39. ⭐

1.4K 301 125
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

***

"Nama."

"Airlangga."

"Nama panjang."

Airlangga berdeham. "Airlangga aja."

Alis Chandra menukik. "Kamu tidak punya nama belakang?"

Airlangga menggeleng. "Tidak, Pak." bohongnya.

"Apa yang membuat kamu menyukai anak saya?"

Karena dia aneh. "Tidak ada alasan khusus. Tetapi Kaluna memberikan warna pada hidup saya yang monoton." jawabnya.

"Gombal."

Airlangga hanya tersenyum kaku.

"Kamu ada niatan serius sama anak saya? Menikah, misalnya." todong Chandra lagi.

"Hubungan kami baru saja berjalan, untuk saat ini, pernikahan belum terlintas di pikiran saya. Tetapi saya serius dengan anak Anda."

"Kamu tidak ingin menikahi anak saya." simpulnya.

Airlangga menggeleng. "Baik saya dan Kaluna masih cukup muda untuk menikah. Kami berdua juga masih memiliki mimpi yang belum terwujud. Saya hanya berpikir realistis, bukan berarti tidak ingin menikahi anak Anda. Saya hanya ingin menjalaninya bersama Kaluna dengan hati-hati, tanpa terburu-buru." jelasnya.

Chandra menatapnya lama. "Kamu benar juga. Saya juga tidak akan memberi restu jika kamu melamar Luna sekarang. Saya sama sekali belum bisa membayangkan anak itu menikah. Dia masih butuh banyak pengalaman dalam hidupnya sebelum terikat dengan seseorang. Tapi pesan saya, tolong jaga dia. Jika sampai kamu menyakiti dia, habis kamu." ucapnya sarat akan ancaman.

"Baik, Pak. Saya akan melakukannya semampu saya."

Hening.

"Apa pekerjaanmu?" tanya Chandra lagi.

"Saya atlet voli, Pak."

Pria paruh baya itu manggut-manggut. "Masuk timnas tidak?"

"Saya sudah di timnas selama empat tahun." balasnya.

"Kalau saya memiliki waktu luang, mungkin saya akan menonton pertandingan kamu."

Airlangga tersenyum simpul. "Terima kasih, Pak."

"Sedang ada kejuaraan atau tidak?"

"Sebulan lagi kami akan berangkat ke Vietnam untuk AVC Challenge Cup."

Chandra terkekeh. "Kamu harus menyiapkan banyak hal saat berpamitan pada Luna nanti." ucapnya penuh makna.

Tiba-tiba perasaannya tidak enak. "Kenapa?" tanya Airlangga.

Chandra mengangkut bahu. "Kamu akan tahu nanti."

Airlangga merutuk dalam hati.

"Airlangga?" panggil Chandra tiba-tiba.

"Ya?"

"Entah kenapa kamu mengingatkan saya pada seseorang. Saya seperti pernah melihat kamu sebelumnya." ujarnya sembari menatap Airlangga.

Airlangga menyembunyikan kegugupannya dengan cepat. "Kata orang wajah saya memang pasaran, Pak." kekehnya.

"Ah ... mungkin iya." balas Chandra dengan kekehan meski dirinya tak puas.

Di sisi lain, Kaluna baru saja selesai makan dan disuapi oleh sang ibu. Yah, meski hanya beberapa suapan saja yang berhasil masuk.

"Papa udah nyuruh orang buat ngurus anak itu." ujar Gayatri.

Estrela || Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang