bagian 5

41 4 3
                                    

"hai, Arkana kamu ngapain ke kelas aku?" Ceca menghadang jalan Arkana di depan pintu kelas.

"Mau ngajak aku ke kantin, ayokk tadi aku di ajak sama jeslin tapi dia udah duluan sama Alya jadinya aku di tinggalin deh tapi untung ada kamu jadi aku gak bingung lagi ayok." Ceca yang ingin menggandeng tangan Arkana tak jadi karena sudah di hempasan oleh pemiliknya.

"Gue gak mau ke kantin, elo aja sendiri." Ujar datarnya. Dan berjalan menuju Jasmine yang berkutat dengan buku novelnya.

"Loh Arkana kamu mau kemana, jadi kamu gak niat nemuin aku?" Ucap ceca, mengekori Arkana dari belakang.

"Hai, tumben gak ke kantin?" Arkana Duduk di tempat Tiara yang untungnya si pemilik bangku sedang tidak ada.

Jasmine masih fokus membaca tidak menyadari Arkana yang berada di sampingnya.

"Sayang." Panggil arkana mengelus rambut panjang Jasmine, sampai sang empu sedikit terganggu dan menutup bukunya.

"Arkana, kamu apa-apaan sih kok malah mesra-mesraan sama dia." Dumel ceca pelan.

Jasmine menatap Arkana juga ceca secara bergantian dan tiba-tiba saja teringat dengan perkataan sena yang katanya akan di jodohkan dengan pacarnya ini.

Jasmine sedikit menjauh dari Arkana, "kenapa?" Tanyanya.

Seolah-olah melupakan kejadian pagi yang tidak amat bersalah dan kini dengan tak bersalah Arkana tersenyum dan melupakan sesuatu.

"Kantin yuk." Ajak Arkana memainkan rambut Jasmine.

"Ihh, Kana aku ajak kamu ke kantin kamu nolak tapi kamu sama cewek ini malah ngajak." Cemberut ceca.

Jasmine meringis mendengar nada sok imut ceca dan ceca memanggil nama Arkana dengan sebutan nama masa kecilnya.

"Aku lagi gak mau ke kantin, meding kamu aja sana ajakin tuh dia mau ke kantin." Jasmine mengepalkan tangannya di atas rok nya, untuk mendengarkan saran dari Tiara dan untuk tidak peduli dengan cowok di depannya ini.

"Kamu..., Nah yuk sama aku aja, dia gak mau sok jual mahal banget." Sela ceca.

Jasmine menghela nafas panjang dan tersenyum dengan sangat amat paksa, "bukanya jual mahal tapi gak mau ke kantin aja dan ga mau mengganggu hubungan mesra kalian." Ujarnya.

Jasmine merasakan jantungnya berdetak lebih kencang, sedangkan Arkana yang mendengar itu tak suka.

"Hey maksud kamu apa sih?"

Jasmine menatap pintu masuk kelas, Tiara sedang berdiri di situ dan tanpa berlama lagi jasmine berdiri dan berjalan ke arah tiara, sebelum jalan Jasmine berucap, "selamat bersenang-senang kalian berdua."

Dan di kelas hanya ada ceca juga Arkana yang menatap nyalang ceca, "elo ada ngomong apa sama dia?" Arkana mencekram tangan ceca dengan kencang.

"A-apa maksud kamu a-arkan, s-sakit lepas!"

"Lo bilang apa aja sama orang-orang di sini!" Tekan Arkana.

"A-aku gak bilang apa-apa, lepas sakit kamu kenapa sih." Ceca memberontak.

"Elo tau, dia cewek gue jadi kalo elo bikin masalah atau ngomong hal-hal lain tentang gue dan elo yang palsu, elo harus tanggung akibat!"

"Arkana gak bisa gitu doang kata papa kita mau di jodohkan ak-- akkhhh sakit!" Ceca tak melanjutkan ucapannya karena kedua pipinya di cengkram.

"Gue gak akan setuju dan gak akan pernah setuju ngerti!" Ujarnya setelah itu melepaskan cengkeramannya dan pergi meninggalkan ceca yang terduduk sendiri sambil menangis.

Sedangkan sedari tadi jeslin dan Alya menguping di balik pintu masuk itu pun tak sengaja, pas mereka berdua yang ingin kembali ke kelas.

"Gila, jiwa-jiwa sadis si Arkana udah keluar." Celetuk Alya.

"Tapi kasihan juga tuh anak, nangis lagi." Ujar cesa masih mengintip di balik pintu.

*****

"Lo fine?" Tanya Tiara.

"I'm fine sangat fine." Ujarnya tersenyum pada Tiara memastikan kalo tidak terjadi apa-apa.

"Syukur lah,"

"Oh iya, mau ikut anak-anak gak ke cafe Deket sini biasa lah nongki gitu." Ucap Tiara.

"Ayok lah kali-kali ikut, seru tau dapat teman baru." Ajaknya.

"Emm.. nanti gue pikirin deh." Tiara mengangguk saja dan memberikan roti dan susu pada Jasmine yang menitip makanan.

Sedangkan di sisi lain...

Arkana yang baru datang dengan wajah memerah dan memukul tembok dengan kencang tak peduli berdarah atau pun sakit.

Masih dengan emosi berngbu-gebu Arkana tetep menonjok tembok sambil bergumam 'bodoh'

Sedangkan teman-temannya menatap aneh ketuanya, "gila, si arkana kenapa dah kaya orang ke setanan" bisik Celo pada Abi.

"Ger bantuin tuh." Toel Bagas pada Gery yang sedang main headphone.

"Kenapa gak elo aja." Ujarnya.

"Eh, si ngab kalo gue yang berentiin gue yang bonyok." Ucap Bagas.

Gery hanya mendengus saja dan melanjutkan dengan kegiatannya, "ck, malah diem aja nanti dia berubah jadi MACAM ANJING, astagaaa bikin gue jantungan aja nih orang." Gumam Bagas mengelus dadanya.

Yang ternyata dia reflek teriak tiba-tiba Arkana melemparkan rokok pada Bagas dan duduk di sampingnya dengan wajah masih memerah.

"Phhfff Lo kenapa gas?" Tanya Celo.

"Sabar bos, tarik nafas huff... Cerita bang." Ujar Bagas.

"Btw Lo pada tau gak kalo si Arkana tadi pagi berangkat bareng cewek." Bisik Abi.

"Iya lah kan cewek itu Jasmine gimana sih." Bisik Celo.

"Bukan ngoebb, cewek anak baru katanya dan gue yakin si bos lagi marahan sama Bu bos." Bisik pelan Abi.

"APA!" Reflek Celo menutup mulut.

"Eh gak anu nih si Abi nawarin cewek ke gue kan bi." Celo bergidik ngeri ditatap tajam oleh orang-orang di depannya.

"Ha, kapan kan kita lagi ngomongin si bos sama Bu bos yang kaya berantem." Ujarnya jujur, celo menahan nafas dan mengusap wajahnya temanya ini tidak bisa di ajak kerja sama.

"Tololl." Gumam Celo.

Gimana-gimana sama part ini ayok dong vote sama komen biar author rajin upload nih hehe gak butuh pembaca gelap nih!!

Jasmine Where stories live. Discover now