Eps. 5

93 10 1
                                    

Deg!

Atapnya hancur. Dindingnya berlubang. Sebagian lantainya banyak yang ambruk. Ini adalah sebuah bangunan tua. Letaknya bukan di tengah hutan, tapi... lembah gunung!?

Srak! Brug!

Sesuatu baru saja terlempar dari arah belakangku. Sesuatu seperi baru saja pergi dengan sangat cepat. Bukan lari. Melainkan seperti menghilang. Atau mungkin menjelma menjadi sesuatu yang tak kasat. Terlalu cepat. Sampai aku tidak bisa mengenali sosoknya. Tempat ini sangat gelap. Aku nyaris tidak bisa melihat apapun. Hanya mengandalkan biasan cahaya bulan dari atap-atap yang berlubang.

Aku pun berjalan perlahan mencoba mendekati asal suara tadi.

Terlihat seperti sebuah koper. Terciun bau anyir yang sangat pekat begitu aku mendekat.

Aku terdiam memperhatikan koper itu. Aku yakin ada sesuatu didalamnya.

Mungkinkah ini adalah perbuatan dari sosok berjubah hitam berpayung merah?
Jika benar, kenapa ia menunjukkannya padaku?
Lalu dimana ia sekarang setelah berhasil membawaku ke tempat aneh ini? Apakah aku akan menjadi giliran yang selanjutnya untuk berada di dalam tempat yang sama seperti sesuatu didalam koper itu?

Crusssshhhh!!!!

Hujan mengguyur sangat lebat membasahi tubuhku. Aku tak lagi berada di tempat aneh tadi melainkan berdiri tepat dimana biasanya sosok berjubah berdiri bersama dengan payungnya di depan sebuah jalan sempit. Tak ada kendaraan yang berlalu lalang. Semua toko telah tutup.

"MARSHA!!" Seseorang meneriakiku bersamaan dengan sebuah truk damkar yang tiba-tiba muncul dari arah kanan dan melaju cepat seperti tidak terkendali. Kemudian dari arah kiri sebuah motor sport hitam juga tengah melaju kencang.

"MARSHA!!!" Lagi. Suara teriakan itu kembali terdengar bersamaan dengan suara tubrukan dari dua kendaraan tadi. Tubuhku pun seperti ada yang memeluk.

Aku memejamkan mataku dalam beberapa saat. Ketika membukanya lagi aku tak menemukan adanya siapa-siapa di dekatku. Jalanan juga tampak lengang seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Rasanya seperti hal yang terjadi barusan hanya ada dalam imajinasi di kepalaku saja. Kalu diingat-ingat sepertinya sudah lama sekali aku tidak mengalami hal-hal aneh seperti ini dalam lima tahun terakhir.

Karena sudah terlanjur basah kuyup, aku memilih untuk lanjut berjalan saja menuju rumah. Aku tidak perlu merasa khawatir dengan barang-barang penting milikku didalam tas. Ia aman disana.

Yang ada dalam benakku saat ini hanyalah;

Bangunan tua.
Sebuah koper.
Bau darah.
Suara asing namun familiar.
Sosok berjubah hitam berpayung merah yang selama ini kulihat.

Dan... ditambah dengan seseorang misterius yang tiba-tiba datang memelukku. Terlebih, ia juga tahu namaku. Ini aneh sekali.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Dan, apa hubungan dari gabungan semua itu?

___________

Tunggu. Sepertinya ada yang janggal.

Ini sudah lebih dari seminggu aku tidak dihadang oleh orang-orang yang biasa memukuliku. Tidak, aku sama sekali tidak berharap untuk kembali dipukul oleh mereka. Hanya saja ini tidak seperti siklus yang biasanya. Mereka akan selalu datang setiap setidaknya satu kali dalam seminggu. Tapi tidak dengan kali ini. Aku tahu aku mesti senang dengan hal ini. Tentu saja. Tapi aku juga tidak bisa menyembunyikan kejanggalan ini. Aku tidak perlu peduli jika sesuatu yang buruk menimpa mereka. Hanya saja ini aneh menurutku.

Srak!

Lagi-lagi menginjak kertas. Sialan.

Kertasnya bahkan tampak kering sebelum kulepaskan dari telapak sepatuku.

They are death.

Aku mengernyit.

Mereka siapa?

"Hoh!?" Aku membulatkan mulutku sembari melihat ke sekitar. Sepi. Benar-benar sunyi tak ada seorang pun kecuali aku.

Apa ini maksudnya mereka telah dibunuh!?

Heh!?

Kenapa ada banyak sekali darah di tanganku!?

Tidak. Aku tidak bisa berjalan dengan tangan--- pakaianku bahkan berlumuran darah!?

Sial. Aku tidak mengerti ini tapi aku harus segara cepat sampai rumah sekarang!

___________

Aku mengistirahatkan tubuhku dengan duduk bersandar di sofa sambil meminum kopi kaleng dingin dari kulkas. Aku lapar. Tapi tak ada makanan yang tersisa. Aku tak bisa membeli apa-apa saat ini. Uangku telah habis untuk sewa bulanan apartement selama 6 bulan kedepan.

"ARRRRRGGGGHHH! KERTAS SIALAN!? APA YANG SEBENARNYA KAU INGINKAN DARIKU BRENGSEK!?" Aku berteriak histeris sembari mengeluarkan emosi yang sejak dari kemarin-kemarin kutahan. Tak masalah. Tak ada yang tinggal di lantai yang sama denganku. Bahkan lantai atas dan bawah seperti sengaja dikosongkan oleh si pemilik gedung.

Tulisan yang sama.

"All right. I lost. I give up. I will obey your wishes." Putusku pada akhirnya.

Crat!

Sepercik darah tiba-tiba mengenai wajahku. Dari mana as---

SEJAK KAPAN ADA MAYAT TERGANTUNG DI DALAM KAMARKU!?

•••









Ditulis, 16 Maret 2023

Past Recording [48] | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang