam berapa sih? Jangan bilang ngaret etdah," Decak Leon.

Sudah menjadi rahasia umum jika event regional atau internasional seperti ini, menjadi tempat para atlet memadu kasih. Entah hanya cinta satu malam atau akan bermuara menjadi komitmen seumur hidup.

Baru saja Airlangga ingin berkomentar, getaran di saku celananya mengalihkan perhatiannya. Ia mengulum senyum ketika melihat nama yang tertera di layar gawainya.

"Hai Sa, lo mau ngucap–"

"Ngga. Gue.. ketemu dia." Potong Angkasa dari ujung sana.

Dadanya bergemuruh. "Sa? Lo dimana sekarang?"

"Sa?"

"Di mobil. Gue mau nganterin Helen pulang." Balasnya lirih.

"Abis itu?" Desak Airlangga.

"Nggak tau..."

Airlangga menyugar rambutnya dengan frustasi. "Jangan minum Sa, please. Gue nggak bisa nemenin lo sekarang.."

Angkasa terkekeh pilu. "Lo nggak usah khawatir Ngga. Gue nggak papa."

"Sa–"

"Gue matiin, Helen udah dateng. Bye!"

"SA!" Teriaknya tanpa sadar.

Tak hanya Leon dan Febri, beberapa teman satu teamnya yang lain menoleh ketika mendengar teriakannya barusan. Namun Airlangga tak peduli, pikirannya hanya tertuju pada Angkasa seorang.

***

Alisa melirik suaminya yang tengah berdiri di samping sofa yang tengah ia duduki. Saat ini Alisa sedang menonton acara memasak di TV. Jujur saja, kehadiran suaminya sedikit mengusik fokusnya. Terlebih lelaki itu mondar-mandir tak jelas di sekitarnya. Netra suaminya berulangkali menatap jam dinding dan layar TV secara bergantian.

Estrela || Jeno-KarinaWhere stories live. Discover now